Akhirnya kita bisa melihat ujung akhir dari musim panas 2020. Dengan berakhirnya beberapa judul anime di musim tersebut, maka kembali lagi Jurnal Otaku Indonesia akan merilis review anime musiman pilihan seperti biasa. Sebagai pembuka, saya menghadirkan Lapis Re:LiGHTs yang sudah selesai tayang sejak 2 minggu lalu.
Tiga bulan lalu, tidak ada yang pernah memperhitungkan sebuah anime bernama Lapis Re:LiGHTs bisa menyajikan tontonan menarik di musim panas ini. Hal itu berlaku juga buat saya. Kebanyakan otaku lebih fokus kepada nama besar seperti SAO, Re:Zero, Oregairu, atau mungkin nama baru seperti Kanokari menjadi antisipasi terbesar mereka.
Lapis Re:LiGHTs langsung mengedor dengan episode pertamanya. Beberapa konten memeable juga berhasil menyerap beberapa penonton untuk tertarik mencobanya. Setelah mencobanya, saya melihat anime ini menyajikan sesuatu yang unik, gabungan dari beberapa ide yang sebenarnya sudah banyak beredar di sekitar kita namun tidak pernah terbayang untuk dibuatkan seperti ini. Bagi saya ini sesuatu yang baru namun terasa sudah lama saya merasakannya. Ya urusan anime idol kita sudah pernah disajikan seperti Macross yang menggabungkan dengan unsur mecha. Lapis Re:LiGHTs dengan ide orisinalnya menggabungkan unsur sihir dengan latar belakang Inggris masa medieval dengan kereta kuda sebagai transportasi umum dan beberapa kerajaan berkuasa. Episode pertamanya diunggah gratis di channel resmi mereka dan full episode bisa kalian tonton di Muse Asia.
Prepare yourself, this gonna be a long review contains some acknowledged spoilers.
Anime ini diproduksi atas nama studio Yokohama Animation Lab, sebuah studio yang bahkan tidak pernah membuat serial anime dengan durasi normal 20 menitan. Karya yang paling bisa dibanggakan dari studio yang sebelumnya hanya membuat ONA kurang dari jumlah dari di tangan ini adalah Miru Tights, anime yang tayang pertama di zaman Reiwa ini.
Bukan hanya itu saja, jajaran seiyuu yang berperan untuk anime ini juga mayoritas adalah pemula, bahkan ada yang baru debut dengan Lapis Re:LiGHTs sebagai anime pertama yang namanya ada berperan disitu. Dengan komposisi ini, sudah pasti kita tidak mengharapkan sesuatu yang besar untuk anime ini bukan? Namun jawaban dari mereka adalah luar biasa.
Dimulai dari segi visual, saya bisa katakan nyaris sempurna. Desain karakter yang rapi disertai ekspresi yang menghibur dari tiap karakter membuat Lapis Re:LiGHTs mencuri hati penggemar CGDCT. Ide Hogwarts CGDCT memang sangat memanjakan mata, seragam sekolah mereka terdiri dari tiga kelas, dan semuanya bagus-bagus untuk dilihat. Namun memakai unsur sekolah tidak semata-mata mereka hanya fokus dengan seifuku saja. Ada banyak koleksi baju yang bisa dilihat selama anime ini berjalan, tidak membuat mereka hanya bersembunyi di “zona aman sekolah” seperti anime yang mengangkat unsur sekolah pada umumnya. Sebagai contoh, Maou Gakuin di musim ini. Anos dan koleganya selalu muncul dengan baju sekolah kemana pun mereka pergi. Lagi jalan-jalan di luar sekolah pakai baju sekolah, makan di rumah Anos pakai baju sekolah, bahkan dalam last battlenya mereka masih sempat mengganti setelan baju mereka kembali ke mode baju sekolah setelah keren-keren mengubah kostumnya. Nah lain halnya dengan Lapis Re:LiGHTs. Ketika mereka sedang menjalankan misi, baju mereka berganti, padahal mereka masih bisa bertahan di baju sekolah. Ada juga versi baju lain yang memanjakan mata, termasuk baju tampil mereka ketika live. Semua bagian diperlihatkan begitu detail sampai-sampai saya dibuat menganga ketika pertama kali melihat mereka perform (not gonna lie).
Kamera mereka menyorot tepat di bagian yang paling baik untuk diperlihatkan. Ini adalah wujud fan service berkelas yang mereka perlihatkan sepanjang anime ini berjalan. Live concert yang mereka sebut olquestra dijalankan dengan efek 3D yang menawan, masih bisa menyatu dengan dunia dua dimensi anime dan sangat enak ditonton. Ada juga efek visual yang mereka tampilkan dengan konsep sihir membuat semuanya menjadi make sense.
Sorot trus mang kamera!
