Dengan dimulainya liburan Golden Week pada hari Sabtu lalu, sejumlah tempat wisata di Jepang makin ramai dikunjui wisatawan domestik dan mancanegara. Tidak hanya tempat wisata, sejumlah jalan, kafe, pantai , dan tempat umum lainnya kian dipenuhi makhluk berkepala yang jumlahnya tak bisa dihitung. Namun dibalik liburan seminggu penuh ini, ada sebagian individu dan kelompok yang harus merugi karena kehilangan pendapatan atau keuntungan tiap harinya.
Di Toyosu Market yang berada di Koto Ward, Tokyo, seorang karyawan dari Konosu, Prefektur Saitama, datang ke pasar tersebut untuk melihat pelelangan ikan yang sudah dibuka sejak Oktober. “Aku sangat menantikan tawar-menawar yang sengit. Aku kesini dengan keluargaku, terima kasih kepada liburan 10 hari ini,” ujarnya dengan senyuman. Pasar ikan ini akan tetap buka selama 5 hari dalam Golden Week ini.
Sejumlah restoran yang menyajikan menu otentik Kyoto di distrik Ginza banyak yang membeli keperluan mereka di Toyosu Market. Barang yang biasa mereka beli tidak jauh dari bahan makanan dari laut, seperti kepiting , belut, sejumlah jenis ikan dan sejumlah bumbu-bumbu lainnya. Salah satu pemilik kios yang menjual bahan-bahan ini menyatakan, “Jika kami memiliki pesanan, kami akan tetap buka, walau itu hari liburan atau tidak.”
Sebuah area di Tokyo Skytree di Sumida Ward, Tokyo diramaikan oleh festival Koinobori untuk perayaan hari anak. Seorang karyawan swasta berusia 32 tahun yang berasal dari Makubetsu, Hokkaido menjadi salah satu dari pengunjung festival tersebut dan membeli souvenir serta hadiah yang dilabeli tulisan “Reiwa”. “Era Reiwa akan datang saat aku kembali bekerja nanti setelah liburan. Ini akan menjadi hadiah sempurna,” ujar karyawan tersebut.
Nasib kurang baik dialami oleh salon bernama The Dolce yang berada di Taito Ward, Tokyo. Sejak hari Sabtu lalu, mereka hanya mendapatkan satu orang pelanggan dan tidak ada reservasi dari pelanggan langganannya selama Golden Week. Pemilik salon mengatakan, “Mungkin ini dikarenakan banyak orang yang pergi berwisata. Aku tidak berekspektasi banyak pelanggan datang saat Golden Week.”
Kemudian, sebuah toko baju bernama Oshare no Mise Pearl juga hanya didatangi satu orang pelanggan pada hari Sabtu lalu. “Tidak banyak lalu lalang pejalan kaki di depan toko kami hari ini. Aku tidak senang dengan liburan 10 hari ini,” ujar pemilik toko, Hisae Fukuzawa (74) dengan kesal.
Tidak hanya dari para pengusaha, seorang pria berumur hampir 30 tahun yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan freelance di perusahaan IT bekerja dengan upah 1000 yen per jam. Namun dikarenakan liburan Golden Week ini, ia harus kehilangan ratusan ribu yen karena perusahaannya meliburkan operasi mereka hingga Senin depan. “Tak peduli berapa banyak yang bisa aku kurangi (pengeluarannya), aku akan tercekik pada akhir bulan Mei nanti. Tidak ada yang bisa kulakukan selain berdiam diri di rumah,” ucap ia dengan pasrah.
Gambar: Asian Absolute, GaijinPot
Sumber: Japan News