FlyingShine, perusahaan induk dari novel visual legendaris “CrossϮChannel” dan “Swan Song” terpaksa memulai proses likuidasi perusahaan. Pihak developer yang bermarkas di Shinjuku ini memulai proses likuidasi pada 19 Juni setelah mendapat keputusan dari Pengadilan Distrik Tokyo. Total dari hutang perusahaan tengah dalam investigasi lebih lanjut.
Kenichi Yonekawa, direktur dari FlyingShine mulai membangun perusahaan ini pada tahun 1995 bersama dengan sejumlah rekannya. Karya pertama yang dibuat dan dipasarkan secara penuh oleh FlyingShine adalah “CrossϮChannel”. Dirilis pada 26 September 2003, novel visual ini menjadi salah satu karya pertama mereka yang menembus pasar internasional. Kepopuleran CrossϮChannel membuat perusahaan memulai kerjasama dengan beberapa perusahaan lain seperti CyberFront, Inside-cap, dan 5pb. Games. Kerjasama tersebut untuk memulai perilisan di platform lain seperti Xbox, Game Boy, PSP, PS2, PS3, dan PS Vita.
FlyingShine juga merilis ulang novel visual ini dengan resolusi yang lebih tinggi dan HCG yang dikurangi sensornya pada 22 November 2012. MoeNovel, perusahaan penerjemahan novel visual yang masih berhubungan dengan Pulltop, merilis novel visual ini di Steam dalam bahasa Inggris dengan rating 17+. Setelah merilis beberapa novel visual dengan tingkat popularitasnya cukup rendah, mereka kemudian merilis novel visual “Swan Song” pada 29 Juli 2005.
Perusahaan induk Flyingshine memiliki anak perusahaan lain seperti Axis, FlyingShine Black, FlyingShine Ken, FlyingShine Kotobuki, dan Rapapuru. Karya terakhir dari anak perusahaan ini dirilis pada 2014 yang berjudul “Bitch de namaiki de Do S na Imouto kara Sei no Tehodoki o Ukeyou Game-han”. FlyingShine Black juga memiliki karya seri “Crime Rhyme” yang telah dirilis dalam empat volume. Keadaan finansial perusahaan induk ini kian memburuk hingga proses likuidasi yang dimulai sejak 19 Juni lalu. Pihak FlyingShine juga sudah menunjuk pengacara.
Terima kasih atas karya-karya kalian, semoga dapat melanjutkan bisnis di tempat dan kesempatan lain.
Sumber: Tokyo Shoko Research, Yahoo! Japan, ITMedia