Bagi kalian yang menyukai literatur ataupun sastra Jepang, pasti sudah mengetahui bahwa Jepang memiliki sejarah yang panjang dalam hal sastra, salah satunya adalah syair. Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang dikenal pada bidang kesusastraannya, baik prosa maupun puisi seperti Haiku, Tanka, Waka, Renga, dan lain-lain dengan ciri khusus, aturan dan struktur yang berbeda pula.
Puisi Jepang dahulu kala dibawakan secara lisan yang kemudian menjadi tulisan dan digunakan oleh wanita dan pria dalam berkomunikasi, maka sering dijumpai puisi-puisi dalam surat yang mereka kirimkan. Dari sekian banyak jenis puisi khas Jepang yang ada, salah satu yang sudah sangat mendunia adalah Haiku. Haiku adalah salah satu jenis puisi yang indah, singkat, dan memiliki beberapa aturan yang harus dipenuhi.
Haiku adalah puisi tiga bait asal Jepang yang memiliki struktur berupa 5-7-5 suku kata. Selain memiliki aturan 5-7-5 suku kata, haiku juga mewajibkan dalam penggunaan kigo dan kireji yang berarti “kata yang melambangkan musim atau alam” serta “kata penghubung atau pemotong”. Selain beberapa aturan tersebut, sebuah haiku yang bagus juga harus menggunakan kanji, bukan kanji yang berarti ‘huruf kanji (漢字)’ melainkan ‘kalimat perasaan (感字)’, sebuah kalimat yang akan melambangkan perasaan sang penulis syair tersebut.
Beberapa tokoh yang sering kali disebut-sebut sebagai sosok yang mempopulerkan haiku adalah Basho Matsuo, Buson Yosa, Issa Kobayashi, dan Shiki Masaoka. Keempat tokoh inilah yang seringkali dianggap guru besar syair dan puisi Jepang, salah satunya adalah haiku. Salah satu contoh haiku ciptaan Basho Matsuo.
古池や Furuike ya (5)
蛙飛び込む Kawazu tobikomu (7)
水の音 Mizu no oto (5)
yang kira-kira bisa diterjemahkan menjadi :
Danau tua (5)
Katak saling melompat (7)
Percikan air (5)
Seperti yang bisa dilihat, haiku karya Basho Matsuo ini memiliki semua aturan dan kewajiban yang harus dimiliki sebuah haiku. Struktur 5-7-5 suku kata, kireji (bagian ‘ya’ dalam ‘furuike ya’), serta kigo (katak sering muncul pada musim semi di Jepang).
Dikarenakan kireji khusus dan hanya ada dalam penulisan bahasa Jepang, bagi yang ingin menulis haiku dalam bahasa selain Jepang tidak diharuskan menggunakan kireji.
Setelah mengetahui contoh haiku tentu kalian tertarik bukan untuk membuatnya? Ini adalah contoh haiku buatan penulis dalam bahasa Indonesia.
Terik mentari
Kakek kayuh sepeda
Duduk termenung
Bagaimana? Apakah pembaca dapat memahami arti dari haiku karya penulis tersebut? Mari perbanyak berkarya dan menulis puisi!
featured image : dmm blog
The post Mengenal Haiku, Puisi 5-7-5 Suku Kata dari Jepang appeared first on Japanese Station.