Sekitar 12.751 orang dilarikan ke rumah sakit dikarenakan masalah panas yang berkepanjangan di Jepang sejak 5 Agustus lalu. Dikonfirmasi oleh Badan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jepang hingga 11 Agustus, 23 jiwa melayang dikarenakan terkena pitam panas di seluruh Jepang.
Jumlah korban dari panas yang menyengat tersebut menyentuh 10.000 orang dalam dua minggu berturut-turut. Pada minggu sebelumnya (29 Juli-4 Agustus), korban panas ekstrem mencapai 18.347 orang. Data awal menunjukan panas ekstrem ini makin menjalar ke seluruh bagian Jepang.
Dari yang dilarikan ke rumah sakit, 400 orang menunjukan gejala parah yang membutuhkan setidaknya tiga minggu perawatan sebagai pasien rawat inap. Sementara itu 4.554 orang tercatat hanya membutuhkan perawatan di rumah sakit dalam jangka waktu singkat.
Dalam kelompok umur 65 tahun ke atas, tercatat terakumulasi 54,9% dari total korban pitam panas tersebut. 23 orang yang meninggal dunia tercatat di 20 prefektur diluar ibukota. Sementara itu di Tokyo memiliki jumlah orang terbanyak yang dilarikan ke rumah sakit dengan total 1.456 orang. Prefektur Saitama duduki peringkat kedua dengan dengan total korban 977 orang, dan Prefektur Osaka di posisi ketiga dengan 897 orang.
Suhu di kota Joetsu, Prefektur Niigata meningkat hingga 40,3 derajat Celcius di sepanjang pantai disana. Angka ini merupakan suhu tertinggi yang pernah tercatat pada tahun ini di Jepang. Di prefektur yang sama tepatnya di kota Sanjo, suhu mencapai 39,5 derajat Celcius. Suhu lebih dari 37 derajat Celcius tercatat di kota Yamaguchi (Prefektur Yamaguchi), Tottori (Prefektur Tottori), dan Fukusaki (Prefektur Hyogo).
Jepang juga kini tengah bersiap dengan badai tropis bernama “Krosa” yang bergerak dari wilayah utara Hokkaido, menuju Laut Jepang dan melewati kota Hiroshima dan Miyazaki. Dikarenakan badai ini, Japan Airlines membatalkan 62 penerbangan domestik dari dan ke bandara di bagian selatan Jepang seperti Bandara Miyazaki dan Tanegashima.
Sumber: Japan Today, Japan Times, Eco Watch, Wunderground