Kyoto, merupakan daerah lahirnya budaya Jepang. Dimana kalian bisa lihat wanita-wanita Jepang mengenakan kimono dimana-mana. Tapi tahukah kalian ada satu tempat di Kyoto yang jarang orang tahu dan merupakan tempat yang sangat indah untuk dikunjungi ? Nama tempat itu adalah Ine, merupakan kampung para nelayan dan sekaligus kota pelabuhan kecil yang berada di timur Semenanjung Tango, di sisi Laut Jepang bagian Prefektur Kyoto.
Banyak tempat wisata yang terkenal di Kyoto seperti Maizuru, yang juga merupakan kota pelabuhan, tapi apa yang bikin berbeda dengan Ine, penulis akan menjelaskan seperti apa kota Ine itu dan tempat-tempat wisata yang harus dikunjungi disana, simak penjelasan penulis dibawah ini.
Ine merupakan kota pelabuhan di timur Semenanjung Tango. Di sepanjang Teluk Ine terdapat rumah Funaya yang berderet. Tempat ini pula terpilih sebagai “Area Konservasi Kelompok Bangunan Bersejarah Nasional” di Jepang.
Funaya adalah rumah berlantai 2 dengan lantai pertama dijadikan sebagai ruang atau garasi kapal kecil. Dan untuk lantai 2 sekarang-sekarang sudah dialih fungsikan sebagai tempat penginapan oleh para nelayan. Jadi bagi kalian yang ingin melihat keindahan laut malam, kalian bisa menginap di Funaya. Menginap di Funaya cukup menghabiskan uang sebesar 5,000 yen hingga 20,000 yen.
Lalu ada Michi-no-eki Funaya no Sato, merupakan tempat yang cocok bagi kalian yang ingin melihat keindahan Teluk Ine. Bertempat di atas bukit, menambah suasana menjadi sejuk.
Di Ine terdapat sebuah pabrik sake yang memiliki toji (Orang yang bertanggung jawab menjaga kualitas sake yang diproduksi) seorang wanita. Nama pabrik itu adalah Mukai Shuzo. Ibu Kuniko adalah pemilik dan sekaligus toji disana. Di Jepang sangat jarang ada toji seorang wanita. Namun Ibu Kuniko tidak sendiri dalam menjalankan pabrik ini, dia ditemani oleh sang suami dalam mengurus pabrik. Mukai Shuzo dapat melayani tur observasi ke dalam pabrik dan disana terdapat sake yang sangat digemari yaitu sake “Kyo no Haru” buatan asli Mukai Shuzo.
Disaat malam terdapat sebuah restoran dengan harga yang terjangkau, yaitu restoran Nagisa. Disana terdapat menu andalan yang bernama Hoshi Namako-don (nasi teripang kering). Hoshi Namako-don memiliki tekstur yang kenyal dan lembut. Kelezatannya mengingatkan kalian pada makanan khas Tiongkok.
Tidak ketinggal juga dari sisi budaya. Di Ine terdapat sebuah festival yang sudah berlangsung 400 tahun lamanya, nama festival itu adalah Festival Ine. Festival itu bertujuan sebagai ucap syukur para nelayan atas hasil ikan yang didapat. Festival Ine dibagi menjadi 2 jenis, Reisai (Festival biasa) yang diadakan bila tangkapan ikan sedikit atau kondisi laut yang sedang tidak baik yang bisa menyulitkan para nelayan. Dan yang ke-2 adalah Taisai (Festival besar) yang diadakan bila tangkapan ikan berlimpah dan kondisi laut yang sangat bagus. Saat Reisai berlangsung, festival tidak begitu meriah, namun berbeda dengan Taisai yang diadakan sangat meriah. Kegiatannya hanya berdoa sambil menghadap laut dan hasil tangkapan ikan mereka.
Pada saat Taisai berlangsung, festival diadakan selama 2 hari. Biasanya mereka berdoa di Kuil Yasaka dan berbondong-bondong menuju tepi pantai. Kalian bisa melihat mereka melakukan parade di teluk seperti Yamaboko dalam Festival Gion. Karena itu pula, Festival Ine sering juga disebut Festival Gion Laut.
Dalam parade, kalian akan melihat kapal kapal nelayan lainnya yang mengiringi Yamaboko. Ada kapal Saire-sen, dimana seorang anak terpilih melakukan pertunjukan dengan mengayunkan pedang dan tombak tradisional sebagai ritual pengusir bencana dan bahaya di lautan. Ada juga kapal Kagura-bune dimana para penari akan menari dengan diiringi aluna drum taiko.
Setelah kurang lebih dari 2 jam berlayar, kapal akan kembali ke Kuil Yasaka. Para penari dan pemain drum taiko akan turun ke darat dan memulai parade di area Kuil Yasaka. Festival ini berakhir pada pukul 10 malam.
Sudah mulai tertarik untuk mengunjungi daerah Ine ? bagi kalian yang senang dengan keindahan laut, ini murapakan tempat yang sangat di rekomendasikan.
The post Ine, Kota Pelabuhan Terindah Di Kyoto appeared first on Japanese Station.