Romi Hoshino, eks operator atau pengelola dari situs manga ilegal “Manga-mura” yang dituduh atas pelanggaran hak cipta diadili kembali pada persidangan hari ini. Persidangan yang dilakukan tertutup pada hari ini di Pengadilan Distrik Fukuoka ini berfokus pada bagaimana peran Hoshino dalam penyembunyian uang iklan di situs yang ia kelola. Di bawah ini adalah video terkait penangkapannya kembali pada minggu lalu.
Dalam persidangan, laki-laki berusia 28 tahun berdarah Jepang-Israel-Jerman ini mengakui perbuatannya dengan mengatakan, “Saya pikir, saya yang bertanggung jawab”. Bersama dengan 10 personil lainnya, ia mengoperasikan situs Manga-mura sejak tahun 2016. 2 tahun beroperasi, Hoshino dan kolega berhasil mendapatkan 48,45 juta yen dari hasil pemasangan iklan di situs mereka. Uang ini kemudian disimpan di rekening luar negeri, tepatnya di Filipina. Tiga personilnya sebelumnya sudah tertangkap dan disidang. Salah satu yang tertangkap adalah Wataru Adachi (37), pengangguran yang mengunggah gambar hasil pemindaian dari manga One-Piece. Selain karya tersebut, para tersangka juga melakukan pengunggahan manga Kingdom.
Menurut penuturan Hoshino, mereka mengunggah hasil pemindaian manga tersebut menggunakan komputer di suatu tempat di Tokyo pada Mei 2017. Pasca Pemerintah Jepang melakukan pemblokiran terhadap tiga situs manga ilegal termasuk Manga-mura, Hoshino mengasingkan diri ke Filipina. Situs yang ia kelola sendiri sudah tidak dapat diakses pada 17 April 2018. Hingga pada 9 Juli 2019, Badan Imigrasi Filipina merilis pernyataan terkait penangkapan Hoshino di Bandara Internasional Ninoy Aquino. Penangkapan ini merupakan permintaan langsung dari pihak Pemerintah Jepang melalui kedutaan besar mereka di Filipina.
Hoshino saat tiba kembali di Jepang
Hoshino kemudian menjalani proses interogasi hingga akhir September. Dalam beberapa bulan tersebut, Kepolisian Prefektur Fukuoka menangkap 3 tersangka lainnya. Persidangan terhadap ketiga pelaku tersebut dilakukan lebih cepat sebelum Hoshino dideportasi menuju Jepang. Pada 24 September lalu, Hoshino akhirnya dideportasi menuju Jepang dan kemudian diamankan kepolisian negara menuju Prefektur Fukuoka untuk menjalani interogasi lebih lanjut serta pengadilan.
Sumber: Yomiuri Shimbun