Setelah beroperasi lebih dari 83 tahun, Pasar Ikan Tsukiji di Tokyo, Jepang akhirnya berhenti beroperasi. Pasar yang sudah mulai beroperasi sejak tahun 1983 tersebut juga dikenal sebagai “Dapur Jepang”.
Dilansir dari kantor berita NHK, nantinya para pedagang yang telah beroperasi di Pasar Tsukiji akan direlokasi ke pasar yang baru di kawasan tepi laut Toyosu. Awalnya, relokasi Pasar Tsukiji dijadwalkan pada November 2016. Namun relokasi tersebut tertunda karena kekhawatiran tentang kontaminasi lingkungan di mana sebelumnya pernah didirikan pabrik gas di kawasan tersebut.
Nantinya, pasar Tsukiji akan dirombak total pasa Februari 2020. Area seluas 230.000 meter persegi tersebut akan digunakan sebagai lahan parkir yang akan mendukung ajang Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade.
Pasar Tsukiji sendiri merupakan salah satu tempat legendaris yang menjadi area perdagangan ikan segar di Jepang. Bahkan, Menteri Kelautan RI, Susi Pudjiastuti pernah secara langsung berkunjung ke pasar tersebut.
“Kalau saja pasar ikan kita bisa seperti Tsukiji wah luar biasa ya Indonesia nantinya,” papar Susi bercita-cita menjadikan pasar ikan Indonesia seperti Pasar Tsukiji.
Dalam sehari, pasar grosir bersejarah di Pusat Kota Tokyo tersebut memperdagangkan lebih dari 2.800 ton produk laut per hari dengan sekitar lebih dari 2,8 miliar yen per hari.
Pasar Tsukiji bermula dari pasar ikan dekat jembatan Nihonbashi yang melayani kebutuhan penduduk Tokyo sejak zaman Edo. Ketika terjadi gempa bumi besar Kanto September 1923, semua pasar ikan dan pasar basah di Tokyo habis terbakar. Dewan kota memutuskan untuk mendirikan pasar grosir di Tokyo. Salah satunya adalah Pasar Tsukiji.
Pemerintah kota membeli lahan tanah negara (bekas lokasi Akademi Angkatan Laut, Pusat Riset Teknologi Angkatan Laut) untuk dijadikan lokasi pasar. Setelah membeli bagian laut yang boleh diuruk, pembangunan pasar dimulai dari menguruk laut selama 3 tahun 3 bulan sejak Maret 1928.
Dari total luas lahan 196.729 m², 16.631,4 m² adalah lahan hasil pengurukan. Pembangunan gedung dan fasilitas penunjang berlangsung dari Desember 1930 hingga April 1933, mulai dari lemari es, pabrik es, tempat lelang, ruang penyimpanan pisang, hingga ekspansi jalur kereta api sepanjang 2,710 meter dari Stasiun Kargo Shiodome. Pembangunan semua fasilitas penunjang selesai bulan Agustus 1934.
Pedagang yang mulai berjualan di Pasar Tsukiji sejak tahun 1934 adalah pedagang asal pasar ikan air tawar Nihonbashi, dan pedagang ayam/telur. Pedagang sayuran dan buah mulai berjualan sejak Februari 1935, pedagang ikan laut sejak Juni dan November 1935, diikuti pedagang grosir, pedagang sayuran/buah, pedagang tsukemono, dan pedagang lainnya.
The post Sayonara Tsukiji Market! Pasar Ikan Legendaris Jepang appeared first on Japanese Station.