Pada bulan April kemarin, Studio Madhouse hadir di berita setelah asisten produksi bergabung dengan serikat pekerja. Dirinya menuntut kompensasi atas lembur yang tidak dibayar, serta permintaan maaf untuk berbagai bentuk pelecehan kekuasaan yang diterimanya.
Asisten produksi melaporkan kepada wartawan tentang praktik eksploitatif yang ia alami di Madhouse, termasuk bekerja hingga 393 jam dalam satu bulan. Menurut animator lepas Mizue Ogawa, tidak ada yang berubah dalam beberapa bulan sejak itu.
某M社からは今でも真夜中に制作君から連絡が来る。
働き方改革があった筈では?と聞いた所、例の事件はあくまでも元制作A個人の主張であり、加えてまだ交渉中の事案だ、と言い含められているという。
つまり全く何も変わってなどいない。
— 小川 みずえ (@OgawaMizue) June 17, 2019
Dalam sebuah tweet yang diposting pada hari Senin, dia menulis: “Saya menerima kabar dari asisten produksi dari studio ‘M’ tertentu bahwa ia masih bekerja di tengah malam. Ketika saya bertanya kepadanya, ‘Bukankah seharusnya ada reformasi tentang kondisi tenaga kerja??’ dia mengatakan bahwa kasus yang dipermasalahkan hanyalah klaim mantan asisten produksi, dan menambahkan bahwa masalahnya masih di tengah negosiasi. Dengan kata lain… tidak ada yang berubah sama sekali. ”
Praktik kerja semacam ini sayangnya sudah sangat mengakar tidak hanya di industri anime saja, namun juga di dunia kerja Jepang.
Sumber: ANN