Penerbit Haru akan menerbitkan novel Goodbye Fairy. Novel karangan Yonezawa Honobu ini direncanakan terbit pada April 2020. Goodbye Fairy adalah novel yang seharusnya menjadi bagian dari serial Hyouka, sebuah seri misteri remaja yang berasal dari Jepang. Seri Hyouka sendiri telah diadaptasi ke dalam anime oleh studio Kyoto Animation dan film layar lebar dalam adaptasi laga hidup (live action).
Tentang Goodbye Fairy: Chitanda Eru Versi Bule?!
Yonezawa Honobu sebenarnya menuliskan Goodbye Fairy untuk melanjutkan seri Hyouka yang diterbitkan sebelumnya. Karena label dalam penerbit Hyouka sebelumnya ditangguhkan, Yonezawa pun tidak bisa menerbitkan Goodbye Fairy sebagai bagian dari Hyouka. Sampai akhirnya sebuah penerbit lain meminang buku ini dan memutuskan menerbitkannya dengan perubahan-perubahan sedemikian rupa, sehingga menjadi terpisah dari serial Hyouka tersebut.
Novel yang ditulis oleh Yonezawa Honobu ini mengingatkan pembaca terhadap kebiasaan-kebiasaan kecil yang ternyata memiliki filosofi tersendiri di baliknya. Terutama di Indonesia, banyak kebiasaan yang seringkali membuat orang luar negeri terheran-heran. Bahkan terkadang, sesama masyarakat Indonesia sendiri tidak paham kenapa orang melakukan itu. Seperti saat kita sedang makan gorengan, atau mi, beberapa orang terbiasa menyediakan cabe sebagai pelengkap. Sementara di luar negeri, biasanya cabe diolah terlebih dahulu sebelum dimakan. Selain itu, ada juga kebiasaan orang Indonesia, terutama suku Jawa, yang menunjuk arah jalan menggunakan jari jempol, bukan telunjuk. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan sikap sopan kepada lawan bicara. Orang luar negeri kebanyakan kesulitan untuk berjongkok, tetapi bagi masyarakat Indonesia, jongkok adalah suatu hal yang mudah dan bisa dilakukan di mana saja. Untuk itu, banyak orang luar negeri yang heran mengenai hal ini. Kerokan juga bisa membuat orang luar negeri mengerutkan kening. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang membuat budaya di Indonesia bisa dikatakan cukup unik.
Maya, tokoh utama dalam buku Goodbye Fairy, datang ke Jepang dari Yugoslavia karena ingin mempelajari budaya Jepang yang nantinya bisa dia adaptasi ke negaranya sendiri. Kedatangannya itu yang mempertemukannya dengan Moriya dan teman-temannya. Akan tetapi, karena Maya memiliki sifat ingin tahu yang demikian besar (yang mengingatkan kita kepada Chitanda Eru dalam serial Hyouka), hal-hal sekecil apa pun menjadi sebuah misteri yang unik yang bisa mengungkapkan apa yang ada di balik sebuah kebiasaan dan budaya di Jepang.
Buku ini juga mengangkat sedikit kisah di balik pecahnya negara Yugoslavia pada 1992, yang tentu saja akan menarik bagi peminat sejarah dunia.