Memasuki musim panas, Jepang harus dilanda fenomena alam mulai dari badai dari sisi timur dan yang terkini adalah pitam panas. Dilansir dari NHK, sekitar 6.600 orang harus dilarikan ke rumah sakit setelah menderita heat stroke akibat dari temperatur panas berkepanjangan di minggu pertama bulan Agustus. Di beberapa tempat di Jepang juga dilaporkan temperatur udaranya telah menembus angka 40 derajat celcius.
Menurut Badan Pemadam Kebakaran Nasional Jepang, terdapat 6.664 orang harus dilarikan ke rumah sakit akibat menderita heat stroke pada tanggal 3 hingga 9 Agustus 2020. Kenaikan angka ini mencapai 3238 orang dari minggu sebelumnya (27 Juli-2 Agustus).
Sekitar 10 orang dinyatakan meninggal dunia akibat temperatur panas ini. Kemudian sekitar 2610 orang menderita sakit parah, dan 396 orang mengalami penyakit ringan. Dari keseluruhan penderita heat stroke ini, 60% didominasi oleh individu dari kelompok tua (65 tahun ke atas), Sementara 30% diderita kelompok umur 18-65 tahun, dan 10% diderita umur 0-7 tahun.
Jika dikategorikan berdasarkan prefektur, maka Metropolis Tokyo menempati posisi pertama dengan jumlah 668 jiwa. Posisi kedua diduduki Prefektur Saitama dengan 484 jiwa, kemudian ketiga diduduki Prefektur Aichi dengan 417 jiwa, dan posisi keempat diduduki Prefektur Osaka dengan 412 jiwa.
Pada hari Selasa, 11 Agustus 2020, di kota Isesaki dan Kiryu di Prefektur Gunma, tercatat temperatur tertinggi di Jepang mencapai 40,5 celcius. Angka ini juga menjadi angka temperatur tertinggi yang tercatat di Jepang pada tahun ini. Sementara itu di kota Hatoyama, Prefektur Saitama, tercatat temperatur setinggi 40,2 celcius. Kemudian di daerah Metropolis Tokyo temperatur tertinggi tercatat hingga 39 derajat celcius.
Menurut Badan Meteorologi Jepang, kombinasi antara angin dengan tekanan tinggi, dan angin bersifat kering dan panas yang tertiup turun dari pegunungan atau biasa dikenal sebagai angin Fohn, menjadi alasan mengapa temperatur panas ini dapat menembus rekor tertinggi.
Kementerian Kesehatan Jepang memberikan saran bagi semua warga untuk melepas masker untuk menghindari heat stroke jika berada di luar dan sudah menjaga jarak dengan individu lain. Kementerian juga mengingatkan untuk terus meminum air di kala beraktifitas di luar atau dalam rumah.
Sumber: NHK, Japan Times