Untuk musik mereka juga membawa banyak warna baru. Memiliki 7 grup idol dengan jumlah personil yang beragam, berhasil mereka manfaatkan semaksimalkan mungkin. Ada yang membawakan musik modern EDM, ada yang membawakan J-ROCK yang berasa banget Japanese dan rocknya, dan tentunya masih banyak lagi. Semua lagu yang mereka bawakan sudah berada di bawah perhitungannya yang tepat dengan koreografi yang manusiawi, semua gerakan yang ditampilkan di animenya bisa mereka tunjukan kembali di konser dunia nyata.
Apa saya menyebutkan konser dunia nyata? Ya, mereka menunjukan beberapa lagu mereka sejak dari dua tahun lalu. Jadi sebenarnya ini project lama yang sudah digaungkan bertahun-tahun. Rencana awal mereka untuk membuat game namun hingga kini belum dirilis. Mungkin beberapa fans jadi sudah melupakan janji manisnya dan ketika mereka muncul tidak ada yang menyangka akan sekeren ini. Konser aslinya juga menggunakan efek visual yang sama dengan animenya. Koreo yang ditampilkan sesuai dengan timingnya, benar-benar sesuai perhitungan.
Padahal, sekali lagi ijinkan saya menyebutkan seiyuu mereka banyak yang masih pemula. Hanya Ray yang diisi seiyuu pro seperti HanaKana dan Ayaneru itu pun mereka cuma support yang munculnya jarang banget. Para seiyuu pemula inilah yang menjadi garis terdepan dari Lapis Re:LiGHTs. Voice acting mereka tidak terasa seperti pemula, ditambah mereka bernyanyi dan menari di atas pentas lengkap dengan kostum tampil sesuai di animenya. Sebenarnya tidak hanya itu saja kerjanya mereka, di channel youtube resmi Lapis Re:LiGHTs mereka bahkan melakukan radio secara rutin, rekaman demo masak serta permainan lainnya semua dilakukan oleh keenam grup Lapis Re:LiGHTs.
Salah satu live stage yang dilakukan oleh LiGHTs. Dari koreo sampai lagunya benar-benar out of the box.
Setelah melihat aspek teknis, kembali lagi saya ingin mereview kualitas dari cerita mereka. Seperti yang saya sebut sebelumnya, Lapis Re:LiGHTs menyajikan sebuah warna baru dari perpaduan beberapa warna lama yang tidak habis pikir bakal padu seperti ini. Kalau mau diurai garis besarnya, anime ini menyajikan fantasi lengkap dengan sihirnya dan musik bernuansa idol. Kedua hal ini dibagi sama rata, tidak ada yang kurang.
Pertama untuk bagian fantasinya sangat terasa. Mereka menggunakan nama Inggris sebagai latarnya. Sebut saja seperti Bristol, Mamuchester atau nama karakter mereka seperti Maryberry, Ashley, Garnet adalah beberapa contoh keinggrisan yang digunakan dalam anime ini. Namun beberapa budaya tentunya seperti dari negeri Sakura maupun Tiongkok bisa nyantol dalam anime ini. Penggunaan karakter Yue dan Nadeshiko adalah contohnya.
Penggunaan magic di anime ini juga memiliki alasan logis. Mulai dari adanya makhluk sihir, lampu yang dinyalakan dari sihir hingga penampilan stage yang dibuat efek bersumber dari sihir semua jelas diceritakan dalam ceritanya. Satu-satunya yang mungkin gak make sense di sini adalah penggunaan siulan pada awal mulai mereka casting sihir yang tidak konsisten digunakan dan tidak jelas batasannya dalam penggunakannya. Mungkin ini biar keren karena merapal mantra terasa lama dan jadul.
Sumber sihir mereka juga jelas karena mana yang mereka perlukan ternyata didapat dari hasil ngidol. Jadi dengan bernyanyi dan menari di depan publik, para penyihir mengumpulkan mana dari para penduduk yang ngewota lengkap dengan light sticknya. Jadi jelas juga alasan kenapa mereka tampil seperti idol.
Plot yang ditampilkan mereka juga cukup rapi. Dimulai dari pengenalan konsep sihir dan penggambaran keadaan budaya yang digunakan dalam anime ini, kemudian dilanjutkan dengan pengenalan sekolah dengan sistemnya. Setelah itu barulah mereka fokus menampilkan karakter per karakter dengan background cerita yang membangun keenam grup utama secara bertahap. Meski pun development yang dilakukan ganti-gantian, tidak membuat peran karakter yang sudah dibahas berkurang atau bahkan hilang begitu saja.
Hal ini yang membuat Lapis Re:LiGHTs mempunyai kualitas cerita dan pengembangan karakter di atas rata-rata CGDCT bahkan anime pada umumnya. Tidak ada karakter yang tertinggal dan terus bertambah developmentnya adalah sesuatu hal yang sulit untuk dicapai, dan anime ini berhasil memperlihatkan sangat baik. Setelah selesai menampilkan background story untuk 4 grup pendukung yakni: Konohana no Otome, Sadistic Candy, IV Klore, Sugar Pockets barulah mereka masuk ke inti konflik cerita di cour ini.
Tidak ada lancar, itulah yang anime ini dipertontonkan di hadapan kita. Grup utama yang dibahas anime ini: LiGHTs (awalnya belum ada nama dan intention ngidol selama paruh pertama anime ini berjalan) menghadapi krisis akan dikeluarkan dari sekolah tercinta mereka. Untuk menghindari itu mereka yang awalnya males-malesan didorong oleh main girl kita, Tiara untuk berjuang hingga mereka mau tampil di olquestra. Bangga atas pencapaian akhirnya, tidak menyelamatkan status mereka hingga mereka akhirnya ditendang ke luar sekolah. Bahkan Tiara sang motivator harus berpulang lebih dahulu ketimbang teman-temannya yang masih belum tahu melanjutkan nasib mereka.
Sebelum comeback yang manis terjadi, teman-teman Tiara yakni Ashley, Lavie, Rosetta dan Lynette bahkan harus ngegembel numpang tinggal di bar sambil kerja disitu agar dapat bertahan hidup. Plot selanjutnya nakama power beraksi yang mereka berhasil kembali dengan godspeed naik zeppelin dari Bristol ke Mamuchester (fyi in real life, Bristol ke Manchester itu jaraknya 168 mil). Mereka datang menyelamatkan kota dari serangan monster yang sudah memakan korban cukup banyak dengan nyanyian mereka. Jadi anime ini ga cuma menunjukan yang manis saja.
Pemandangan epik yang membuat saya tertegun ketika pertama kali melihatnya.
Setelah masalah yang ini selesai, ternyata masih ada lagi yang sempat ditunjukan oleh anime ini. Rahasia dari kakak Tiara terungkap, bahkan menggunakan komponen yang tidak pernah kepikiran bakal terpakai untuk plot twist semacam itu. Alat temuan Maryberry ternyata sangat berguna untuk menutupi rahasia tersebut. Saya sangat terkejut ketika mengira semua akan selesai dalam satu cour ini, nyata mereka membuka plot baru untuk season kedua apabila mereka niat untuk melanjutkannya (You thought this is a spoiler? Yes, anyway their official give same summary in 30 minutes too).
Masih banyak misteri yang tersimpan di Lapis Re:LiGHTs apalagi developmentnya masih belum selesai dituntaskan terutama untuk member Ray dan member Supernova selain Yue. Setidaknya personality mereka diungkap jadi tidak unknown banget untuk diketahui. Mungkin gamenya akan menjawab beberapa misteri ini dan plot ke depannya, jadi untuk nasib season kedua tergantung pada gamenya.
Lapis Re:LiGHTs adalah serial anime yang tidak terduga bisa menampilkan kualitas di atas rata-rata. Anime ini memang belum sempurna karena masih ada beberapa miss visual di paruh kedua yang bisa diperbaiki di BD nanti. Kurangnya batasan umur yang membuat saya bingung juga bisa masuk ke dalam minus poin dari anime ini. Tidak ada kejelasan umur berapa siswa dapat mulai bersekolah dan lulus dan tingkatnya hanya terbatas di prestasi bukan seperti sekolah pada umumnya. Kalau soal pengajaran dan pemilihan kelas sudah cukup jelas bagi saya.
Penggambaran latar belakang anime juga luar biasa, bukan hanya dari segi cerita namun artnya juga. Penampilan LiGHTs selalu yang terbaik dari segi efek dan lagunya. Openingnya terbaik di musim ini versi saya, BlueHeaven. Hanya 10 detik pertama saja sudah membuat saya merinding merasakan feelnya. Semua suara seiyuunya benar-benar larut dengan instrumen musik yang begitu padu. Ketukan drumnya juga menjadi main highlight mengatur segala ritme lagu yang menggunakan perpaduan orchestra dan musik band kontemporer.
Dengan formasi produksi yang masih baru, saya anggap ini merupakan kesuksesan besar karena berhasil meraih hati saya di tengah judul anime bombastis yang tayang di musim panas 2020. Kewaifuan Ratura, kedablegan Lavie, serta pinggang indah Yue tidak akan pernah saya lupakan selama saya tidak amnesia. Ladies and gentlemen, this is not your usual idol/magic anime, Lapis Re:LiGHTs is Lapis Re:LiGHTs.
Lapis Re:LiGHTs Score Card
Animation: 9/10
Art: 9/10
3D Effect: 9/10
Music: 9/10
Choreography: 10/10
Story-Concept: 10/10
Plot: 10/10
Character-Personality: 9/10
Character-Development: 9/10
Voice Acting: 10/10
Enjoyment: 10/10
Overall: 9/10