Escape Room, Saat Permainan Melarikan Diri Berubah Jadi Jebakan Maut

Posted on

Film yang mengangkat tema jebakan maut sudah banyak diangkat ke Hollywood, tren ini dimulai dari serial Saw dan baru-baru ini kami disuguhi Escape Room yang digarap oleh Adam Robitel. Premisnya masih sama, beberapa orang dikurung di satu tempat dengan jebakan mematikan yang menanti.

Para Penyintas Tunggal

Film ini dibuka dengan enam orang yang menerima undangan ke Minos, sebuah wahana escape room dengan iming-iming hadiah bila berhasil keluar dari wahana tersebut. Mereka adalah, Amanda (Deborah Ann Woll), Zoey (Taylor Russell), Mike (Tyler Labine), Ben (Logan Miller), Danny (Nik Dodani), dan Jason (Jay Ellis).

Ruangan pertama yang mereka datangi hanyalah berbentuk ruang tunggu biasa, sampai akhirnya Ben berusaha membuka pintu dari dalam dan memicu perangkap pertama berupa pemanas di langit-langit. Semakin banyak kesalahan yang dilakukan, semakin banyak pula perangkap lain yang dipicu.

Di antara keenam peserta, Danny merupakan peserta yang paling sering mengikuti escape room. Melalui petunjuk yang diberikan Danny, keenam orang tersebut berhasil melewati ruangan yang pertama. Sayangnya makin lama permainan semakin berbahaya dan aneh. Enam orang dengan beda latar belakang ini harus bahu-membahu untuk berhadapan dengan jebakan yang bisa merenggut nyawa mereka kapan saja.

Keanehan Escape Room semakin menjadi-jadi, pasalnya keenam orang tersebut ternyata adalah para penyintas tunggal yang selamat dari berbagai kecelakaan berbahaya yang merenggut nyawa orang-orang di dekat mereka. Yang jadi pertanyaan adalah, siapakah orang yang ada di balik Minos? Yang mengundang keenam penyintas tunggal yang berhasil lolos dari maut di masa lalu ini.

Bukan Tema Baru

Seperti yang kami sebutkan di awal review, tema melarikan diri dari kamar jebakan merupakan tema yang cukup lawas di Hollywood. Bahkan kalau ditarik mundur, film jenis ini sudah ada dari tahun 50-an. Film Escape Room merupakan versi pembaharuan dari genre ini yang mengambil rute berbeda dengan Saw.

Dibandingkan mengedepankan tema horor plus slasher, Escape Room lebih memberikan banyak teka-teki yang bisa dipecahkan tanpa harus memotong kaki seseorang ataupun memasukkan tangan ke dalam air keras. Pada intinya kamu akan menyaksikan sebuah teka-teki yang jauh lebih lite ketimbang Saw.

Hasilnya film ini lebih mudah diikuti dan mudah ditebak. Yup, efek yang terakhir muncul karena setiap jebakan di Escape Room memiliki pola yang mudah dibaca, begitupun dengan para karakter yang terlibat di dalamnya. Hasilnya sense of urgency yang dibangun di awal film, terasa semakin mentah di paruh akhir film.

Selain kelemahan di atas, kamu juga bakal menemukan tidak adanya chemistry ataupun perkembangan karakter yang terlibat di Escape Room. Padahal keenam aktor sudah memerankan karakter mereka dengan cukup baik. Entah mengapa Adam Robitel hanya menyuguhi kami dengan masa lalu para karakter yang terjalin hanya karena mereka adalah para penyintas tunggal.

Kesimpulan Akhir

Secara garis besar Escape Room belum mampu menghadirkan apa yang dijanjikan di dalam trailer filmnya. Mungkin dalam sekuel berikutnya film ini bakal tampil jauh lebih baik lagi. Kenapa kami berbicara masalah sekuel? Karena Adam Robitel memperlihatkan sebuah akhir yang bersifat open-endings yang bisa diteruskan oleh siapa saja.

Escape Room akan diputar di bioskop Indonesia pada 11 Januari 2019. Jangan sampai terlewat kalau kamu ingin menyaksikan sebuah film yang cukup fun di awal tahun 2019.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *