Penyanyi dan aktris Mayu Tomita telah melayangkan gugatan ke Pengadilan Distrik Tokyo terhadap Kepolisian Tokyo Rabu kemarin. Gugatan ini berkaitan dengan kasus penikaman pada Mei 2016 yang dialaminya. Tomita berupaya mencari kompensasi sebesar 76 juta yen dari pemerintahan metropolitan Tokyo, tersangka penikaman, dan agensinya.
Usai kasus penikaman, salah satu mata Tomita mengalami kebutaan. Tomita juga mengalami kesulitan saat makan dan bernapas. Ia juga harus menjalani bedah rekonstruksi setiap enam bulan sekali, dan mengidap gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Tomita menyalahkan pihak kepolisian karena gagal melindunginya setelah melaporkan adanya ancaman dari tersangka, Tomohiro Iwazaki (27). Iwazaki yang terobsesi dengannya, sering mengirim pesan ke sosial media Tomita , bahkan mengirim berbagai macam kado/hadiah. Tomita kemudian mengembalikan kado-kado tersebut, dan Iwazaki merespon dengan cuitan dan entri blog yang mengancam nyawa Tomita. Tomita kemudian melaporkan ancaman tersebut ke polisi pada awal Mei 2016, dan dirinya menyatakan dengan spesifik, “Aku mungkin akan dibunuh.”
Iwazaki kemudian menunggu Tomita di bagian depan venue konser Solid Girls Night Vol. 11 pada bulan yang sama di Koganei, Tokyo. Tersangka langsung berhadapan dengan Tomita, dan mempertanyakan kenapa ia mengembalikan kado pemberiannya. Iwazaki yang tidak bisa mengontrol dirinya karena penjelasan Tomita yang berbelit-belit, langsung menikam bagian leher dan dada Tomita lebih dari 20 kali dengan pisau saku berukuran 8,2 cm. Tersangka berteriak “Kau seharusnya mati, mati, mati!” sambil menusuk Tomita berulang kali. Tomita mengalami pendarahan dari luka sayatan dan tikaman pada dada, punggung, leher, dan tangannya.
Tomita mengalami koma dan akhirnya sadarkan diri pada 7 Juni 2016. Terhitung ada 34 luka tikaman pada tubuhnya. Mata kirinya juga sudah mengalami kehilangan penglihatan. Pihak kepolisian Tokyo kemudian mengakui bahwa mereka tidak dapat mencegah serangan tersebut karena tidak memahami situasi genting yang dialami Tomita. Penilaian mereka waktu itu adalah Iwazaki tidak akan melakukan penikaman dalam waktu dekat.
Tomita yang sudah sadar, dicecar pertanyaan oleh kepolisian seperti apakah dia mengirimkan pesan “aku mungkin akan dibunuh” saat konsultasi awal Mei. “Aku mengatakannya!”, Tomita membalas. Semakin dalam pertanyaan yang diberikan, makin kesal dirinya kepada polisi. Penyanyi ini juga mengalami kecemasan setiap melihat benda tajam seperti alat kedokteran, bahkan pulpen sekalipun. Pada suatu waktu di dalam kereta, Tomita melihat seorang pria memasukan tangannya ke dalam saku jaketnya. Ia langsung merasa khawatir karena takut pria tersebut akan mengeluarkan pisau dari sakunya.
Iwazaki akhirnya dituntut penjara selama 14 tahun 6 bulan atas kasus percobaan pembunuhan.
Sumber: Asahi, ANN, Japan Times