Kazuko Nakamura (nama asli Kazuko Katou) dinyatakan wafat pada 3 Agustus 2019 lalu di usia 86 tahun. Berita wafatnya beliau diumumkan oleh Nikkan Sports dan Hochi Shimbun pada hari Kamis kemarin. Berita wafatnya beliau datang dari pihak keluarga setelah mereka menjalankan proses pemakaman dan upacara perpisahan untuk merayakan masa hidupnya.
Nakamura adalah artist pionir saat masanya, dimana kala itu artist perempuan tidak mendapat perlakuan yang sama seperti laki-laki dan tidak diberi kesempatan yang setara. Setelah lulus dari Joshibi University of Art and Design, beliau mulai bekerja dalam produksi anime di Toei Douga (sekarang bernama Toei Animation) sebagai inbetweener.
Rekam jejaknya di Toei Douga seperti proyek The Orphan Brothers, Panda and the Magic Serpent dan Magic Boy. Hasil kerja beliau menarik perhatian kreator manga, Osamu Tezuka, yang menawarkannya posisi di studio animasi miliknya, Mushi Pro, sebagai animator dan sutradara animasi.
Kazuko Nakamura dan Akira Daikuhara
Saat proses produksi seri Astro Boy, yang menjadi pencetus penggunaan animasi terbatas dan “mata besar” ala anime klasik, Nakamura membuat konflik dengan sutradara Ghibli, Takahata Isao dengan mengkritisi gaya animasi terbatasnya. Nakamura secara frontal merespon, “Cara Toei ini tidak bagus.”
Saat Nakamura pensiun dari Mushi Pro untuk menjadi ibu rumah tangga pada tahun 1963, Tezuka tetap memintanya untuk kembali ke studio untuk mengerjakan beberapa seri. Beliau kemudian teryakinkan pada tahun 1965 untuk kembali mengerjakan seri The Amazing 3 dan lanjut mengerjakan seri populer seperti Princess Knight dan Kimba the White Lion.
Osamu Tezuka kemudian meninggalkan studio Mushi Pro pada tahun 1968 dan membuat studio sendiri bernama Tezuka Productions. Ia kemudian membawa staf-staf penting seperti Nakamura bersamanya hingga Tezuka wafat pada tahun 1989. Wafatnya Tezuka kemudian mendorong Nakamura pensiun lagi untuk kedua kalinya dan menikah kembali setelah suami pertamanya meninggal dunia.
Orang-orang menyebut Nakamura sebagai perempuan yang cantik, humoris dan menjadi animator perempuan nomor 1 di Toei Douga pada masanya. Rekan animatornya menyukai teknik imersif animasinya dan memujinya atas etos kerja dengan komitmen terhadap setiap proyek.
Kami segenap staf Jurnal Otaku Indonesia ikut berduka cita atas kepergian pionir animator perempuan yang menjadi inspirasi bagi rekan dan pekerja seni lainnya.
Sumber: Crunchyroll, Hochi Shimbun, Nikkan Sports