Duniaku.net- Facebook bukan tolak bubar. Hal ini yang harus diperiksa ulang kembali dikarenakan kabar yang simpang siur di warganet Indonesia tentang situasi raksasa media sosial tersebut.
Dari CNN Indonesia, Facebook menolak seruan untuk membubarkan diri sebagai jaringan sosial media akibat banyaknya tuduhan seperti masalah privasi, upaya untuk mempengaruhi pemilihan umum hingga konten berbahaya.
“Hanya karena sulit untuk mengatur internet, bukan berarti pembuat kebijakan mengambil alternatif untuk membubarkan diri,” kata Kepala Urusan Global Facebook Nick Clegg dalam sebuah pidato di Berlin, Jerman dikutip Reuters.
Ketika berita versi CNN telah diangkat dan viral, lantas salah satu laman kutipan informasi, yakni Bebaspedia mengunggah informasi tersebut melalui sebuah status gambar yang bisa kamu cek di bawah ini:
Reaksi terhadap informasi yang keliru disaring tersebut pun beragam, beberapa di antaranya seperti ini:
“saya mencari berita ini dari sumber lain gak nemu”
“Padahal facebook ladang bacot ku:(“
“Duh id gw gimana lagi,padahal skin aov udah banyak dari beli+ikutan event”
“Terus semua akun ML dan PUBG dan game lain gimana?”
“Dahhh merantau ae ke twit”
Setelah redaksi Duniaku Network mengecek kembali sumber Reuters yang dijadikan acuan, konteks dari ungkapan breakup yang dimaksud oleh berita tersebut tidak benar kalau dikatakan bubar, karena jelas, sedari paragraf pertama kabar yang dimaksud adalah:
“Facebook Inc dengan cepat menolak panggilan co-founder Chris Huges di hari Kamis untuk memecahkan perusahaan media sosial terbesar di dunia tersebut menjadi tiga bagian, sementara para penegak hukum mendorong departemen kehakiman Amerika Serikat untuk meluncurkan investigasi Antitrust.“
Semoga misinformasi yang terjadi akibat kekeliruan dalam terjemahan ini dapat kembali mengingatkan para warganet untuk menyaring makna berita berbahasa asing dengan lebih baik.
Apa pendapatmu tentang salah kaprah yang sebenarnya kabar bahwa Facebook bukan tolak bubar ini? Bagikan opinimu melalui kolom komentar!
Sumber: Reuters, CNN Indonesia, Bebaspedia