Pandemi global jelas membuat pergerakan ekonomi melambat. Yakuza Jepang yang mengandalkan pasar gelap dan perjudian tentunya ikut mengalami hambatan ini, namun secara mengejutkan organisasi ini juga ternyata mengandalkan industri kuliner yang tentunya terhambat di kondisi saat ini.
Industri kuliner yang dimaksud adalah warung dan/atau stand makanan. Negara Asia lain memang melihat layanan ini sebagai toko yang hadir secara spontan di lokasi tertentu, namun Jepang bergantung pada acara spesial seperti festival musiman dan acara kuil lainnya semacam Hatsumode, Tentunya kondisi pandemi membuat banyak acara musiman ini dibatalkan ataupun dibatasi. Penjual juga umumnya disponsori oleh bisnis lokal, yang tentunya termasuk para Yakuza.
Wawancara dengan pemimpin yakuza lokal di Daily Shincho mengungkapkan detail lebih lanjut:
“Kami biasanya menghasilkan uang paling banyak dengan menjual kepada orang-orang yang mengunjungi kuil di akhir tahun dan Tahun Baru. Tapi tahun ini akibat COVID-19 itu menjadi sangat tidak mungkin. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, keuntungan kami hanya sepertiga dari yang biasa kami hasilkan. Jumlah warung makan yang beroperasi telah menyusut karena kebijakan anti-COVID-19 pemerintah, dan di samping itu, massa yang mengunjungi kuil semakin menipis. ”
Ia juga menjelaskan kasus saat suatu kelompok memutuskan untuk mendirikan warung makan tanpa mempedulikan pandemi:
“Bahkan Kuil Meiji Tokyo, yang menerima pengunjung terbanyak pada Tahun Baru di Jepang, telah mempersingkat jam operasional kami. Tidak ada orang bahkan pada pukul delapan atau sembilan malam, yang biasanya merupakan jam sibuk. Dulu bisnis selalu bagus tapi…. ”
Dengan penurunan penjualan secara keseluruhan dan Taman Ueno membatalkan Festival Bunga Sakura tahunan untuk tahun 2021, salah satu acara hanami terbesar di Jepang, prospek keuangan tahun ini tampak suram untuk mereka. Tentunya organisasi kriminal yang mengalami kesulitan itu bisa jadi berita bagus untuk banyak orang.
Di luar bisnis kuliner ini, COVID-19 juga memengaruhi cara kerja kelompok yakuza lokal secara umum. Mengingat sebagian besar anggota mereka lebih tua dan lebih berisiko, beberapa kelompok telah menangguhkan pertemuan tahunan dan Tahun Baru mereka, membatalkan pesta minum, dan juga menghindari bekerja secara langsung.
Sumber: Soranews