Situs Jurnal Bisnis Animasi melaporkan pada hari Rabu lalu bahwa terjadi pertumbuhan di pasar streaming Jepang pada tahun 2018. Pertumbuhan ini mencapai 19% dibanding tahun sebelumnya. Situs yang dikelola Asosiasi Konten Digital Jepang ini tiap tahunnya juga melaporkan pertumbuhan secara signifikan.
Menurut laporan tersebut, tahun 2018 jumlah nilai pada pasar streaming mencapai 220 miliar yen. Pertumbuhan ini mencapai 19% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 185 miliar yen. Dibanding tahun 2017 yang hanya mengalami pertumbuhan mencapai 12%, tahun 2018 menjadi tahun pertumbuhan tertinggi dibanding 5 tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini juga didukung makin derasnya distribusi video streaming dari berbagai genre. Berdasarkan laporan tersebut juga, pada tahun 2023 kemungkinan pasar streaming akan melambung hingga 295 miliar yen.
Asosiasi Konten Digital Jepang merilis laporan tersebut pada hari Selasa, namun situs Jurnal Bisnis Animasi baru merilisnya keesokan harinya. Di dalam laporan tersebut juga terdapat wawancara dengan perwakilan dari berbagai perusahaan jasa streaming. Para perwakilan ini mayoritas mengemukakan suara yang sama, dimana pertumbuhan ini makin melonjak dikarenakan kesuksesan dari iklan yang terpampang dalam platform mereka masing-masing untuk menekan pasar menjadi lebih baik. Perwakilan dari Visual Media Research Institute, Kouichi Yomoda juga berkontribusi dalam pembuatan laporan tersebut dengan membuat artikel.
Asosiasi Konten Digital Jepang juga akan mengadakan seminar mengenai perilisan laporan ini. Seminar ini akan diadakan pada hari Jum’at, 24 Mei 2019 dan berlangsung selama 1,5 jam. Pendaftaran peserta seminar ini akan dibuka pada 7 Mei mendatang.
16 platform streaming yang hadir dalam laporan tersebut diantaranya: dTV, Hikari TV, J COM on Demand, DMM.com, U-NEXT, VideoMarket, RakutenTV, Netflix, GyaO!, Google Play, Amazon Prime Video, Hulu, DAZN, AbemaTV, Paravi dan TVer.
Sumber: Animation Business