Duniaku.net – Kreator dari Malaysia, Tintoy Chuo dari Fusion Wayang Kulit di Malaysia juga membuat wayang kulit bertemakan Pop Culture. Di Facebook, Tintoy Chuo mengklaim bahwa wayang kulit Pop Culture karya Is Yuniarto menjiplak wayang kulit karyanya.
Tidak lama kemudian, Is Yuniarto memberikan tanggapan resminya dalam sebuah pos Facebook yang ditulis beberapa jam yang lalu dan telah dibagikan lebih dari 300 kali.
CONTINUE READING BELOW
Uraian berwujud status Facebook dalam bahasa Inggris tersebut tentunya bisa kamu baca di bawah ini:
Dear friends, here’s my answer of the recent ‘wayang (shadow puppet) situation’ – https://tinyurl.com/y69vmvsa I spent…
Posted by Is Yuniarto on Monday, 20 May 2019
“Saya tahu karya saya tidak sempurna, tetapi biarkan saya meluruskan beberapa disinformasi dan tuduhan tidak adil terhadap saya,” tulis Is Yuniarto dalam status tersebut.
Jelas Is dalam poin pertamanya, “Saya membuat desain wayang Han Solo dan Chewbacca dalam tahun 2015, Wayang Fusion di tahun 2018.”
Di poin keduanya, Is juga menyebutkan, “Kaki wayang yang terinspirasi Captain Marvel; Saya membuat wayang Flash dengan model kaki ‘bengkok’ yang sama di tahun 2017. Silakan cek gambarnya untuk detil dan perbandingan.”
Tentang kisah wayang, Is memulai konsep Garudayana yang menggabungkan kisah wayang dengan estetika manga di tahun 2006, yang akhirnya terbit di tahun 2009. Di tahun 2013, Is juga membuat serial komik Grand Legend Ramayana yang mengambil perspektif legenda Ramayana, tapi dengan konsep dunia barat.
Is juga menyebutkan bahwa di tahun 2009 ia sempat menonton pertunjukan pendek wayang kulit Spider-Man dan musuh-musuhnya oleh tim kreatif Trans TV. Acara tersebut dimaksudkan sebagai promosi untuk film Spider-Man.
Mendiang Ki Enthus Soesmono juga disebutkan sebagai salah satu inspirasi Is Yuniarto berkat ciptaan-ciptaan wayang kulitnya yang menggabungkan esensi kultur pop, seperti wayang Batman dan Superman.
Tidak lupa, Is mengajak orang-orang untuk merayakan kultur Wayang untuk melestarikan keberadaannya di Asia, “Indonesia Bisa, Malaysia Boleh,” tulisnya menutup klarifikasi tersebut.
Bagaimana menurutmu tentang kesamaan inspirasi dalam Fusion Wayang ini? Bagikan opinimu melalui kolom komentar di bawah ini!