[Review] Bersatu Selamanya

Posted on

“Bersatu Selamanya” Itulah judul comic dari harlequin yang saya baca pada tanggal 14 Maret lalu, kenapa saya membacanya? Apakah karena ini comic terbaru atau terbagus dari rilisan harlequin? Sebenarnya kenapa saya membaca comic “Bersatu Selamanya” di romancecomic.com itu karena comic ini mendapat bintang satu, Itulah yang justru membuat saya tertarik membacanya karena kenapa sih ada orang yang memberi ini comic ini satu bintang? Seburuk apa sih comic ini sampai mendapat bintang satu?

Seperti yang Anda tahu komik di harlequin ditujukan untuk penggemar perempuan yang pasti ceritanya akan berhubungan dengan romansa dua insan yang tak terbendung dan dibumbui dengan konflik yang menghalangi hubungan heroine dan heronya. Yang saya ekspektasikan ya… seperti manga shoujo yang sering saya baca (not shoujo-ai). Tapi ternyata justru di buka dengan sang heroine berlarian keluar gereja dengan gaun pernikahan dan menabrak sang hero di bawah rintik hujan yang begitu menyedihkan. Di benak saya pun terpikir ini bukan manga shoujo ini kan opera sabun!! (this is bad oh.. man I think this will be gonna be bad), comic ini itu opera sabun dengan gambar manga shoujo.

Cerita

Dengan ekspektasi yang turun saya coba baca halaman selanjutnya. Comic ini bercerita tentang abad pertengahan di Inggris dengan karakter utama Nyonya Theodosia Shaw yang akan dinikahi seorang bangsawan bernama Pershore (Bukan dia heronya). Pernikahan ini terpaksa dilakukan karena Keluarga Shaw membutuhkan uang untuk membiayai kebutuhan mereka, ini bukan seperti Theodosia dipaksa menikahi Peshore oleh orang lain, justru disini Theodosia adalah kepala keluarganya dan dia ditawari oleh Peshore untuk menjadi istrinya. Tapi sayang di tengah acara pernikahan itu Theodosia menjadi ragu dan membatalkan pernikahan itu, nah di situ mulailah konfliknya dan ceritanya kembali lagi adegan opera sabun yang saya sebutkan di paragraf awal.

Orang yang ditabrak Theodosia itu adalah Lord Merlin (nah dia heronya). Yang uniknya konflik datang berbarengan dengan heronya muncul. Merlin itu playboy cap bangsawan, dia senang bermain dengan wanita dan menghabiskan uangnya saat di London. Heronya di comic ini sungguh teramat jerk yang ditunjukan jelas saat di mengunjungi kediaman Keluarga Shaw. Untuk apa? Ya jelas lah untuk memainkan hati Theodosia. Konfliknya bukan karena ada cinta segitiga atau hubungan tidak direstui oleh salah satu keluarga bangsawan, Justru ini datang dari keraguan Theodosia yang memikirkan nasib keluarganya.

Dari cerita awal yang saya jabarkan sudah jelas ini cerita yang berbeda dari shoujo manga yang terkenal dengan ke wholesome -an heronya bagaikan white knight. Cerita yang disuguhkan justru berbanding terbalik dan saya sangat menyukainya dan disini paham kenapa ini diberi bintang satu pasti yang memberi nilai penggemar shoujo manga akut (hahahahaha).

GAMBAR

Gaya gambar yang digunakan adalah manga shoujo, itulah alasannya kenapa saya bisa berekspektasi comic ini manga shoujo. Ilustrasi buatan JET ini cukup ok menurut saya nyaman sekali untuk dilihat tidak ada gambar karakter dengan ekspresi berlebihan, sangat cocok dengan cerita comic ini yang sebenarnya ditargetkan untuk kalangan remaja dewasa dibandingkan dengan ekspektasi saya (yaitu remaja anak-anak). Memang ada kekurangan di bagian latar tapi ini comic one-shot jadi bisa di maklumi.

Terjemahan

Kekurangannya ada beberapa minor typo dan yang tidak terlalu mengganggu dalam memahami ceritanya. Bahasa yang digunakan juga nyaman untuk dibaca tidak terlalu kaku atau menggunakan bahasa gaul Indonesia yang berlebihan.

Konklusi

Banyak kekurangan minor yang tertupi dari nyamannya kata yang digunakan. Butuh pemahaman tentang sedikit kebudayaan abad pertengahan Inggris jika ingin memahami konflik heroin utamanya. Cerita opera sabun yang mengejutkan saya bisa diadaptasikan ke sebuah wadah baru yaitu comic. Cover comic yang generic di hampir semua rilisan harlequin menjadi penghalang pembaca untuk mencoba membacanya( coba baca dulu pasti anda akan terkejut seperti saya hahahha).

Keseluruhannya saya beri 3.5/5 ceritanya berpotensi sangat menarik jika di beri ruang lebih untuk pengembangan hubungan kedua tokoh utama (130 halaman itu masih kurang harlequin).

Written by: A. Setiaman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *