Okunoin adalah pemakaman terbesar di Jepang, berisi lebih dari 200.000 kuburan. Meskipun begitu, menurut legenda, tidak ada yang benar-benar mati di pemakaman ini, hanya roh-roh yang tertidur, menunggu untuk bangkit kembali.
Kukai, atau juga dikenal sebagai Kobo Daishi, adalah seorang biksu pada periode Heian yang terkenal karena mendirikan Sekolah Budha Shingon di Jepang. Ia lahir dari keluarga kelas atas, dan saat usianya 15 tahun, ia memiliki minat terhadap agama Budha. Pada waktu itu, Budha adalah hal yang baru di Jepang dan belum diterima dalam budaya mereka, sampai-sampai Kaisar Kammu melarang agama tersebut di ibukota Heian (saat ini Kyoto).
Suatu hari, Kukai mendapat mimpi yang menyuruhnya pergi ke Cina untuk belajar agama Budha. Ia pun pergi dan belajar dalam pengawasan seorang biksu terkenal dari Cina, Huiguo. Ia memulai studinya pada tahun 805, dan hanya dalam waktu beberapa bulan saja, Huiguo menyatakan Kukai sebagai master agama Budha. Huiguo kemudian menyuruhnya pulang agar dapat berbagi pengetahuan dan kebijaksanaan.
Pada tahun 806, Kukai kembali ke Jepang, dan mulailah ia memperkenalkan agama Budha di Jepang secara perlahan. Semakin lama agama Budha semakin diterima, dan bentuk ajaran Kukai ini diberi nama Shingonisme. Setelah mendapatkan pengakuan di Jepang, Kukai diberi izin untuk membangun tepat pertapaan dan kuil di pegunungan Koya, Prefektur Wakayama. Pada tahun 823, seorang kaisar baru dimahkotai, ia menyukai Kukai dan ajarannya. Akhirnya ia menjadikan Budha Shingon sebagai agama yang sah di Jepang.
Kukai meninggal pada tahun 835 ketika sedang bermeditasi di Gunung Koya. Sesuai dengan wasiatnya, ia tidak dikremasi, dan dimakamkan di puncak timur Gunung Koya. Beberapa tahun kemudian, beberapa penganut ajaran Shingon membuka makam Kukai, dan alih-alih menemukan tubuh yang membusuk, ternyata tubuh Kukai terlihat sangat sehat dan rambutnya bahkan tumbuh! Klaim inilah yang mengawali legenda bahwa Kukai berada dalam keadaan meditasi abadi ketika menunggu kedatangan Budha masa depan.
Selama berabad-abad, daerah di sekitar makam Kukai menjadi rumah bagi lebih dari 200.000 batu nisan. Para pengikut Budha Shingon dan orang-orang yang sangat mengagumi Kukai telah meminta untuk dimakamkan di Gunung Koya, jadi mereka bisa lebih dekat dengan sang biksu. Tidak hanya itu, pemakaman Okunoin juga menyimpan makam dari banyak tokoh terkenaldi Jepang.
Perjalanan untuk mencapai Okunoin tidak seperti jalan-jalan pemakaman biasa. Total panjang berjalan membentang lebih dari 2 km dari gerbang pintu masuk. Tapi jaraknya dapat dipotong setengahnya jika dimulai dari halte bus Okunoin-Mae, dimana banyak bus wisata mengantar wisatawan.
Kedua jalur bergabung di Aula Persembahan Gokusho, di mana pengunjung dapat berdoa ke Bodhisattva Jizo, untuk jiwa-jiwa orang-orang terkasih dengan cara menyemprotkan air ke patungnya. Mengikuti patung-patung Jizo, adalah Jembatan Gobyobashi, pengunjung diharapkan untuk membungkuk hormat sebelum menyeberang ke bagian paling dalam dari kompleks candi.
Dengan begitu banyaknya makam di area pemakaman Okunoin ini, menjadikannya pemakaman terbesar yang ada di Jepang, dan sangat populer di kalangan turis lokal maupun mancanegara. Beberapa agensi travel juga menyediakan paket wisata malam ke pemakaman ini loh. Bagaimana? Apa kamu berani?
The post Okunoin, Pemakaman Orang yang Tidak Mati di Jepang appeared first on Japanese Station.