Dari Santai Jadi Berdarah, Ini 8 Anime yang Ceritanya Makin Kelam!

Posted on

Salah satu kebiasaan anime shonen adalah awal cerita yang terkesan santai dan bisa dinikmati semua umur, namun lambat laun kisahnya makin kelam.

Hampir semua judul besar anime shonen memiliki tendensi seperti ini.

Tentu saja, kadang anime yang diperuntukkan buat dewasa pun menggunakan format begini untuk “menjebak” penonton.

Jadi, apa saja sih anime yang ceritanya makin kelam? Ini daftarnya!

Saat ngomongin anime yang ceritanya makin kelam, Hunter x Hunter adalah judul pertama yang saya pikirkan.

Ini bakal kerasa banget kalau kamu nonton Hunter x Hunter versi 99, yang alurnya menuju ujian Hunter lebih lambat dari versi 2011.

Di awal cerita, kamu diperlihatkan Gon dan kawan-kawan tampak menikmati perjalanan khas film keluarga. Dari awalnya cekcok di kapal, mereka melalui rintangan sederhana seperti Kiriko dan melalui kuis yang tidak memiliki jawaban.

Kemudian ujian Hunter dimulai, dan para peserta mulai mati satu demi satu. Terasa deh kalau yep, ini bukan anime anak-anak.

Yang versi 2011 pun bisa terasa seperti ini. Di alur ujian Hunter, sensornya terasa lebih ketat. Serangan Hisoka sampai tidak memenggal orang.

Lalu sejak alur Heavens Arena, cedera dan kematian pun diperlihatkan lebih detail. Terus ya… tentu saja ada juga alur Chimera Ant, yang merupakan salah satu alur terkelam Hunter x Hunter.

Trigun pun awalnya terlihat sebagai anime santai, mengikuti kelucuan-kelucuan Vash the Stampede.

Ancaman untuk Vash pun biasanya tidak berbahaya-berbahaya amat, dan bisa diselesaikan dengan cepat kalau saja Vash lebih agresif.

Lalu Legato dan pasukan Gung-ho Guns muncul, dan cerita anime ini pun mendadak jadi lebih serius.

Lah, kok Naruto?!

Lima episode pertama Naruto itu sebenarnya terasa santai kalau kamu tonton lagi. Adegan yang bikin emosi pun biasanya masih standar film keluarga. (Seperti Naruto dikucilkan).

Namun nuansa santai ini tidak bertahan lama. Kira-kira mulai dari kemunculan Zabuza, kisah Naruto mulai terasa taringnya.

Tentu saja, begitu Akatsuki hadir pun kisah Naruto pun terasa kelam, meski masih ada komedi di sana-sini.

Sebenarnya, Digimon memang memiliki tendensi untuk menjadi lebih kelam seiring berjalannya cerita.

Digimon Tamers ini yang terasa lebih parah dari yang lain. Lihat saja tokoh Impmon, yang begitu trauma terhadap perlakuan Tamer orisinalnya hingga ia bernafsu untuk membunuh. Saat dia menjadi Beelzemon, penderitaan yang ia alami selama menjadi Impmon pun membuatnya sangat berbahaya.

Kemunculan Digimon pun terasa menciptakan efek besar di dunia nyata, termasuk mendapat respons dari tentara. Efek dunia digital mencapai dunia nyata juga terasa di Digimon Adventure 1, namun kejadian di Tamers terasa lebih realistis dan ditanggapi dengan logis pula.

Mungkin ini sebabnya Digimon Tamers dianggap kurang laku, dan bahkan sempat rugi.

Kalau kamu tidak percaya, coba tonton lagi Dragon Ball dari masa Goku kecil.

Kisah-kisah di awal mungkin bisa terasa kelam (seperti saat Tao Pai Pai muncul), namun unsur komedi di anime-nya masih terasa.

Cerita mulai benar-benar menjadi kelam saat alur Piccolo dimulai… dan jadi jauh lebih serius saat Raditz hadir.

Kira-kira sejak Goku dewasa Dragon Ball sudah jadi terasa cerita yang berbeda. Humor jorok yang awam ditemui di awal perjalanan Goku berkurang, digantikan dengan pertarungan-pertarungan berdarah dan musuh yang makin lama makin kuat.

Higurashi no Naku Koro ni

Yaaaa, ini sebenarnya memang anime gore sih.

Tapi di awal-awal, masih ada kesan kalau ini adalah anime yang cukup santai. Desain karakternya pun seperti menunjukkan kalau ini pada akhirnya adalah kisah anime harem dengan misteri pembunuhan.

Lalu anime-nya makin lanjut dan situasinya makin berdarah.

Untuk yang mau nonton ini sih hati-hati, Higurashi sering masuk daftar anime paling berdarah sepanjang sejarah.

Eiichiro Oda tidak pernah lupa memasukkan unsur komedi ke One Piece.

Dia bahkan seperti sengaja mengatur Buggy masuk kelompok Luffy di Impel Down, supaya Buggy bisa melawak.

Meski begitu, tema cerita One Piece makin lama makin dewasa.

Hingga di desa Usopp, kisah One Piece masih terlihat sebagai petualangan santai Luffy yang sesekali diselipi pertempuran melawan bajak laut.

Alur Baratie kemudian memperlihatkan pengorbanan Zeff, alur Arlong memperlihatkan penjajahan desa Nami dan pembunuhan Belle-Mere.

Begitu rombongan melintas Grand Line, tema seperti perbudakan, konspirasi Pemerintah Dunia, pemberontakan, dan lain sebagainya pun terasa semakin kuat.

Rurouni Kenshin pun awalnya terasa cukup santai.

Musuh-musuh seperti Gohei Hiruma, polisi korup, dan Sanosuke Sagara tidak benar-benar terasa mengancam. Kisahnya pun lebih terasa seperti Kenshin yang berusaha pensiun, dan sesekali terlibat konflik dengan tokoh lain.

Anime ini mulai serius sejak kemunculan Jinei Udoh. Terutama karena setelah itu, kita disambung dengan kemunculan Aoshi, Saitoh, dan pada akhirnya Shishio dan Juppongatana

Demikianlah.

Hampir semua cerita shonen sepertinya memiliki tendensi begini.

Mungkin karena kebanyakan cerita ini berdasarkan manga yang berjalan bertahun-tahun. (Sampai 21 tahun untuk One Piece). Mereka yang masih anak-anak saat membaca bab pertama bisa sudah punya anak dan istri saat ceritanya lanjut.

Pengarang cerita pun membuat kisahnya jadi lebih dewasa dan berdarah untuk menyesuaikan.

Gimana pendapat kamu soal delapan anime yang ceritanya makin kelam ini? Setuju gak? Sampaikan di kolom komentar!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *