Duniaku.net – Mumbai pernah mengalami hari-hari mengerikan akibat serangan teroris. Kota terbesar kedua di India tersebut diserang oleh Lashkar-e-Taiba. Penyerangan tersebut berjalan selama empat hari lamanya dan film besutan Anthony Maras ini mengungkapkan gambaran dramatis dari serangan di hotel Taj Mahal Palace melalui beberapa karakternya.
Perang di Hotel Taj Mahal Palace
Hotel Mumbai menceritakan bagian hotel Taj Mahal Palace yang menjadi salah satu titik serangan Lashkar-e-Taiba di tahun 2008. Pasukan teroris tersebut berangkat pagi hari, terlatih, bersenjata lengkap, dan memiliki niat membunuh yang besar. Mereka memulai serangan dari Chhatrapati Shivaji Terminus, kemudian meluas hingga Taj Mahal Palace.
Pada sisi lainnya, Arjun (Dev Patel) yang digambarkan sebagai warga miskin India harus berjuang mencari nafkah untuk keluarganya. Ia bekerja sebagai pegawai di hotel Taj Mahal Palace, demi menghidupi putri kecilnya dan juga istri yang sedang mengandung anak keduanya. Di saat yang bersamaan Taj Mahal Palace juga kedatangan tamu VIP, yaitu pasangan suami istri David (Armie Hammer) dan Zahra (Nazanin Boniadi) yang membawa anaknya yang masih bayi serta pengasuhnya.
Serangan di jalanan dan sejumlah cafe, membuat para turis dan warga sekitar berlarian menuju ke bangunan besar yang ada di dekatnya. Kesempatan ini dimanfaatkan para teroris untuk masuk ke dalam Taj Mahal Palace dan memulai pembantaian di dalamnya.
David dan Zahra terpisah dengan putra mereka yang dijaga oleh Sally (Tilda Cobham-Hervey). Kondisi terpisah ini membuat David dan Zahra tidak bisa berpikir dengan jernih. Sementara itu Arjun beserta dengan staf hotel berusaha menjaga keselamatan para tamu yang berada di dalam restoran agar tidak menjadi korban.
Sayangnya David nekat ke kamar hotel demi menyelamatkan anak dan pengasuhnya. Bagaimanakah nasib David dan anaknya? Lalu, apakah Arjun bisa menyelamatkan nyawa para tamu hotel?
Manusia Melawan Teroris
Seluruh cerita yang diangkat dalam film Hotel Mumbai memang benar-benar terjadi. Bahkan, sosok Hemant Oberoi (Anupam Kher), kepala koki di hotel tersebut benar-benar ada dan sungguhan dalam melakukan aksi heroik memandu para pengunjung yang terjebak di dalam restoran hingga keluar hotel dengan selamat.
Tokoh Arjun yang diperankan oleh Dev Patel juga benar adanya. Namun, sebenarnya Arjun merupakan dua sosok yang sengaja dibuat Anthony Maras menjadi satu orang. Dilansir dari Refinery29, Maras mengungkapkan kalau sosok Arjun merupakan dua orang berbeda, yakni pegawai yang berinisiatif mematikan lampu restoran saat aksi teror terjadi dan pegawai yang memandu petugas kepolisian menemukan ruang CCTV sehingga bisa menyelamatkan para tamu yang bersembunyi di hotel tersebut.
Aksi tembak-tembakan yang terjadi di Hotel Mumbai berjalan layaknya dunia nyata. Tidak ada John McClane di sini. Jadi sang teroris tidak akan menghambur-hamburkan pelurunya untuk menghabisi target tidak bersenjata. Karena pada dasarnya mereka terlatih dalam menjalankan seluruh aksi-aksinya.
Bisa dibilang aksi teror yang dihadirkan di film ini sangat mendekati dunia nyata. Bagaimana manusia langsung meregang nyawa begitu tersambar peluru kecepatan tinggi kaliber 7.62 mm, digambarkan dengan sangat mengerikan dan penuh dengan darah. Jarangnya tembakan meleset dan penempatan posisi yang strategis, meyakinkan kami kalau para teroris tersebut sangat terlatih dalam menggunakan senjata dan taktik perang.
Menonton film berdurasi 123 menit ini membuat tegang dari sejak peluru pertama dimuntahkan. Sudah sejak awal, penonton diperlihatkan bagaimana para teroris yang masih berusia remaja ini dicuci otaknya oleh orang yang mereka sebut sebagai “Bull”. Tanpa rasa kasihan, mereka menembak orang-orang yang mereka temui di jalan.
Film ini juga memperlihatkan detail emosi yang ekstrim. Kamu akan menyaksikan bagaimana Arjun yang berjuang mati-matian menyelamatkan tamu-tamunya, atau bagaimana David dan Zahra berusaha menyelamatkan anak mereka. Pada intinya kamu akan diajak mendalami perubahan sifat manusia dalam tekanan yang sangat ekstrim.
Kesimpulan Akhir
Film ini terbilang sensitif karena melibatkan agama ke dalam konflik kemanusiaan. Tapi kami yakin seyakin-yakinnya, kalau manusia bisa membunuh manusia lainnya yang tidak bersalah karena agama, maka yang salah adalah orangnya, bukan agamanya.
Terlepas dari isu agama yang cukup sensitif, film ini menjadi tontonan yang wajib disaksikan jika kamu termasuk orang yang menyukai genre thriller. Dari awal sampai akhir kamu dipaksa untuk terus menyaksikan berbagai teror yang dialami oleh orang-orang di dalam hotel tersebut.
Hotel Mumbai kami ganjar dengan nilai 4 dari 5 bintang dan film ini sudah tayang di bioskop kesayangan kamu di Indonesia.