Chairing (チェアリング), sebuah istilah mainstream yang kini makin populer di Jepang. Membuat kursi? Meng-kursi-kan? Bukan, sayangnya bukan. Chairing adalah aktifitas luar ruangan (outdoor) yang melibatkan kursi lipat sebagai partner penyangga dalam relaksasi diri dan menikmati momen di lingkungan.
Lebih jelasnya, Chairing adalah aktifitas dimana kalian hanya membutuhkan sebuah kursi lipat, kemudian pergi ke tempat terpencil atau area yang kalian sukai, membuka kursi lipat kalian, duduk dan menikmati momen dan pemandangan sekitar. Kalian juga dapat memadukan kenikmatan bersantai macam ini dengan makanan kecil, atau bahkan sambil membaca buku. Kepopuleran kegiatan ini di Jepang sudah cukup tinggi, namun darimana kosakata ini bermula?
Chairing pertama kali dipopulerkan oleh seorang mangaka bernama Paricco dan penulis lepas bernama Suzuki Nao. Keduanya berkolaborasi dalam majalah Sakaba-Zine volume kedua yang dirilis pada 2 Mei 2016. Dari penuturan keduanya, penyebutan istilah ini sendiri awalnya hanya senda gurau saja. Namun berkat publikasi serta tren media sosial yang kian mempengaruhi netizen, sebutan ini kian populer digunakan di Jepang.
Kepopuleran ini juga mendorong sejumlah angka pengunjung di situs-situs utama plesiran seperti pegunungan, pantai, taman, hingga bantaran sungai. Dikarenakan hobi ini juga terbilang murah, sehingga makin banyak netizen yang ikut mencobanya. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua tempat memperbolehkan kegiatan ini.
Jika suatu tempat ternyata malah dipenuhi orang-orang yang sedang “chairing“, apakah masih disebut “chairing“? Hal ini tergantung dengan persepsi kalian masing-masing. Ada yang menganggap bahwa chairing dapat dilakukan di tempat ramai, namun ada juga yang membutuhkan tempat sepi dan nyaman untuk menjalankannya. Jika kalian mendapatkan kesempatan untuk mencoba kegiatan ini, apakah kalian memilih tempat yang sepi atau di tempat yang ramai?
Sumber: Grapee