Penutup Manis Kisah Hiccup dan Toothless

Posted on

Biasanya beberapa studio film membuat dengan akhir open-ended agar filmnya bisa diteruskan kapan saja. Hal ini rupanya tidak berlaku pada seri How To Train Your Dragon. DreamWorks pada akhirnya menceritakan babak penutup dari kisah persahabatan Hiccup dan Toothless. Seperti apa kisahnya? Simak reviewnya di bawah ini.

Masalah Suku Berk

Hiccup (Jay Baruchel) kini adalah seorang kepala suku Berk, kaum Vikings yang mencintai sekaligus pengendara naga. Begitu juga dengan Toothless, seekor Night Fury, yang kini dihormati sebagai raja para naga atau Alpha. Hidup berdampingan dengan para naga, membuat suku Berk diburu sekaligus menjadi musuh sebagian suku Vikings lainnya.

Hiccup pun teringat akan mitos yang dikisahkan sang ayah semasa dia kecil, tentang sebuah lokasi di ujung dunia yang konon adalah tempat asal para naga. Dengan niat melindungi Berk, Hiccup membawa rakyatnya dan para naga mencari tempat yang disebut sebagai The Hidden World.

Namun rupanya perjalanan mereka tidak akan mudah. Diburu oleh Grimmel (F. Murray Abraham) yang mengincar Toothless, Hiccup harus putar otak sambil mencari jalan keluar untuk semua permasalahan yang dialami suku Berk. Kehadiran Light Fury yang merupakan, versi betina dari Toothless, bukan hanya jadi penyegar cerita tapi juga menciptakan konflik tersendiri.

Konflik tersebut timbul karena Toothless tidak pernah berhadapan dengan sesamanya (Night Fury) apalagi yang berbeda jenis kelamin. Hasilnya kamu akan menemukan juga kisah Toothless yang berusaha mempelajari cara tampil menarik di hadapan pujaan hatinya, Light Fury.

Akhir Kisah Hiccup dan Toothless

Seperti dua film sebelumnya, How To Train Your Dragon: The Hidden World, kaya dengan adegan-adegan lucu dan menggemaskan dari para karakternya. Tak ketinggalan, pertarungan para naga yang disajikan dalam animasi dan visual yang apik.

Penggambaran The Hidden World sendiri begitu menakjubkan. Tim animasi berhasil membuat ayah Hiccup, tak terdengar sesumbar dengan ceritanya tentang tempat tersebut. Sayang saja, keindahan tempat lahirnya para naga ini tidak banyak diperlihatkan. Sebagai gantinya kita akan melihat The Hidden World sebagai tujuan akhir Toothless dan Hiccup.

Sebagai film yang diperuntukkan untuk anak-anak, cerita yang diberikan sangat mudah dimengerti dan tetap memberikan pesan moral tentang persahabatan yang kuat. Film ini mengeksplorasi hubungan mereka yang bukan hanya sebagai sahabat, tapi juga pemimpin bagi masing-masing spesies. Sang sutradara Dean DeBlois berhasil mengaduk-aduk emosi penonton dengan adegan akhirnya.

Kesimpulan

Secara umum, How to Train Your Dragon: The Hidden World menunjukkan kualitas yang sama dengan dua film pendahulunya, tapi dengan animasi yang lebih memesona dan tema-tema yang jauh lebih dewasa.

Jika kamu menonton dua film sebelumnya sebelum menyaksikan seri ketiga ini, rasanya pasti akan lebih menyentuh dan menyenangkan. Delapan tahun sejak perilisan film pertamanya, How to Train Your Dragon berhasil menyajikan akhir yang sentimental, emosional, dan mengesankan.

Apalagi, jika mengingat film ini dikabarkan jadi seri terakhir dari triloginya. Sejauh ini, belum ada rencana untuk How to Train Your Dragon 4, meski sang sutradara, masih membuka kemungkinan adanya spin-off atau format lainnya.

How to Train Your Dragon: The Hidden World saat ini akan tayang pada 9 Januari 2019, dan Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang bisa menyaksikan film ini lebih cepat. Di Amerika sendiri, film ini baru akan tayang pada 22 Februari 2019.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *