Anime keluaran musim dingin tahun ini berada pada masa penghujungnya. Dan untuk itulah, JOI kembali memberikan beberapa review anime yang menarik untuk dibahas. Kali ini kita akan memulainya dengan anime yang pertama kali tayang di musim ini.
Koisuru Asteroid (恋する小惑星) yang dikenal juga dengan Asteroid in Love merupakan adaptasi manga karangan Quro yang diterbitkan di Manga Time Kirara Carat. Manganya sendiri rilis Januari 2017 dan pada saat pengumuman adaptasinya oleh Doga Kobo, manganya baru mencapai satu volume saja (volume kedua dirilis tidak lama setelah itu). Untungnya Quro sang mangaka telah menulis script volume ketiga untuk adaptasi animenya hingga bisa berjalan lancar selama 12 episode.
Mendapat adaptasi anime dengan bermodal awal 2 volume adalah suatu hal yang luar biasa bagi sebuah manga Kirara. Biasanya diperlukan minimal 5 volume untuk menjadikan manga Kirara sebuah anime. Kamu bisa bandingkan bagaimana Kinmoza yang nungguin tamat baru dapat sequel baru padahal bahan udah cukup dari dulu kalau mau bikin season 3.
Emang dasar si Quro laksek
Judulnya sendiri cukup unik karena sasarannya bukanlah bintang atau planet, melainkan asteroid. Karena review yang saya tulis akan cukup dalam kedepannya mari langsung kita masuk ke pembahasannya.
Representing Kirara So Much
Tampil sebagai serial CGDCT jebolan Kirara dan studio Doga Kobo membuat hal moe yang menjadi senjata utama harus nampak secara nyata bagi anime ini. Anime ini cukup memberikan banyak dosis gula yang dibutuhkan oleh penggemarnya. 5 karakter utama: Konohana Mira, Manaka Ao, Inose Mai, Sakurai Mikage, dan Morino Mari alias Monroe setidaknya cukup standar untuk sebuah anime CGDCT.
CGDCT + yuri = perfection (?)
Menambah unsur moe yang ada, sesuai dengan judulnya penulis menambahkan berbagai yuri bait. Dua teman masa kecil yang membuat janji dan bertemu kembali untuk mewujudkan mimpi mereka adalah plot klasik yang bisa ditemukan dalam berbagai anime. Hadirnya karakter seperti Suzu menambah kekentalan yuri dan memberikan sudut pandang penikmat genre ini secara langsung dalam animenya.
Mempertegas asal muasal animenya, seringkali kata “kira kira” (artinya berkilau) digunakan dalam animenya. Contohnya saja penamaan dalam buletin terbitan klub geoscience dan animasi pendek di akhir animenya yang diberi nama Kirakira Zoukan-gou.
Ao ketika menggagas nama buletin yang akan diterbitkan klub geoscience.
The Educational Point
Tetapi semua hal yang diatas hanyalah cover dari animenya saja. Isi dari anime ini lebih mendalam kepada ilmu pengetahuan yang diperlihatkan. Ada berbagai ilmu sains tersedia diantaranya: astronomi, geologi (khususnya bagian petrologi), geomorfologi, kartografi, pedologi (bukan soal loli tapi tanah), fisika, meteorologi. Padatnya tema yang ada membuat begitu banyak warna yang ditampilkan oleh anime ini.
Secara ilmu pengetahuan sendiri, bahan yang disajikan sepenuhnya bisa diterima dan cukup akurat. Contohnya saja dalam hal konstelasi. Di musim dingin kamu bisa melihat Winter Hexagon dan ini bisa digambarkan serta dijelaskan secara baik dalam animenya.
Perbandingan Winter Hexagon (冬のダイヤモンド) dalam Koisuru Asteroid. Gambar diatas murni dari anime, yang dibawah garis dan penjelasan yang saya tambahkan berdasarkan semua gugus bintang yang disebut di animenya. Winter Hexagon bisa kamu lihat di langit bagian selatan pada bulan Desember hingga Maret.
Meski dalam keseluruhan penjelasan soal astronomi seringkali malah ke Yupiter (yang merupakan planet kesukaan Ao; tiap kali stargazing pasti ada Yupiter kesebut), tapi tidak mengurangi penjelasan mengenai konstelasi, fase Bulan dan Venus (yang lebih jelas digambarkan di kirakira zoukangou), dan tentunya soal Asteroid.
Penjabaran soal geologi juga menjadi bahasan nomor dua terberat dalam anime ini, Hal ini dipicu oleh Sakurai yang terus memotori edukasi tentang batuan sejenisnya. Bahkan mereka bisa melakukan hal semacam menemukan fossil zaman prakambium dan melakukan percobaan boring.
Selain kedua hal ini, fisika yang menjadi selingan terlihat begitu menyenangkan dengan hadirnya “Suzu-sensei”. Lihat saja pembelajaran fisika pada gambar dibawah ini. Looks fun doesn’t it?
Sambil nyanyi ngapalin rumus juga XD
Sebelum bikin coklat, ada baiknya mempelajari kalor terlebih dahulu
Kayanya akan pengetahuan tidak lepas dari banyaknya referensi yang disajikan dalam Koisuru Asteroid ini. JAXA Tsukuba Space Center dan Ishigakijima Astronomical Observatory adalah contoh tempat yang diperlihatkan secara detail dalam animenya. Melalui pengenalan lokasi ini, penjelasan mengenai teleskop, satelit, dan semacamnya bisa ditonton bagaikan kita sedang berkeliling dengan tour guide ala style anime. Hal ini juga tentu mendongkrak turisme ke tempat-tempat yang diperlihatkan dalam animenya.
Observatorium Ishigakijima memiliki kecerahan langit yang luar biasa bebas dari polusi cahaya sehingga galaksi bima sakti bisa terlihat jelas dengan mata kepala sendiri.
Keseruan dalam mempelajari beragam ilmu pengetahuan tidak membuat anime ini begitu membosankan. Justru saya yang bukan maniak sains bisa tertarik untuk menggali informasi lebih dalam mengenai rasi bintang dan semacamnya. Cara pembelajaran yang dihidangkan seperti ini memang sangat menyenangkan. Menarik untuk ditunggu apabila cabang seperti oseanologi dan hidrologi bisa dibahas dalam perkembangan serial ini.
Penilaian Aspek Teknis
Penggambaran karakter Koisuru Asteroid cukup unik. Yang paling saya perhatikan adalah pattern matanya. Terlihat seperti gambar dibawah, mata para karakter sesuai dengan tema yang diusung entah itu astronomi atau geologi. Kegiatan yang dilakukan juga tidak terpaku pada bangunan sekolahan meskipun klub geoscience menjadi patokan ceritanya. Hal ini berimbas kepada pakaian yang digunakan oleh karakter sungguh bebas dan bermacam-macam karena hobi jalan-jalan keluarnya.
Untuk musiknya mungkin tidak se-“wah” anime CGDCT kelas atas seperti Yuru Camp atau Yorimoi. Ini tidak cukup menghanyutkanmu kedalam suasana iyashikei terlalu dalam meski dibuat oleh Takadera Takeshi (Yuru Camp, Fate/Grand Order: First Order). Namun ada hal yang menarik terletak pada opening dan ending themenya.
Di lagu pembuka kamu dijamu oleh lagu yang dibawakan Nao Touyama yang ikut menjadi pengisi suara untuk Sakurai Mikage di anime ini. Lagu ini memberikan dampak yang cukup aneh untuk saya sebagai pendengarnya. Ada kesan sedih yang saya rasakan ketika mendengar meskipun ada unsur ingin bertualangnya. Atau mungkin saja karena animasinya yang seperti lembaran album penuh kenangan.
Lagu Yozora yang dibawakan Suzuki Minori lebih terasa dampaknya, membuat hati saya merindukan anime ini tiap minggunya. Permainan petikan gitar dan rhythmnya terasa bagaikan lullaby disertai lirik penuh impian. Apalagi bagian part sebelum masuk reff-nya memberikan efek vibe yang luar biasa pada lagu ini.
Kedua lagu pembuka dan penutup Koisuru Asteroid tidak sepenuhnya konstan. Ada perubahan animasi dalam beberapa episodenya, menjadikan keduanya tak bisa diskip begitu saja bagi yang sudah terhinoptis kedalam melodi dan kibasan angin sepoi-sepoinya.
