Halo dan selamat hari Jum’at bagi para pembaca setia JOI. Kali ini kami kembali membahas sesuatu di rubrik Flashback Friday. Namun untuk edisi kali ini, kami tidak akan membahas suatu karya seperti manga, anime, atau novel. Melainkan kami akan membahas tentang Jurnal Otaku Indonesia sendiri.
Jurnal Otaku Indonesia berawal dari sebuah webshow YouTube sederhana sampai kini berkembang menjadi sebuah situs media dengan banyak pembaca. JOI juga sempat membuka booth di AFA ID 2013, 2014, dan 2016. Untuk lebih jelas, saya selaku kontributor baru (sejak November 2018) mendapat kesempatan untuk mewawancarai salah satu pendiri Jurnal Otaku Indonesia yaitu Randy Alidjurnawan (inisial Randy).
Q: Selamat malam Ran, lama gak berjumpa.
Malam juga yan, kabar baik kan?
Q: Alhamdulillah baik kok, masih nulis seperti biasa di JOI. Langsung aja deh ya, gue kan aslinya pembaca baru JOI di awal tahun 2014-an, nah gimana sih JOI ini terbentuk?
Pertama JOI terbentuk itu sebenarnya dari video YouTube dahulu. Saat itu gue dan Nugrahadi berpikir kalau belum ada konten lokal yang menyediakan info-info otaku, karena itu kami memutuskan untuk membangun JOI. Saat kami menyampaikan ide ini ke beberapa teman, mereka ingin membantu dan terjadilah JOI yang sampai saat ini dikenal. Sekarang pun kalian masih bisa menonton video paling awal kami di kanal YouTube JOI.
Q: Terus, apa yang membuat JOI beralih dari kanal Youtube menjadi situs berita?
JOI akhirnya memutuskan untuk membuka situs berita karena pada akhir April 2013 gue ke Jepang untuk sekolah bahasa, dan yang perlengkapan rekam ada bersama gue. Jadi, salah satu teman memberi ide untuk membuat situs berita supaya bisa menjangkau lebih banyak orang daripada tidak meneruskan JOI sama sekali.
Booth JOI di Acara Nonton Bareng Kingsglave
Q: Berapa orang atau personil JOI yang menggerakan situs ini pada awalnya? terus siapa aja?
Awalnya ada 7 personil saat itu, yaitu gue, nugrahadi, g4ronk, ryuukikun, bukan_randy, dedemit, dan zimethsuki. Signum, Kaptain dan yang lainnya baru gabung belakangan.
Q: Setelah diluncurkannya situs JOI, gimana JOI mengenalkan diri mereka sebagai media jejepangan kepada para orang-orang?
Sebenarnya yang JOI lakuin hanya secara konsisten setiap hari menyediakan berita-berita dari Jepang yang aneh-aneh dan lucu, selain berita-berita biasa kayaktentang anime, manga, dan game. Lalu mungkin karena tidak ada situs yang bisa menyediakan konten secara konsisten dan menyampaikannya dalam bahasa santai, JOI jadi dikenal oleh banyak penggemar Jejepangan.
Q: Menurut lu Ran sebagai founder, apa halangan terbesar dalam menggerakan media ini?
Pastinya halangan terbesar menggerakkan media ini adalah keuangannya, karena JOI menyewa server dan database di luar, maka saat itu gue harus mengeluarkan biaya dari kantong sendiri. Selain itu bisa gue bilang gak terlalu bermasalah
Q: Kalau boleh tahu, apakah menggerakan media ini cukup “menguntungkan”?
Kalau menguntungkan dalam hal keuangan sih enggak. Tapi kalau dalam hal lain bisa dibilang cukup “menguntungkan”, karena gue jadi mempelajari banyak hal. Banyak masalah internal dan eksternal yang terjadi selama gue mengurus JOI, tetapi kesempatan tersebut gue ambil sebagai pelajaran untuk memperbaiki dan mengembangin diri sendiri.
Acara Ulang Tahun JOI Kedua
Q: Ngeliat banyaknya staf yang keluar masuk, bagaimana JOI merekrut staf baru mereka?
Kebanyakan dari yang kenal, tapi kemarin ini kan sempat membuka lowongan kontributor (November 2018), dan itu pertama kalinya JOI membuka lowongan kontributor.
Q: Dari sudut pandang lu, apa yang ngebedain JOI yang dulu dan sekarang?
Dari sisi website sih gak ada yang begitu berubah. Kalau dari sisi video, sekarang sudah ada tim video yang dipimpin oleh Niko, yang terus memberikan konten-konten video fresh yang selalu di-update di kanal YouTube JOI bersama para host utk masing-masing segmen. Jadi konten JOI sekarang ini lebih variatif dibandingkan awal mulanya.
Q: Apa harapan terbesar lu dari JOI saat ini?
Harapan terbesar gue, JOI bisa menjadi media yang besar walaupun untuk mencapai hal itu, harus ada banyak perubahan dalam menyediakan konten di JOI. Gue sendiri udah menyerahkan operasional JOI ke teman yang gue percaya bisa membawa JOI lebih jauh dari yang telah gue lakuin, dan banyak perubahan yang mungkin tidak akan gue lakukan kalau masih gue yang memegang. Karena itu semoga JOI bisa tetap berada di hati para pembaca selama mungkin.
Q: Sebagai penutup, silahkan berikan sepatah dua patah pesan bagi para pembaca JOI.
Pesan gue bagi orang yang ingin membangun media atau bisnis apapun, yang perlu kita lakukan adalah melihat ke diri kita dahulu dan selalu memperbaiki diri. Tanpa melihat ke dalam diri dan memperbaiki diri, mau brand media atau bisnis yang telah kita bangun menjadi sangat terkenal pun bisa hancur karena keegoisan pribadi si founder.
Begitulah wawancara atau ngobrol singkat dari kekepoan seorang kontributor baru terhadap media yang menjadi rumah barunya. Seperti yang Randy katakan, JOI kini juga makin aktif kembali di kanal Youtube. Mulai dari video wawancara, Garis Depan, OMM (Obrolan Malam Minggu), dan masih banyak lagi. Jangan lupa juga, JOI Podcast juga baru berjalan dua episode dan dapat kalian dengarkan di Spotify dan Anchor.
Terima kasih atas dukungannya untuk JOI selama 7 tahun ini. Jangan khawatir, kalian masih bisa terus menantikan berbagai konten dan proyek menarik dari JOI kedepannya. Selamat ulang tahun ke-7 Jurnal Otaku Indonesia!
Bagi para pembaca, kalian juga dapat memberikan kesan dan pesan kepada kami dengan memberikannya di kolom komentar ya!