Meningkatnya kasus penyebaran wabah COVID-19 atau virus corona di Jepang dan perintah dari Perdana Menteri Shinzo Abe untuk meliburkan sekolah-sekolah dan menutup sementara tempat-tempat wisata membuat orang-orang beripikir bagaimana masa depan dari negara yang dikenal sebagai salah satu negara paling maju di dunia itu. Ketidakpastian akan masa depan Jepang meningkat sedikit demi sedikit, mulai dari lonjakan permintaan untuk produk-produk seperti masker wajah, pembersih tangan, dan yang terakhir, tisu toilet.
Minggu lalu, masyarakat mulai menyadari bahwa persediaan tisu toilet di toko-toko seperti supermarket dan minimarket mulai menghilang sedikit-demi sedikit. Tak lama kemudiam, cuitan-cuitan tentang menghilangnya tisu tersebut muncul dengan hashtag #トイレットペーパー (#toiletpaper/tisu toilet) dan akhirnya masuk menjadi salah satu trending topic di Jepang.
ティッシュとトイレットペーパーどこにもない…!#トイレットペーパー #ティッシュ #品薄 #売り切れ #完売 pic.twitter.com/xrMVXjX42T
— アブノート (@AbnoteX) February 27, 2020
Setelah cuitan-cuitan dan hashtag tersebut viral di media social, orang-orang pun mulai mengantri demi mendapatkan tisu toilet.
Toko-toko pun sesak dipenuhi orang-orang yang ingin mendapatkan tisu sebanyak mungkin. Sayangnya, beberapa toko membuat sistem 1 orang hanya bisa membeli 1 tisu toilet dan hal ini pun tidak berpengaruh banyak, beberapa toko yang menerapkan sistem seperti ini tetap saja kehabisan tisu.
Beberapa orang juga berusaha untuk menanggulangi menipisnya persediaan tisu toilet dengan mencoba pergi ke toko grosir Costco dengan harapan untuk mendapatkan tisu toilet. Sayangnya, meskipun Costco memiliki 26 cabang diseluruh penjuru Jepang, tetap saja mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar. Padahal, beberapa cabang Costco juga telah menerapkan sistem 1 orang untuk 1 tisu toilet.
Nah, sebenarnya hal apa yang menybabkan masyarakat Jepang mendadak panik dan buru-buru membeli tisu toilet? Ternyata, hal ini disebabkan klaim palsu yang tersebar di internet. Klaim palsu ini mneyebutkan bahwa tisu toilet terbuat dari bahan yang sama dengan masker, yang kini telah terjual habis di mana-mana. Selain itu, orang yang menyebarkan berita ini juga mengatakan kalau tisu toilet lokal yang dijual di pasaran merupakan barang impor dari Cina, dan akan segera habis.
Rumor ini kabarnya berasal dari seorang pengguna akun twitter dengan nama dan username di bawah ini. Kini, akun tersebut telah dihapus.
トイレットペーパーがどこにも無いです??
米子の警察は腰を上げて欲しい…#トイレットペーパー pic.twitter.com/mQBqIf7jYl— I une03 (@une06) February 28, 2020
Untuk memberantas kekhawatiran, beberapa media di Jepang menunjukkan laporan bahwa 98 persen tisu toilet yang dijual di Jepang merupakan produk lokal. Mereka juga menginformasikan kalau bahan masker dan tisu itu berbeda.
Toko-toko juga mengingatkan para pelanggan kalau tisu toilet tidak akan habis. Untuk itu, mereka memasang banner dengan tulisan “デマです”(kabar itu palsu).
Ternyata, keadaan seperti ini bukan yang pertama kalinya, Ketika Jepang jatuh akibat krisis ekonomi Iran pada tahun 1973, pengalaman serupa pernah terjadi. Peristiwa yang disebut dengan “oil shock” di Jepang itu terjadi akibat pelarangan ekspor minyak dari Iran ke negara lain selama Perang Timur Tengah. Hal ini membuat situasi ekonomi di Jepang jatuh dan memaksa masyarakat untuk panic-buy membeli produk kebutuhan sehari-hari.
Jika panic-buy akibat ini terus terjadi, bukan tidak mungkin keadaan Jepang akan kembali seperti pada tahun 1973.
The post Panik Virus Corona, Tisu Toilet Diborong Habis?! appeared first on Japanese Station.