Aku hanya dapat berandai-andai
Membicarakan mimpiku sejauh ini
Perlukah dipanaskan atau tidak
Aku berbohong setiap menggigitnya
Aku ingin mengakhirinya di sini
Mencabut gulma dan menyiramkan air
Hidup dengan memanaskan timbal
Penyesalan, sebenarnya tak sebanyak itu
Aku bangun dengan ketidaksabaran
Hari ini, bentuk yang tak bisa ditransmisikan
Aku mencoba menyelesaikan sesuatu itu…
Meski itu bukanlah sesuatu yang mudah
Kuyakin, jawaban itu pasti ada
Aku benci dunia gersang yang berubah arah ini
(Hei, apa yang ingin dilakukan?)
Lebih baik aku tak mengabaikannya
(Jangan merasa lega)
Semakin dijawab, semakin berat
(Hei, mengapa?)
Aku tak bisa kembali menjadi apatis lagi
Aku terus melakukan negosiasi
Mengabaikan gulma dan menyiramkan air
Hidup dengan memanaskan timbal
Itu bukanlah kejujuran yang kubenci
Melihat dengan kekosongan yang lembut
Hari ini, bentuk yang tak bisa ditransmisikan
Aku mencoba menyelesaikan sesuatu itu…
Meski itu bukanlah sesuatu yang mudah
Kuyakin, jawaban itu pasti ada
Aku benci dunia gersang yang berubah arah ini
(Hei, apa yang ingin dilakukan?)
Lebih baik aku tak mengabaikannya
(Jangan merasa lega)
Semakin dijawab, semakin berat
(Hei, mengapa?)
Aku tak bisa kembali menjadi apatis lagi
Aku terus melakukan negosiasi
Dengan kaca yang berkarat
Aku melepaskan ketegangan
Dengan maju atau tidak
Aku mengetahui cara bernafas
Dengan prasangka berkarat
Aku melepaskan ketegangan
Dengan maju atau tidak
Aku mendengarkan nafasku
Aku benci dunia gersang yang membentang ini
(Hei, apa yang ingin dilakukan?)
Lebih baik aku tak mengabaikannya
(Jangan merasa lega)
Semakin dijawab, semakin berat
(Hei, mengapa?)
Aku tak bisa kembali menjadi apatis lagi
Aku terus melakukan negosiasi
Bonbonboranbonbon
Note:
[1] “Kangurei” dalam lagu ini dapat berarti menebak dengan pemikiran yang buruk. Bisa juga dikatakan “kangurei” ini adalah berprasangka buruk, menduga, mencurigai, tidak percaya, dan berhati-hati terhadap sesuatu.
[2] “Kangurei” pada judul terdiri dari kanji “勘” / “hunch” yang berarti firasat, prasangka, atau dugaan, serta ditambah dengan “ぐれい” yang dalam hal ini dilafalkan sebagai “gray”, sehingga “kangurei” dalam lagu ini dapat berarti “Hunch Gray” atau bisa diartikan “firasat abu-abu” atau “dugaan abu-abu”, dan sebagainya.
[3] “Apatis” dalam lagu ini lebih mengarah kepada “kelesuan dan hilangnya semangat”
[4] “Ichi ka bachi ka” dalam lagu ini dapat berarti “maju atau tidak sama sekali” ataupun “menyerahkan kepada takdir atau keberuntungan”. Secara literal diartikan sebagai “apakah satu atau delapan”.
[5] “Timbal” dalam lagu ini diibaratkan sebagai sesuatu yang berat dan membebani. Bisa juga diibaratkan sebagai sesuatu yang membosankan. “Memanaskan timbal” dalam lagu ini memberikan makna sebagai “menjadi lebih berat”, dan hal ini bisa berlaku ke pikiran maupun perasaan.
[6] Awalnya “kotaeru” pada lirik ini saya artikan sebagai “semakin panas” karena konteks lagu ini berhubungan dengan ‘pemanasan’ atau ‘pendidihan’, tapi sebenarnya “koateru” ini lebih memiliki arti “semakin berat”, “semakin harus ditanggung”, dan “semakin membebani”.
[7] “Mushiri” dalam lagu ini dituliskan dengan “毟り” pada bait pertama dan “無視り” pada bait kedua. (Penulis tidak mengetahui masuk dari mencabut gulma / penyiangan dalam lagu ini, tapi sepertinya bermaksud untuk menyebutkan pembersihan, yaitu dengan membasmi hama yang ada di sekitar untuk menggemburkan tanah)
[8] “Bonbon” pada akhir lirik merupakan efek suara untuk api yang terbakar dengan panas.