Review Mia and the White Lion, Kisah Persahabatan antara Singa dan Anak Manusia

Posted on

Kisah persahabatan apalagi yang berbeda spesies selalu menarik untuk diangkat menjadi sebuah film. Mia and the White Lion merupakan salah satu film yang mengangkat tema persahabatan antara manusia dengan seekor singa putih, lengkap dengan legenda Shangaan yang menyertainya.

Persahabatan Mia dengan Charlie

Film yang menceritakan persahabatan Mia Owen (Daniah De Villiers), seorang gadis berusia 11 tahun, dengan seekor singa putih bernama Charlie. Awalnya, Mia tidak tertarik dengan kehadiran Charlie sebab ia masih merasa kecewa akan kepindahan keluarganya dari London ke Afrika Selatan. Namun, entah mengapa singa putih ini selalu berusaha mendekati Mia dan mengajaknya bermain. Akhirnya, Mia pun semakin dekat dan tidak bisa lepas dari Charlie.

Suatu malam adik Mia, Mick (Ryan Mac Lennan) mendapatkan mimpi buruk. Untuk menenangkan sang adik, ibu mereka menceritakan kisah legenda singa putih yang dianggap sebagai penyelamat manusia di Shangaan. Suatu saat singa itu akan kembali ke sana dan membawa keselamatan bagi manusia.

Tanpa terasa waktu berjalan tiga tahun, Charlie tumbuh menjadi singa dewasa. Ukurannya tidak lagi kecil dan mulai menunjukkan sifat aslinya sebagai hewan liar. Khawatir dengan keselamatan Mia dan seluruh keluarganya, ayah Mia (Langley Kirkwood) memutuskan untuk memasukkan Charlie ke dalam kandang dan mengancam akan menjual Charlie bila Mia tidak patuh dengan aturan tersebut.

Sayangnya, Mia terus melanggar dan membuat tekad ayahnya untuk menjual Charlie semakin bulat. Merasa hal ini tidak adil, Mia pun berusaha untuk membebaskan dan mengembalikan Charlie ke Shangaan untuk memenuhi takdirnya sebagai singa putih yang membawa keselamatan bagi manusia.

Penuh dengan Pesan Persahabatan dan Konservasi

Mia and the White Lion memberikan lebih banyak dari sekedar hubungan antara Mia dan Charlie. Selain membahas tentang persahabatan unik tersebut, film ini juga bercerita mengenai keluarga dan kisah petualangan, sekaligus meningkatkan kesadaran dunia akan hukum perlindungan hewan yang berlaku di Afrika Selatan. Kamu juga akan dipaparkan dengan berbagai fakta-fakta singa yang membuat hati teriris.

Kalau dibahas dari segi ceritanya, kami merasakan kalau film ini memiliki alur yang biasa saja dan sangat umum. Beberapa adegan dan plot cerita dieksekusi dengan cukup buruk sehingga meninggalkan kesan yang aneh. Sangat sayang memang, apalagi mengingat film ini harusnya sanggup menghantarkan emosi ke penontonnya demi tercapainya sebuah kesadaran baru tentang hewan-hewan liar.


CONTINUE READING BELOW


Proses pembuatan film Mia and the White Lion terbilang sangat unik.Film ini dibuat selama hampir 3 tahun dan menggunakan hewan-hewan yang sama sepanjang proses shooting film. Tujuannya tentu saja untuk membangun ikatan antara para pemain dengan para hewan. Tak heran jika chemistry Mia dan Charlie sangat terasa di film ini.

Proses pembuatan Mia and the White Lion juga melibatkan Kevin Richardson, seorang “Lion Whisperer” yang mengawasi interaksi antara Charlie dengan seluruh kru film yang terlibat di dalamnya.

Kesimpulan Akhir

Film Mia and the White Lion adalah sebuah film yang cukup sulit untuk dicerna karena berbagai eksekusi yang bermasalah. Hasilnya film ini terasa seperti film indie yang dilengkapi dengan singa di dalamnya. Untunglah film ini masih memiliki berbagai elemen yang menghibur, terutama bagi keluarga penyuka hewan.

Mia and the White Lion akan tayang di bioskop kesayanganmu dalam waktu dekat. Untuk info lebih lanjut, kamu bisa memantaunya langsung di website Cinema 21.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *