Bila sedang berada di Tokyo dan ingin melihat-lihat kuil tanpa berdesakan dengan turis lain, kalian bisa pergi mengunjungi Jindaiji. Kuil ini merupakan kuil tertua kedua di Tokyo setelah Sensoji di Asakusa. Berbeda dengan kuil Sensoji, Jindaiji yang didirikan pada tahun 733 di Chofu ini mempunyai suasana yang lebih tenang dan asri. Nama kuil Buddha ini diambil dari nama dewa air, Jinja Daiou.
Orang-orang berdoa di kuil Buddha ini untuk kelancaran dalam hubungan terutama percintaan dan pernikahan. Kuil ini juga menyimpan harta nasional berupa patung Hakuho Buddha dengan seni yang berkembang pada abad ke-7. Patung ini bisa dilihat tanggal 8 setiap bulan pada pukul 9 pagi.
Jindaiji memiliki dua bangunan utama yaitu aula Honden yang dibangun ulang tahun 1919 dan aula Ganzan Daishi. Ganzan Daishi adalah seorang biksu prajurit yang dikenal sebagai Ryogen. Di aula tersebut tersimpan patung berwujud dirinya.
Untuk mengenang Ryogen, pada tanggal 3-4 Maret diadakan Jindaiji Temple Daruma Festival. Di festival ini mata daruma pada umumnya akan diwarnai hitam pada salah satu matanya, kemudian mata yang selanjutnya akan diwarnai begitu harapan dari pemilik daruma terwujud. Khusus daruma dari kuil ini, warna untuk matanya pun bukan hanya berupa titik hitam, tetapi akan diisi dengan huruf Sanskrit.
Tempat ini juga mempunyai makam binatang peliharaan. Pemilik binatang peliharaan dapat menyewa rak untuk menaruh foto binatang mereka yang telah tiada bersamaan dengan plakat Buddha dan bunga dari plastik.
Gerbang utama dari kuil ini disebut Sanmon yang memiliki arti ‘gerbang gunung’, dan merupakan bangunan tertua di kuil ini yang merupakan salah satu hasil konstruksi periode Edo yang masih bertahan di Tokyo.
Di depan gerbang Sanmon ini terdapat restoran-restoran soba yang memiliki keunikan dalam mengolah soba-nya masing-masing serta toko suvenir.
Wilayah Jindaiji dikatakan lebih bagus untuk ditanami soba (buckwheat) daripada padi sehingga pada periode Edo masyarakat lokal mempersembahkannya ke kuil. Kuil yang mendapatkan banyak persembahan itu akhirnya mengolahnya menjadi mi soba. Jindaiji akhirnya diasosiasikan dengan soba dan masyarakat membangun sekitar 20 restoran soba di sekitar tempat ini.
Sebelum pulang dari kunjungan kuil, datanglah ke restoran soba populer Yusui atau toko Ameya yang menjual roti dari soba yang mempunyai beragam pilihan isi.
Kuil dibuka untuk umum pukul 08:00 – 17:00.
Alamat: 5 Chome-15-1 Jindaiji Motomachi, Chofu, Tokyo
Website
Sources: japanvisitor, japanallover
The post Jindaiji: Kuil Tertua Kedua di Tokyo appeared first on Japanese Station.