Dalam cerita masyarakat Jepang, mereka percaya, apapun itu setelah mencapai usia tua, maka dapat mengembangkan rohnya dan menjadi sosok yokai. Seperti halnya Basho no sei atau hantu penunggu pohon pisang, ketika sebuah pohon Tsubaki (Camellia japonica, atau mawar musim dingin) mencapai usia tua, roh yang ada juga konon memiliki kemampuan memisahkan diri dari pohonnya, bersama dengan kekuatan aneh dan misterius lainnya, yang digunakan untuk menyihir dan menipu manusia.
Tsubaki sendiri merupakan pohon cemara yang memiliki perilaku aneh karena tidak kehilangan bunganya secara bertahap, melainkan kelopak-kelopak akan jatuh sekaligus ke tanah. Akibatnya, pohon ini kerap kali dikaitkan dengan kematian dan keanehan di Jepang dan juga tabu untuk dibawa sebagai hadiah ke rumah sakit atau untuk orang sakit.
Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Furutsubaki no rei, dahulu kala di prefektur Yamagata, dua pedagang berjalan di sepanjang jalan gunung melewati pohon Tsubaki, tiba-tiba wanita cantik muncul entah dari mana menghembuskan nafasnya, dan seketika merubah pedagang menjadi lebah. Dia menghilang di pohon Tsubaki, lebah yang mengikutinya mendarat di bunga, tapi bau harum pohon berubah menjadi racun, dan lebah yang menciumnya jatuh ke tanah. Pedagang lain mengambil lebah dan bunga, bergegas ke kuil terdekat untuk menyelamatkan temannya, namun tetap tidak kembali ke bentuk semula, pedagang yang masih hidup mengubur lebah dan bunga.
Sementara itu, dahulu kala, di Prefektur Akita, seorang pria mendengar suara sedih yang datang dari pohon pada suatu malam. Beberapa hari kemudian, sebuah bencana menimpa kuil, dan hal ini terjadi berulang kali, hingga para pendeta menyadari bahwa Tsubaki akan memberi peringatan setiap kali sesuatu yang buruk akan terjadi. Pohon itu pun dijuluki Yonaki Tsubaki, dan sampai hari ini masih berdiri hari ini di kuil Kanman-ji, di mana ia telah berdiri selama lebih dari 700 tahun.
Kisah Furutsubaki no rei lainnya juga muncul di sebuah gundukan pemakaman kuno di Ogaki, Prefektur Gifu. Selama satu tahun, sejarawan menggali gundukan pemakaman dan menemukan beberapa artefak kuno, cermin dan beberapa tulang, namun, tak lama pria yang menemukan artefak tersebut meninggal dunia. Penduduk setempat menganggapnya sebagai kutukan, dan mengembalikan artefak ke gundukan tersebut, serta menanam tsubaki di atasnya. Ketika tsubaki menjadi tua, pohon itu berubah menjadi pohon yokai, dan sejak saat itu, setiap malam hari ada sesosok seorang wanita muda yang cantik kerap kali terlihat di pinggir jalan dekat gundukan pemakaman.
The post Furutsubaki no Rei, Roh Penunggu Pohon Tsubaki Yang Terkenal appeared first on Japanese Station.