Akhir-akhir ini larangan memakai Global Positioning System (GPS) ketika berkendara di Indonesia menjadi perdebatan yang cukup ramai mengingat GPS merupakan salah satu yang dibutuhkan untuk navigasi. Menariknya sampai ada pengamat transportasi yang menyebut taksi di Jepang saja memakai GPS, seperti yang dikutip dari tempo.co. .Bicara soal Jepang dan GPS dalam sebuah mobil, terdapat cerita menarik mengenai Jepang dan GPS dalam sebuah mobil.
Jepang terpilih sebagai salahsatu negara yang menjadi cikal bakal lahirnya sebuah GPS dalam mobil, yakni Electro Gyro-cator sebagai opsi senilai 299.000 Yen untuk Honda Accord keluaran 1981. Sistem navigasi tersebut tentunya tidak memakai satelit, melainkan sistem navigasi inersia yang biasa digunakan pada pesawat tempur di era perang dingin. Helium gas giroskopnya mampu mendeteksi keberadaan mobil di peta cetak transparannya dengan gir servo khusus yang membantu menjaga posisi, kecepatan peta, dan jarak yang sudah ditempuh.
Sampai sekarang masih ada sistem navigasi untuk mobil pasar domestik Jepang yang ditawarkan sebagai opsi dan itu adalah penyebab interior yang menampilkan konsol tengah tanpa perangkat multi-media ditampilkan di website. Manufaktur sengaja menyediakannya sebagai opsi karena kebutuhan pembeli bisa berbeda-beda terutama dari pemilihan perangkat multimedia. Di Jepang fitur GPS sendiri umumnya bagian dari sistem multimedia mobil yang menampilkan beragam informasi seperti keberadaan lalu-lintas, peringatan dini bencana, dan variasi rute dengan estimasi kedatangan secara akurat.
Namun ada juga manufaktur yang membuat GPS built-in atau sebagai standar yang kebanyakan ada pada mobil mewah dan sudah terintegrasi dengan perangkat multimedia. GPS tersebut terintegrasi dengan perangkat lain seperti head-up display di depan setir yang menunjukkan arah panah sesuai arahan dari sistem navigasi. Dengan demikian, pengemudi bisa lebih fokus berkendara dengan mengurangi melihat layar multimedia ketika berkendara.
Misalnya mobil tersebut dasbornya tidak menyediakan tempat untuk layar multimedia, biasanya mereka memakai perangkat terpisah dengan dudukan khusus, termasuk taksi di Jepang yang memakai mobil lawas. Untuk mengoperasikannya, harus dari keadaan mesin benar-benar berhenti karena ada langkah-langkah khusus yang harus dilakukan terlebih dahulu seperti setelah memasukkan destinasi harus dilengkapi dengan nomor telpon dan kode peta terutama ketika memakai GPS berbahasa Inggris. Dan jika mengoperasikannya ketika berjalan sangat berpotensi melanggar peraturan lalu-lintas karena dapat memecah konsentrasi ketika berkendara, seperti halnya dengan larangan penggunaan GPS yang dimaksud di Indonesia.
The post Di Indonesia Menjadi Polemik, Beginilah Mobil ber-GPS di Jepang! appeared first on Japanese Station.