Di Jepang gula baru hadir pada tahun 754 lewat utusan dinasti Tang China, secara efektif membuatnya hanya bisa dinikmati para bangsawan. Baru era pada era Edo (1603-1868) gula baru bisa didistribusikan secara umum. Sebagai alternatif keterbatasan ini sebuah pemanis bernama Amazura digunakan selama era Heian (794-1185), yang penggunaannya sering kali muncul di literatur kuno seperti The Pillow Book, Konjaku Monogatarishu, dan Uji Shui Monogatari. Amazura digunakan mulai dengan menumpahkannya di es serut atapun pada sup kentang.
Kutipan Sei Shonagon mengenai Amazura
Asisten Profesor Universitas Ritsumeikan Yukihiro Komatsu, anggota Organisasi Riset Inovasi Global Ritsumeikan, sejak 2019 dirinya mencoba menciptakan kembali Amazura untuk zaman modern. Bukan hal yang mudah melihat daftar bahan mentah dan metode produksi yang digunakan untuk membuat Amazura semuanya menghilang dari catatan tertulis setelah gula tersedia lebih luas di sejak era Edo.
Untuk mencapai tujuannya, Komatsu telah meminta dukungan publik di Bluebacks Outreach, situs crowdfunding yang bertujuan untuk menjembatani pertanyaan ilmiah dengan topik kepentingan publik. Dia akan menggalang hingga 20 Maret, tetapi saat artikel ditulis, proyek tersebut telah mendapat 161 persen dari tujuan aslinya. Untuk berbagai tingkat dukungan moneter, pendukung dapat melihat nama mereka yang dicetak dalam buletin terima kasih khusus, set permen dan sirup yang dibuat dari Amazura-nya yang akan segera dibuat ulang, atau bahkan kesempatan mengikuti perayaan periode Heian bersama dengan ceramah tentang budaya makanan pada waktu yang direncanakan untuk awal 2022.
Proyek Komatsu ke depan akan terdiri dari melanjutkan penelitian catatan kuno untuk mendapatkan petunjuk dan menganalisis sampel tanaman untuk menyelidiki bahan yang paling akurat dan metode pembuatan dari pemanis ini.
Komatsu telah mengambil sampel lebih dari 20 tanaman yang mengandung getah dengan kandungan sukrosa tinggi dan akan terus menganalisis sampel tersebut secara lebih mendalam. Kandidat yang menjanjikan untuk dasar amazura termasuk Parthenocissus tricuspidata, biasa disebut jalar Boston, jalar anggur, atau jalar Jepang, serta Gynostemma pentaphyllum, juga dikenal sebagai jiaogulan.
Sumber: Soranews