Film Hellboy gagal? Kenapa kah?
Di Indonesia, banyak para penggemar Hellboy dan penggemar film yang merasa kecewa dengan film adaptasi komik ini.
Alasannya jika di Indonesia karena bagian sensor yang dirasa terlalu berlebihan. Banyak adegan keren yang disensor, atau bagian plot penting dalam cerita yang disensor, sehingga beberapa adegan dan cerita jadi terasa membingungkan.
Tidak hanya di Indonesia, ternyata di Amerika juga review film ini jelek, karena itu ada teori yang mengatakan bahwa film Hellboy gagal.
The first reviews are in for #Hellboy – currently it’s #Rotten at 9% on the #Tomatometer, with 33 reviews: https://t.co/d7ytKeqmSi pic.twitter.com/gbnYqUtX3D
— Rotten Tomatoes (@RottenTomatoes) April 10, 2019
Di Rotten Tomatoes, sudah ada 33 orang yang memberikan review untuk film Hellboy, dan akhirnya film Hellboy hanya mendapatkan 9% saja, dengan status Rotten atau “busuk”.
Jika di Indonesia komentar negatif datang dari sensor, di Amerika berbeda karena film ini di sana tentunya tidak disensor.
Meskipun tidak disensor, ternyata Hellboy hanya mendapatkan 9% saja yang berarti film Hellboy bisa diklasifikasi sebagai sebuah film yang gagal.
Untuk sebuah film reboot, hal ini bukanlah hal baru (apalagi ini sebuah reboot yang tak diminta para penggemar).
Masalah berikutnya adalah ada karakter yang kena Whitewashing yang seharusnya karakter Asia, menjadi orang kulit putih, yaitu Ben Daimio, dan hal ini menjadi kontroversi bahkan sebelum filmnya tayang.
Masalah lainnya adalah Hellboy rilis sebagai “acar” dalam burger bagi dua film superhero yang terkenal di seluruh dunia, Shazam! dan Avengers: Endgame, kamu bayangkan saja.
Kalau menurutmu, apakah film ini termasuk film gagal? Silahkan tulis pendapatmu di kolom komentar dan bagikan ke teman-temanmu, ya.