Kepolisan Shinjuku menangkap seorang pria berumur 40 tahun yang bekerja di jasa pengiriman barang. Diduga pria ini mengirimkan ancaman dan membuat penghalangan bisnis secara paksa terhadap developer game Square Enix. Polisi menduga pria ini mengirimkan ancaman berupa pesan melalui formulir pertanyaan pada 23 Juli lalu.
Menurut kepolisian, pria dengan inisial KH ini meminta uangnya kembali dari sebuah game dan mengancam akan mengulangi insiden kebakaran yang terjadi di Studio 1 Kyoto Animation pada 18 Juli lalu. Pria paruh baya ini dilaporkan telah mengakui kepada polisi bahwa ia marah setelah kalah dalam sebuah game dan memutuskan untuk mengirimkan pesan tersebut. Polisi menyatakan bahwa game tersebut adalah sebuah mobage dan polisi juga sudah menggeledah kediaman terdakwa dan tidak menemukan bahan bakar dan barang-barang terkait lainnya.
Dalam kasus yang sama, polisi juga menangkap seorang pria berumur 25 tahun yang bekerja di sebuah panti jompo pada 29 Maret lalu. Ia ditangkap karena mengirim pesan ancaman kepada Square Enix. Di dalam pesannya, pria ini mengancam akan membunuh karyawan perusahaan game tersebut.
Kasus lainnya, polisi juga mengamankan seorang karyawan lepas berumur 63 tahun di Sapporo, Hokkaido. Pria ini didakwa sebagai pelaku pengirim pesan ancaman dengan mereferensikan insiden Kyoto Animation lewat aplikasi LINE dan sosial media lainnya pada Juli lalu. Terdakwa diduga mengirimkan pesan tersebut kepada mantan atasannya, seorang pria berumur 36 tahun yang bekerja di panti jompo. Pesan tersebut dikirimkan sekitar pukul 10:35 waktu setempat pada 25 Juli 2019. Pesan tersebut berisi,”Aku keluar untuk membalas dendam. Mungkin ini akan menjadi KyoAni versi Hokkaido?”
Kepolisian menyatakan bahwa terdakwa mengakui telah mengirim pesan balas dendam tersebut, namun ia menjelaskan bahwa pesan itu adalah sebuah candaan. Diketahui sebelum dikirimnya pesan tersebut, terdakwa dilepas dari pekerjaannya di panti jompo pada bulan Juni dikarenakan sikapnya yang buruk.
Sumber: ANN, Siliconera, The Mainichi Shimbun