Sendai adalah ibu kota dari prefektur Miyagi yang menggelar festival Aoba Matsuri setiap tahun pada bulan Mei di pusat kota dan taman Kotodai. Festival ini tidak jauh hubungannya dengan sejarah sebuah klan yang menguasai Sendai pada periode Edo. Bagi penggemar game “Sengoku Basara” mungkin sudah tidak asing lagi mendengar klan Date yang dipimpin oleh samurai bermata satu bernama Masamune Date.
Di festival ini akan ada yamaboko (semacam kendaraan roda) yang dibawa oleh belasan hingga puluhan orang yang berparade di kota dengan diiringi musik tradisional. Atraksi yang paling identik dengan festival ini ialah tarian suzume-odori (tarian burung gereja) dan drama yang mengangkat kisah heroik samurai klan Date.
Sejarah Festival
Dulunya festival ini disebut Sendai Matsuri dan diadakan sebagai perayaaan pendirian kuil Toshogu pada tahun 1654 oleh Tadamune Date untuk menghormati Ieyasu Tokugawa. Dan pada tahun 1874, kuil bernama Aoba didirikan di Kitayama untuk memperingati Masamune Date yang merupakan ayah dari Tadamune dan pemimpin klan Date di Sendai yang pertama. Di tahun-tahun selanjutnya festival dilangsungkan di kuil ini pada bulan Mei. Oleh karena itu akhirnya orang-orang menyebutnya sebagai Aoba Matsuri dan bukan Sendai Matsuri.
Festival
Hari Pertama disebut sebagai Yoi Matsuri, pada hari ini diadakan pertunjukan serta lomba suzume-odori yang diikuti berbagai tim penari dengan seragam masing-masing yang biasa didominasi warna cerah dan membuat pengunjung tidak bisa mengalihkan pandangan. Disini kalian dapat melihat penari-penari yang bersemangat mempertontonkan kekompakan dan kreativitas kelompok satu sama lain.
Dalam melakukan Suzume-odori, para penari menirukan gestur burung gereja dengan mengayunkan kipas menyerupai burung yang mengepakkan sayapnya. Berjalan dengan sedikit membungkuk pun membuat penari seolah-olah burung yang mencari makanan. Tarian ini kabarnya bermula dari para pekerja konstruksi kastil Aoba yang spontan menari mengikuti irama musik sehingga terlihat seperti burung saat merayakan selesainya pembangunan kastil.
Hari kedua adalah Hon matsuri. Diawali dengan pertunjukan suzume-odori, yang menjadi daya tarik hari ini adalah Date Bushotai, sekelompok orang yang menampilkan pertunjukan permainan pedang sambil berakting menjadi samurai.
Terdapat dua pemain yang memainkan Masamune muda dan tua. Selain itu ada juga pemeran tokoh-tokoh penting seperti sepupu Masamune, Shigezane Date, samurai pengikut klan Date yaitu Kojuro Katakura dan Tsunenaga Hasekura, prajurit bawahan, bahkan para ninja yang beraksi sehingga drama ini menjadi makin seru.
Dalam Hon Matsuri, yamaboko dijalankan oleh masyarakat dan masing-masing yamaboko-nya memiliki desain yang unik. Ada pula parade dengan 2.000 penari suzume-odori yang tampil di jalan.
Featured Image: sendai-travel
Sources: aoba-matsuri, japantravel
The post Menonton Serunya Tarian Burung Gereja dan Aksi Samurai di Aoba Matsuri appeared first on Japanese Station.