Total kematian pelajar Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) akibat dari bunuh diri pada tahun 2020 di Jepang mencapai 479 jiwa. Angka ini mengalami kenaikan 1,4 kali dari total kematian di tahun sebelumnya. Angka tersebut juga menjadi rekor tertinggi dalam sensus nasional penduduk Jepang sejak tahun 1988.
Menurut kompilasi data dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Sains, dan Teknologi yang didasarkan dari data Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial, ditemukan pertumbuhan angka korban bunuh diri pada anak-anak dan pelajar mencapai 140 jiwa. Pada tahun 2019, pelajar yang menjadi korban bunuh diri mencapai 339 jiwa.
Berdasarkan jenjang sekolah, korban bunuh diri pada Sekolah Dasar (SD) mengalami kenaikan sebanyak delapan jiwa dari jumlah tahun lalu. Untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), korban bunuh diri naik hingga 40 jiwa. Kemudian pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), korban bunuh diri mengalami kenaikan hingga 92 jiwa.
Sejak bulan Mei 2020, jumlah kasus bunuh diri pelajar SD, SMP, dan SMA di Jepang per bulannya sudah melewati angka dari catatan tahun sebelumnya. Beberapa penyebab umum yang menjadi motif bunuh diri ini seperti:
- Kekhawatiran mengenai jalan karir
- Performa akademik menurun
- Perselisihan dalam hubungan orang tua dan anak
Kemudian dari data diungkap bahwa sebagian besar penyebab bunuh diri bagi pelajar SMA seperti depresi akan kekhawatiran penyakit (COVID-19), masalah karir masa depan, dan masalah mental.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Katsunobu Katou berbicara dalam konferensi pers pada Senin (15/02) siang, “Seharusya tidak mungkin anak-anak dan para pelajar meninggal oleh sendirinya, namun realitanya, ini tidak ditangani secara serius sehingga banyak orang memutuskan untuk bunuh diri. Kami ingin meneruskan usaha untuk mencegah bunuh diri dari anak-anak dan pelajar, serta kami ingin mempertimbangkan lebih tegas di pertemuan dengan para pakar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Sains dan Teknologi”.
Banner: Egor Myznik
Sumber: NHK