Untuk kalian yang belum tahu, seri 100 Nichi Go ni Shinu Wani (The Crocodile Who Dies in 100 Days) adalah seri yang mempopulerkan format cerita “x dalam n hari” berkat popularitas buaya baik hati ini yang berakhir tragis. Seri ini tamat 2 minggu lalu, dan sama seperti seri yang tiba-tiba populer lainnya, banyak kolaborasi yang dibuat.
【重要なお知らせ】「100日後に死ぬワニカフェ」臨時休業及び開催延期のお知らせhttps://t.co/4TIdWQJ3uo
— 【公式】100日後に死ぬワニ カフェ☕ (@100_wani_cafe) April 3, 2020
Salah satunya adalah kafe yang rencananya dibuka sampai pertengahan bulan Mei, namun hanya hidup selama 3 hari saja. Ini bukan keputusan promosi untuk seri tentang karakter yang waktunya sudah habis, namun akibat penyelenggara yang menutup kafe setelah jatuhnya jumlah pengunjung di hari ketiga. Melihat situasi pandemi COVID-19 memang wajar kalau masyarakat memutuskan untuk tidak bepergian, namun tidak sedikit juga yang berpendapat kalau mengkomersilkan sebuah tragedi itu kemungkinan besar akan membuat fans tidak senang.
グッズ紹介?
『 #100日後に死ぬワニ カフェ』ではオリジナルグッズもたくさん準備中✨普段使いできるアイテムから、ワニたちをふっと思い出せるアイテムなどなどたくさんご用意??ぜひお手に取ってみてください?
ご予約はこちら?https://t.co/bNXWshzZKs
#100ワニカフェ pic.twitter.com/n6DNqHjw56
— 【公式】100日後に死ぬワニ カフェ☕ (@100_wani_cafe) March 25, 2020
Dan bonus semacam casing smartphone juga bukan barang vital di waktu ini
Kafe sendiri akan dibuka di lain hari, dan uang pemesanan juga akan dikembalikan.
Tentu saja para Netizen punya komentar pada ironi ini:
“Kafe Yang Meninggal dalam 100 Jam.”
“Buaya itu mati lagi.”
“Maaf, tapi aku senang itu terjadi.”
“Jika hanya ditunda, aku akan pergi ketika buka lagi.”
“Mengapa mereka repot-repot membuka sekarang?”
“Saya pikir mereka menggunakan korona sebagai alasan untuk kehadiran yang buruk.”
“Coronavirus membunuh buaya yang sudah mati. Ini hal yang menakutkan.”
“Mereka mengatakan bahwa mereka akan mengembalikan uang, tapi menurutmu ada berapa reservasi di sana.”
“Aku mengerti! Hidup ini cepat berlalu! Mengapa buaya ini selalu mengingatkanku akan hal ini?”
Bukan rahasia lagi kalau banyak yang memandang negatif komersialisasi ini dan merasa COVID-19 akan disalahkan sebagai penyebab penutupan ini. Tradisi kolaborasi memang akan terus terjadi setelah kondisi membaik, namun saya rasa berbagai pihak akan lebih berhati-hati dalam memilih temanya.
Sumber: Soranews