Usaha Nazi dalam memenangkan perang dunia kedua ditempuh dengan segala, salah satu caranya adalah okultisme ataupun ilmu gaib. Di dunia game kita sudah berkenalan dengan seri Wolfenstein, di dunia film ada Hellboy dan baru-baru ini adalah Overlord yang disutradarai oleh Julius Avery.
Kalau mendengar nama sutradaranya, kamu pasti langsung paham kalau Overlord yang ada di sini itu bukanlah anime isekai dengan karakter utama Ains Ooal Gown. Paling satu-satunya kesamaannya adalah, mereka sama-sama berurusan dengan undead.
Sisi Lain Perang Dunia Kedua
Pada saat perang dunia kedua, Jerman yang saat itu dikomandoi oleh Adolf Hitler memiliki banyak fasilitas rahasia yang meneliti berbagai okultisme dan ilmu gaib. Salah satunya terletak di sebuah kota kecil yang berbatasan dengan Normandy.
Boyce (Jovan Adepo) bersama rekan-rekannya yang sedang berusaha memasuki garis pertahanan Jerman demi menghancurkan sebuah menara radio pengacak sinyal yang ada di atas sebuah gereja. Sayangnya operasi kecil tersebut hanya menyisakan beberapa orang saja yang berhasil mendarat dengan selamat.
Saat memasuki kota kecil tersebut, Boyce bertemu dengan sang kopral Ford (Wyatt Russell) dan beberapa orang teman-temannya. Mengetahui kalah jumlah dan perlengkapan, Boyce akhirnya memutuskan untuk masuk ke tengah kota dari garis terluar. Di tengah perjalanan mereka bertemu Chloe (Mathilde Ollivier), seorang warga Perancis yang membenci Jerman.
Dibantu oleh Chloe, pasukan kecil yang terdiri dari Ford (Wyatt Russell), Tibbet (John Magaro) Boyce dan Chase (Iain De Caestecker), berencana untuk menyusup ke dalam gereja demi meledakkan menara radio pengacau komunikasi yang dipimpin oleh Wafner (Pilou Asbæk). Sayangnya ternyata misi mereka jauh dari kata sederhana, sebab Nazi ternyata melakukan percobaan yang mengerikan di dalam gereja tersebut.
Ini Nazi Bukan Zombie
Overlord menyajikan sebuah perandaian bagaimana kalau Nazi benar-benar mampu memanfaatkan hal-hal gaib untuk berperang. Memang ini bukan pertama kalinya Hollywood menyajikan plot nyeleneh tentang Nazi Jerman, bahkan pada Inglorious Bastards kita sudah disuguhi plot perihal kematian Hitler yang ternyata berada di tangan seorang letnan Amerika.
Sang thousand year reich membutuhkan pasukan 1000 tahun juga yang mungkin bisa disamakan dengan pasukan super atau zombie. Sayangnya para pasukan super ini terlihat agak kewalahan ketika berhadapan dengan beberapa orang tentara Amerika yang dipersenjatai senapan mesin seadanya.
Untunglah Julius Arvey cukup mahir dalam menjaga kejutan-kejutan yang ada di Overlord sambil terus menggulirkan cerita. Jadinya film ini tidak bergantung dengan serbuan zombie layaknya World War Z. Sebagai ganti absennya perang gila-gilaan, kita akan dibuat penasaran oleh sosok zombie ini hingga babak terakhir dari Overlord.
Pada intinya Overlord menawarkan keseimbangan yang sangat menarik. Kita disuguhi cerita dan efek yang keren, teror yang pas dan sedikit perkembangan karakter di sana-sini. Khusus untuk bagian yang terakhir, kami sangat salut dengan kemahiran akting dari Jovan Adepo yang berhasil menampilkan sosok Boyce yang naif hingga kesannya menjengkelkan.
Kesimpulan Overlord
Overlord menjadi tipikal film yang cukup seru untuk dinikmati di akhir pekan bagi siapapun yang menginginkan ketegangan dan keseruan di dalam satu film sekaligus. Sayangnya bobot cerita Overlord jauh dari kata rumit sehingga kisah film ini akan dilupakan begitu saja setelah satu atau dua hari.
Overlord bisa kami ganjar dengan nila 3.5 dari 5 bintang. Sebuah film yang sangat menghibur untuk akhir pekan yang panjang.
Jangan lupa like fan page Duniaku.net untuk terus memantau perkembangan dunia film!