Animasi Openingnya (atas) dan Endingnya (bawah) memberi kesan sedih ketika saya melihatnya
Sayangnya keindahan animasi yang ditampilkan dalam theme songnya tidak konsisten dalam animenya. Ada beberapa part bisa dilihat sebagai upaya pemangkasan budget. Hal ini bisa dimaklumi karena kurangnya animator dalam situasi pandemik akhir-akhir ini, bahkan anime ini sempat terhenti di episode keenam selama sepekan (walau itu sudah terlihat dari episode pertama). Yang penting penggambaran teleskop dan pemandangan langit yang disajikan tidak dibuat asal-asalan. Sekilas bagi orang awam, langit dan hasil pengamatannya begitu buruk tapi itu mendekati sesuai kenyataannya kok, malahan bagus ga maksain langitnya mesti full of stars everytime.
Soal karakter, tidak ada keberatan dari saya. Lima member pertama geoscience club memenuhi standar development dalam tingkatan cukup baik, mengingat ini hanya mengadaptasi tiga volume manga saja. Munculnya beberapa karakter numpang lewat tidak mengganggu penilaian saya. Malahan itu lebih sesuai dengan kenyataan, dimana dalam kehidupan sosial kita tentu akan bertemu teman sekali sapa. Yang saya sayangkan hanyalah para senpai yang terlalu cepat lulus merasa terbuang, namun setidaknya mereka berhasil dipertahankan hingga akhir sehingga mencapai klimaks yang indah.
Terakhir, mengenai cerita adalah kelemahan terburuk yang bisa dilihat oleh siapapun yang menontonnya. Pacing yang buruk hampir sepanjang episode menganggu harmonisasi yang seharusnya dimiliki oleh sebuah anime terlepas dari apapun bentuk genrenya. Untungnya semua mulai berjalan rapi setelah episode 6.5. Terbatasnya volume manga yang diadaptasi dan kurang pengalamannya sutradara menjadikan anime ini kurang disukai bagian ceritanya bahkan oleh beberapa penikmat CGDCT.
Yang penting mereka tetap imut
Anime ini memang mendapat sebuah keberuntungan yang fantastis. Bukan hanya dari adaptasi cepatnya, namun dari segi waktu penayangan yang tepat, seakan tidak banyak saingan terutama dari anime CGDCT lainnya di musim ini.
Toh, anime ini cukup padat dan warna warni, menghibur dan mendidik sekaligus. Buat kamu yang suka moe bisalah untuk mencoba menontonnya, kecuali kamu anak IPS yang membenci IPA. Terlepas dari favoritisme saya dan kekurangannya, tak bisa saya berikan nilai lebih dari 8/10 untuk Koisuru Asteroid.
Last Impression
Sekilas terlihat mudah, para gadis yang mengerjakan percobaan boring dengan modal minim atau pergi ke observatorium untuk menemukan asteroid baru. Namun kegiatan-kegiatan seperti ini sebenarnya cukup sulit. Anime ini menyajikan konflik ditengah keimutan para karakter. Sakurai banyak sekali menolak pemikiran yang mudah dan mengatakan hal itu mustahil sebelum akhirnya bantuan tiba dan menyadari bersama-sama, mimpi bisa menjadi kenyataan. Konflik realistis juga ditunjukan ketika Ao dan Mira ketika berada di ujung tanduk berulang kali (walau penyelesaiannya kurang realistis).
Menggapai angkasa bukanlah hal yang mudah
Manusia membutuhkan satu sama lain untuk saling membantu. Pekerjaan yang sulit ini pun akan menjadi mudah bila dikerjakan bersama-sama. Artikel ini ditutup dengan monolog terakhir Mira dalam animenya:
“Setiap orang memiliki “dunia” mereka sendiri,
Hal-hal yang mereka sukai dan hal-hal yang mereka kuasai …
Satu orang, hanya akan ada satu dunia bagi mereka,
Tetapi menghubungkan antar dunia itu akan memperluas banyak kemungkinan …
Besar dan tak terhingga …
Seperti alam semesta.”