Kalian sudah kenalkan Rahma Aufa Yazid, seorang muslim berdarah Indonesia di Jepang yang tengah menjadi sorotan dunia fashion dan media internasional karena penampilannya yang inspiratif mengangkat keindahan hijab yang dipadupadankan dengan beragam busana modern. Pada mulanya dia sangat berjuang untuk berhijab, karena merasa sangat asing menjadi satu-satunya murid di sekolah yang mengenakan hijab. Namun semua kegelisahan Aufa berubah ketika dia menjumpai busana karya Hana Tajima, seorang desainer campuran Inggris dan Jepang yang memeluk Islam di usia remaja. Siapakah Hana Tajima, yuk kita kenalan dengan designer cantik yang satu ini.
Hana Tajima menjadi mualaf di usianya ke 17 tahun, ketika dia sedang menimba ilmu tentang fashion di Exeter College, Inggris. Ayah Hana yang berdarah Jepang, dan Ibunya dari Inggris menjadikan Hana tumbuh dalam nuansa multikultural. Kedua orang tuanya yang juga merupakan seniman, menurunkan darah seni dalam diri Hana yang mendorong dirinya menjadi seorang designer muda.
Perjalanan hidup Hana Tajima setelah menjadi mualaf mempengaruhi dirinya dalam mendesain. Awal mula dirinya berhijab, Hana merasa kesulitan. Dalam beberapa wawancara Hana bercerita bahwa ia merasa kehilangan jati diri karena meniru apa yang teman muslimnya gunakan. Pada saat itu gamis atau abaya khas Arab seolah menjadi satu-satunya pilihan dalam berpakaian. Butuh waktu dan eksperimen sebelum dirinya menemukan suatu gaya berpakaian yang santuy namun juga terlihat stylish.
Hana menaiki puncak popularitasnya di Jepang saat dirinya berkolaborasi dengan brand Uniqlo. “Aku suka ide dua dunia berbeda ini datang bersama. Saya pikir ada banyak hal menarik yang dapat terjadi secara kreatif ketika anda bekerja dengan partner yang benar-benar terbuka untuk sesuatu yang baru”. Dia bermain-main di dua dunia, miliknya dan Uniqlo, kemudian melebur dan beresonansi lebih luas. Kolaborasinya dengan merek Jepang ini dimulai sekitar tahun 2016, ketika ia merancang jilbab pertamanya, terbuat dari kain AIRism milik Uniqlo, dan telah berkembang hingga mencakup gaun dan pakaian sehari-hari. Di musim keenamnya, koleksi Tajima untuk Uniqlo bukan hanya tentang kesederhanaan bagi wanita Muslim — ini tentang pakaian imut untuk semua orang.
“Berbagai tipe wanita menggunakan pakaian seperti ini untuk situasi yang berbeda dan mengintepretasikannya dengan cara mereka sendiri, dan saya pikir itu benar-benar istimewa. Hal ini adalah sesuatu yang kami coba kembangkan di sana, gagasan bahwa ini adalah koleksi yang inklusif,” kata sang desainer.
Dalam wawancaranya bersama nst.com.my, saat ditanya mengenai pandangan Hana akan fashion hijab lima tahun ke depan, dia menjawab “Hijab fashion bukan suatu hal yang bersifat tunggal. Hal ini bervariasi dari negara ke negara, kota ke kota, suatu individu ke individu lainnya. Sangat menakjubkan melihat banyaknya variasi gaya dalam berhijab dan saya berharap keanekaragaman ini terus berkembang.”
Hana berkata dalam lima tahun ke depan akan ada banyak perkembangan di industri fashion hijab. Perusahaan yang melihat potensi mendesain pakaian untuk wanita Muslim akan menginvestasikan waktu dan sumber daya ke dalamnya. Beberapa perusahaan akan mencoba dan mengubah desain yang ada, atau yang lain mungkin merekomendasikan estetika utama untuk wanita Muslim tanpa mencoba untuk memahami lebih mendalam. Tapi dirinya berharap bahwa beberapa akan memberdayakan desainer muda Muslim untuk membawa busana mereka sendiri ke dalam industri ini.
The post Hana Tajima Designer Busana Uniqlo yang Santuy dan Stylish appeared first on Japanese Station.