Setelah resmi diamankan Kepolisian Prefektur Kyoto pada hari Rabu (27/3), perwakilan dari para penyelidik menjelaskan motif dan latar belakang dari Shinji Aoba pada hari ini. Penyelidik juga membeberkan beberapa informasi terkait rekam jejak Aoba sebelum melakukan pembakaran Studio 1 Kyoto Animation pada Juli 2019 yang menewaskan 36 jiwa dan melukai 33 jiwa.
Menurut penyelidik, Aoba membuat pernyataan bahwa, “Saya dapat membunuh banyak orang jika saya menggunakan bensin”. Saat ditanyai motif dari pembakaran tersebut, Aoba nyatakan bahwa ia memiliki dendam terhadap perusahaan (Kyoto Animation) karena novel buatannya dicuri mereka. Sekitar empat bulan yang lalu, Aoba juga membuat pernyataan yang sama dan Kyoto Animation membantah adanya plagiarisme terhadap novel buatannya. Penyelidik juga menambahkan bahwa Aoba baru mengetahui jumlah korban meninggal dunia pada hari Rabu kemarin.
Penyelidik kemudian juga menjelaskan latar belakang dari pria berumur 42 tahun tersebut. “Ia berasal dari keluarga miskin. Cukup aneh untuk mengatakan maaf, namun tampaknya ia tumbuh dalam lingkungan yang penuh kerumitan”. Aoba besar dalam keluarga beranggotakan lima saudara, namun di umur sembilan tahun kedua orang tuanya bercerai. Pasca perceraian, ia tinggal bersama sang ayah. Diketahui juga bahwa Aoba dan ayahnya hidup berpindah-pindah tempat.
Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Kota Saitama, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA sambil bekerja paruh waktu di Departemen Dokumentasi Prefektur Saitama selama tiga tahun pada tahun 1995. Salah satu koleganya saat bekerja dahulu juga memberikan pernyataan, “Saya memiliki hubungan yang baik dengan para pekerja kontrak seumuran saya (seperti Aoba)”. Penyelidik juga menambahkan bahwa tak ada kasus yang melibatkan Aoba hingga masa SMA-nya.
Saat masih berumur 21 tahun, Aoba kehilangan sang ayah. Di usia dua puluhan, ia sering bekerja sebagai penjaga toko dan keadaannya saat itu cukup mengkhawatirkan. Ia dikucilkan oleh keluarganya dan penyelidik berspekulasi bahwa keluarga besarnya tak ingin terlibat dalam kehidupannya.
Di tahun 2008, Shinji Aoba berpindah apartemen ke Kota Jousou di Prefektur Ibaraki. Di tahun yang sama, penyelidik mencatat bahwa Aoba membuat masalah dengan tetangganya sendiri. Kemudian catatan kriminal Aoba bertambah di tahun 2012, dimana ia kala itu mencuri di sebuah toko kelontong dan dijebloskan ke penjara. Di tahun 2015, Aoba yang sudah menginjak usia 37 tahun dan masih di dalam penjara, didiagnosa gangguan jiwa dan mendapatkan sertifikasi disabilitas. Setelah keluar dari penjara, ia diberi obat dan mendapatkan dana dari pemerintah untuk kebutuhan sehari-harinya. Rekam jejak Aoba pasca keluar dari penjara belum diungkap oleh penyelidik dan mungkin akan diterangkan dalam waktu dekat.
Pada Juli 2019, serangan pembakaran Studio 1 Kyoto Animation dilakukan oleh Shinji Aoba. 36 jiwa meninggal dunia dan 33 orang lainnya luka-luka. 27 dari 33 korban luka sudah kembali bekerja dengan studio dari serial Clannad ini. Polisi juga mengamankan barang bukti enam bilah pisau dapur, sebuah palu, korek api dan jerigen. Sebelum resmi ditahan Rabu kemarin, Shinji Aoba diterbangkan ke Kyoto dari rumah sakit di Osaka setelah menjalani perawatan intensif.
Salah satu penyelidik pada Rabu kemarin mengatakan bahwa Aoba masih dalam keadaan belum pulih dan tidak bisa berjalan secara mandiri dikarenakan sudah berbulan-bulan berada di atas ranjang rumah sakit. Aoba juga perlu dibantu alat khusus untuk makan dan sering kali mendapatkan bantuan dari anggota medis.
Diungkap juga bahwa penyelidik sudah dapat mengobrol langsung dengan Aoba, namun harus sesuai dengan mekanisme dari tim medis. Aoba juga tidak dapat duduk dalam waktu yang lama di kursi rodanya. Namun dengan dibantu tim medis, ia tetap akan menjalani rehabilitasi untuk mengaktifkan kembali anggota geraknya agar lebih leluasa. Proses peradilannya belum diumumkan, namun diketahui bahwa ia akan dipenjara di Rumah Tahanan Osaka.