Jumlah kasus kehamilan penduduk negara Jepang dilaporkan telah mencapai titik terendah terbarunya pada tahun 2020. Pemerintah Jepang melalui Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial mengumumkan bahwa terjadi penurunan persentase kehamilan yang mencapai 4,8% dari tahun sebelumnya. Tekanan terhadap pemerintah untuk mengatasi tren penurunan ini kian berat terutama jika melihat populasi yang didominasi oleh kelompok umur tua.
Seluruh prefektur di Jepang sebelumnya melaporkan hasil perhitungan tingkat kehamilan ini dari masing-masing daerah. Kemudian pihak kementerian mengumumkan total kehamilan seluruh penduduk di tahun 2020 telah mencapai 872.227. Penurunan 4,8% dari tahun 2019 yang terhitung selisihnya mencapai 44.363 kasus. Tahun 2020 juga menjadi rekor angka terendah dari seluruh perhitungan sebelumnya.
Dari hasil pencatatan, penurunan paling tajam terjadi pada bulan Mei 2020 yang mencapai persentase 17,6%. Persentase penurunan kemudian berlanjut pada Juli 2020 yang mencapai 10,8%, dan bulan Oktober 2020 mencapai 6,6%.
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial Jepang menjelaskan bahwa mayoritas laporan kehamilan dilakukan saat seorang perempuan sudah mengandung hingga dua bulan. Total aborsi di tahun 2020 juga mencapai 145.340 kasus. Angka ini mengalami penurunan hingga 11.376 kasus atau 7,3% dari tahun sebelumnya.
Proyeksi jumlah kehamilan di tahun 2021 juga tidak memihak kepada pemerintah Jepang. Setelah di tahun 2019 jumlah kehamilan menurun hingga 900.000 kasus dan di tahun 2020 menurun hingga 850.000 kasus, proyeksi di tahun 2021 memprediksi jumlah kehamilan nasional akan kembali menurun hingga di bawah 800.000 kasus. Beberapa alasan yang muncul dalam penurunan kasus ini masih terkait dengan pandemi COVID-19. Dari pertimbangan keamanan, finansial, hingga kehamilan yang tidak diinginkan menjadi faktor signifikan menurunnya jumlah ini.
Banner: Gentosha Go
Sumber: NHK