Souma dan Takumi telah menang melawan Don Calma. Semua itu berkat kerja sama mereka yang terjalin lewat persaingan mereka selama ini dalam menjadi koki yang terhebat. Lalu bagaimana kelanjutannya? Mari kita simak bareng-bareng. Cekidot.
Asahi Saiba Level Up
Karena kalah, seperti Sarge, Don Calma memberikan alat masak khususnya kepada Saiba. Dengan ini maka kekalahan Don Calma merupakan anugerah bagi Saiba. Semakin anak buah Saiba yang kalah maka semakin kuat si Saiba itu sendiri. Efeknya kayak ras Saiya. Tapi bedanya yang kalah dan menderita justru orang lain, dan yang tambah kuat pun orang lain, hehehe.
Gambar: Asahi Saiba Obtained New Ability
Nakiri Erina Battle Royal
Setelah melewati pertarungan demi pertarungan yang sulit. Akhirnya Souma dkk diberikan waktu istirahat sejenak untuk hari esok. Namun ketika bangun mereka dikejutkan akan bagan turnamen yang aneh. Keanehan tersebut dapat dilihat ketika bagan pertandingan Nakiri banyak sekali. Seolah-olah Nakiri sedang mengikuti battle royal yang di mana dia menjadi “daftar orang paling yang harus dibunuh.” Sontak langsung membuat Souma dkk kebingunan. Ada apa gerangan?
Gambar: Bagan pertempuran Nakiri
Book Master adalah Ibu Erina
Dalam sela sesi istirahat Erina. Souma malah mendatangi lokasi di mana Book Master berada. Ketika hendak membuka pintu Souma mendengar suara Erina sedang memprotes. Akhirnya ketimbang langsung masuk. Mereka malah menguping untuk mengetahui situasi yang lebih pasti.
Setelah debat demi debat berlangsung akhirnya Erina mengatakan keberatannya terhadap Book Master. Namun bedanya kali ini dia mengatakan ibu ketimbang Book Master. Dia protes tentang pertandingan ini. Baginya itu hanya untuk menyingkirkan dirinya karena memiliki kemampuan untuk merasakan berbagai cita rasa dalam masakan.
Gambar: Nakiri Mana, selaku Book Master dan ibu kandung Erina
Nah bagaimana chapter kali ini minna-san? Kalo menurut mimin, alasan mengapa ibu Erina melakukan hal ini lantaran ingin benar-benar menyingkirkan Erina. Dalam artian menyingkirkan ialah dengan menyelamatkan Erina dari dunia koki yang tidak selalu aman. Mungkin ini terkesan klise tapi, bagaimanapun naluri seorang ibu tetap seperti itu. Seperti yang dilakukan oleh ayahnya dulu. Walaupun memang caranya tidak selalu menyenangkan—terutama bagi Erina sendiri. Atau ada alasan lain? Coba tuliskan komentar kalian di bawah. Mari bertukar pikir dengan lepas.