Ketika berbicra soal idol 2D terutama Love Live, di pikiran kita pasti terbayang bahwa serinya pasti bercerita tentang sembilan orang cewek yang nyanyi dan berdansa di atas panggung diiringi teriakan para pemujanya yang selalu memuja nama personil mereka.
Itulah yang membuat seri ini selalu populer sampai sekarang, penggemar mereka selalu suka dengan aksi panggung dan cerita keseharian para personilnya yang lucu nan menggemaskan tanpa terlalu peduli dengan cerita dan garis besar keseluruhan dari seri ini.
Setidaknya pakem tersebut terpatahkan di dalam film dari seri Love Live Sunshine! berjudul Over the Rainbow karena Over the Rainbow (OTR) bukan hanya sekedar melihat sembilan cewek 2D bergoyang dan bernyanyi bersama.
OTR mempunyai tema besar yang berbeda dari film Love Live sebelumnya yang terlihat hanyalah sebagai sebuah tempelan untuk menambah pundi-pundi penjualan tiket dan merchandise.
OTR berbicara banyak tentang menjadi dewasa dengan membawa tema coming of age yang kental di sepanjang filmnya dan pada akhirnya setelah sekian lama ada film idol 2D yang bukan hanya sebagai tempelan saja tetapi juga mempunyai makna yang dalam tentang pencarian jati diri dan pemecahan yang sesungguhnya.
Cerita dalam film ini dibagi dalam tiga babak dan di tiap babak tersebut menunjukkan tiga permasalahan dan tiga penyelesaian yang berbeda-beda. Namun, ketiga permasalahan tersebut mempunyai satu tema kuat yang menjadi narasi besar dalam film ini yaitu kelulusan.
Makna kelulusan dalam film OTR tidak hanya lulus dari sekolah atau sesuatu tapi juga bisa berarti lulus dari segala kegelisahan dan ketakutan di masa muda serta cara untuk keluar dari masalah tersebut.
Film ini mempunyai banyak narasi-narasi kecil yang seolah mengisi tema pendewasaan dan kelulusan di masa muda seperti keraguan akan diri sendiri, drama untuk membuktikan diri bahwa bisa keluar dari masalah, berpikir dan berkelana untuk menyelesaikan masalah, tidak hidup dibawah ekspektasi orang lain, jujur dengan diri sendiri dan orang lain, menemukan kembali tujuan hidup dan berkarya, berdamai dan menerima keadaan diri sendiri dan orang lain serta maju ke level kehidupan berikutnya.
OTR adalah belajar dari kehilangan. Menemukan kembali apa yang hilang adalah kunci untuk menikmati film ini. OTR berhasil menangkap kegelisahan yang terjadi di masa muda ketika semua ekspektasi tidak terjadi dan ketika semuanya telah pergi berlalu mau tidak mau harus maju terus dan harus bangkit dari keadaan yang terpuruk.
OTR tidak memaksakan dirinya untuk menjadi film yang penuh dengan pesan moral, semua pesan yang ingin disampaikan disini tentang proses menjadi pribadi yang lebih baik dibawakan dengan sangat maksimal tanpa harus terlihat ingin menggurui dan mencekoki. OTR juga mampu membuat penontonnya yang mengerti akan berpikir tentang tema besar yang ingin dibawakan oleh film ini.
OTR adalah film yang benar-benar menangkap kegembiraan dan turbulensi di masa muda dengan sangat baik, sesuatu yang tidak ditangkap oleh serial film aslinya yang isinya hanyalah sebuah perjalanan jalan-jalan ke luar negeri tanpa makna seperti layaknya film-film Indonesia yang menamakan dirinya setelah nama kota besar di luar negeri.
Pada akhirnya OTR merupakan sebuah drama musikal yang menjabarkan tentang coming to terms dan coming of age secara hakiki dan baik. OTR membawakan tema yang sangat radikal bila dibandingkan dengan film sejenis dan terlihat maksimal jika dibandingkan dengan film seishun/coming of age lainnya.
OTR adalah salah satu film animasi terbaik tahun 2019 karena mereka bisa menyampaikan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam film idol group lainnya dimana semua gadisnya terlihat bodoh dan tidak terbiasa dalam menghadapi masalah. Sebuah film yang wajib ditonton bagi yang menyukai Love Live dan sebuah film yang patut disimak bagi penggemar animasi dan cerita pendewasaan di masa remaja.