Hallo minna, balik lagi bareng kami kuroneko-ku.com, yang dengan setia mereview dan memberitakan info terbaru anime/manga. Daripada bingung mau ke mana malmingan kali ini, mending simak deh tulisan ini. Dengan membaca tulisan ini, diharapkan kita bisa berinteraksi satu sama lain. Biar malmingnya tidak sepi dan bosan. Kuy, kita bahas bareng-bareng.
Chapter sebelumnya, Souma dkk sudah sampai ke tempat perlombaan The Blues, di mana mereka juga bertemu dengan Le Cuisine Noir, koki “kegelapan.” Dan menerima tantangan kedua dari Saiba Asahi, sebagai “kakak seperguruan.” Tetapi lebih penting lagi, memang diterima tantangan tersebut, sebagai orang yang menginisiasi para koki Le Cuisine Noir, untuk datang dan membuat kekacauan di Jepang.
Ujian Pertama
Pertama-tama ini bukanlah tulisan untuk mendukung orang-orang bunuh diri dengan cara makan. Itu hanya sekedar metafora, tidak kurang tidak lebih. Walaupun memang ada kesan yang sama dengan judul chapter 284 ini: Chef yang Sekarat. Hal tersebut merujuk kepada juri pertama dalam kompetisi ini. Digambarkan sebagai sosok kakek—bernama Tokiyama Heigoro—yang lengkap dengan peralatan infus dan kursi rodanya. Ia juga mantan Le Cuisine Noir dan tentara Jepang, yang tidak hanya lihat menggunakan tangannya dalam senjata api, tapi juga pandai menggunakan senjata dapur. Namun berdasarkan chapter ini, sebelum terlibat dunia masak, dia sebelumnya bergelut di dunia pasar gelap. Di pasar gelap ini ia memperjualbelikan beras hitam—beras yang dijual di luar kuota yang ditetapkan pemerintah Jepang. Lantas lalu baru dia menjadi koki Le Cuisine Noir.
Tema lomba pertama ini ialah: Santapan Terakhir, sebuah hidangan yang layak untuk dimakan sebagai penjamuan terakhirnya di dunia. Para koki mulai berusaha mencari tahu latarbelakang sang juri, dengan harapan dapat memuaskan laparnya berdasarkan makanan-makanan kampung halamannya. Tetapi justru mereka tidak lolos, karena membuat masakan berdasarkan informasi latarbelakang si kakek.
Gambar: Tokiyama Heigoro, juri pertama The Blues
Kelulusan Pertama Le Cuisine Noir
Gambar: Tiga anggota Le Cuisine Noir lulus.
Tiga anggota Le Cuisine Noir sepertinya tidak menemukan kesulitan. Sebagai sesama Le Cuisine Noir , tantangan seperti ini sangatlah mudah. Walaupun latarbelakang lebih jauhnya belum dipastikan. Namun mimin mengira kalau mereka bertiga merupakan antagoni hasil rekaan dari tokoh manga/anime lain. Kalau mimin melihatnya sebagai: seorang cosplayer dalam Judge, badut pembunuh dalam Akame ga Kill, dan satu anak buah Genji dalam Crow.
Rahasia Dibalik Tema
Gambar: Le Cuisine Noir dan Souma
Ada beberapa yang membuat mimin bingung. Pertama jika makanan tema kali ini ditujukan untuk orang yang akan dieksekusi karena kegagalan dalam operasi organisasinya. Maka sudah sangat jelas untuk membuat masakan yang sangat tidak enak, bahkan setara dengan racun. Maka masakan yang dimaksud ialah makanan yang berbahaya, seberbahaya senjata algojo. Masakan adalah senjata. Jika demikian, maka ini masuk akal.
Tetapi jika makanan yang dimaksud ialah masakan apa pun yang dapat memuaskan perut si juri. Bukankah para koki sebelumnya juga sudah cukup? Apa yang menjadi dasar dari rasa kepuasan yang bisa membuat orang bersyukur sudah hidup dan siap menemui ajalnya? Mungkin inilah yang membuat keresahan di benak Souma. Jika masakan digunakan untuk membunuh, maka itu bukanlah masakan lagi, tapi senjata biologis, hehehehe. Masakan bagi Souma bukanlah untuk membunuh, tetapi menimbulkan hasrat untuk memakan lagi dan lagi dengan tanpa menghilangkan ciri khas si koki. Seperti di chapter sebelum-sebelumnya, masakan yang baik adalah masakan yang ketika dimakan, wajah sang koki muncul di benak pikiran yang memakannya. Masakan Anda adalah perwujudan dari ciri khas Anda.
Sekedar tips untuk Souma, jika ingin lolos, lebih baik dia pindah manga sementara untuk bertanya ke Le Cuisine Noir, yang notabene terkesan mengambil inspirasi dari manga/anime lain. Semacam crossover gitu kan, hehehehe. Tapi kalau diadakannya crossover, maka waktu kompetisi pertamanya keburu habis ya. Mungkin kita bisa bertanya langsung kepada Tsukuda Yuuto-sensei, Saeki Shun-sensei, dan Morisaki Yuki-sensei, untuk lebih lanjutnya. Atau kalau mau greget tuliskan tanggapan kalian di bawah. Mari bertukar pikir dengan lepas. Selamat malam, salam jombs.