Anime musim gugur yang secara reguler tayang sejak Oktober resmi berakhir. Pertama-tama, saya akan mengulas “Strike Witches: ROAD to BERLIN” yang juga menjadi musim ketiga serial orisinal karya Projekt Kagonish dan Humikane Shimada ini. Setelah penantian selama kurang lebih 10 tahun untuk musim ketiganya, akhirnya hutang yang tak diminta itu terbayarkan. Namun pertama-tama, mari membahas latar belakang proyek ini terlebih dahulu.
Sinopsis Strike Witches: ROAD to BERLIN:
Neuroi masih menjadi ancaman, namun garis pertahanan yang berhadapan dengan mereka telah cukup stabil sehingga kini keadaan relatif damai sejak pertarungan melawan Neuroi bawah tanah. Miyafuji Yoshika bahkan telah masuk ke Sekolah Medis Helvetia dan menemukan temab baru sambil menunggu perintah pembentukan kembali dari 501st Joint Fighters Wing. Namun tampaknya pembentukan ini lebih dini daripada terlambat, dimana saat kedatangan sang pensiunan, Mio, Yoshika dapatkan “angin masalah” di lautan. Untuk membantu dengan cepat, ia menemukan fakta bahwa Neuroi ini memiliki trik terbaru.
Proyek seri anime Strike Witches sendiri dimulai dengan perilisan sebuah OVA pada tahun baru 2007 oleh Studio Gonzo. OVA berdurasi 24 menit ini mengadaptasi seri ilustrasi di majalah yang dibuat oleh Humikane Shimada. Serial televisi pertamanya tayang pada musim panas tahun 2008 dengan jumlah 12 episode. Musim keduanya tayang pada musim panas tahun 2010 dan studionya berpindah menuju AIC Spirits. Musim kedua ini tayang sebanyak 12 episode. Sebuah OVA berjudul “Strike Witches: Operation Victory Arrow” diproduksi studio Silver Link dan dirilis sebanyak tiga episode dari 20 September 2014 hingga 2 Mei 2015.
Serial spinoff “Brave Witches” mulai diproduksi oleh Silver Link dan tayang pada musim gugur tahun 2016. Kemudian serial side story yang berjudul “Strike Witches: 501 Butai Hasshin Shimasu!” yang diproduksi studio Giga Production dan acca effe tayang pada musim semi tahun lalu. Side story ini kemudian mendapat adaptasi musim kedua dan rencananya akan tayang pada Januari 2021. Spin-off berjudul “Luminous Witches” juga akan diadaptasi menjadi anime dan akan berfokus pada skuadron musik. Anime ini juga direncanakan tayang pada tahun 2021.
Game terbaru berjudul “World Witches: United Front” juga telah diluncurkan. Info lebih banyak dapat dibaca dalam tautan ini.
Karakter yang hadir dari serial “Strike Witches: ROAD to BERLIN” diantaranya:
- Misato Fukuen sebagai Yoshika Miyafuji
- Saori Seto sebagai Mio Sakamoto
- Miyuki Sawashiro sebagai Perrine-Henriette Clostermann
- Kaori Nazuka sebagai Lynette Bishop
- Mie Sonozaki sebagai Gertrud Barkhorn
- Sakura Nogawa sebagai Erica Hartmann dan Ursula Hartmann
- Rie Tanaka sebagai Minna-Dietlinde Wilcke
- Chiwa Saito sebagai Francesca Lucchini
- Uchida Aya sebagai Hattori Shizuka
- Mai Kadowaki sebagai Aleksandra “Sanya” Vladimirovna Litvyak
- Ayuru Oohashi sebagai Elia Ilmatar Juutilainen
- Ami Koshimizu sebagai Charlotte Elwyn “Shirley” Yeager
- Seiran Kobayashi sebagai Grimani Althea
Kazuhiro Takamura (Strike Witches Movie) kembali menyutradarai serial ini di studio David Production. Takamura juga menjadi desainer karakter untuk animasi dari desain orisinal buatan Shimada Humikane. Komposisi serialnya disusun oleh Striker Unit sementara Tatsuhiko Urata menjadi kepala penulis utamanya. Setting world building-nya masih dibuat oleh Takaaki Suzuki (Senyoku no Sigrdrifa). Desain neuroi atau musuh para witches dibuat oleh Naohiro Washio. Sementara literatur dalam serial ini disusun oleh Shinya Murakami (Haifuri).
+ That Traditional Pattern
Tradisi sejak musim pertama anime Strike Witches tayang adalah Yoshika yang berteman dekat dengan seorang perempuan, kemudian ia meninggalkan temannya tersebut untuk bergabung dengan 501st Joint Fighter Wing. Tradisi pola skenario ini gak akan pernah mati dalam franchise ini. Parahnya lagi, terdapat karakter terbaru bernama Grimani Althea (seiyuu: Seiran Kobayashi) yang cukup membuat saya bereaksi, “Ah, kamu adalah korban Yoshika berikutnya”. Korban disini bukan korban pelecehan seperti saat di markas 501st dulu, melainkan karena friendstarter syndrome yang sebelumnya dipegang oleh Michiko Yamakawa (seiyuu: Arise Satou).
Tradisi kedua adalah pengembangan karakter witches per episodenya. Seperti yang digunakan sebelumnya, tiap witch memiliki episode terkhususnya sendiri. Kalau saya bagi per karakternya, jadinya seperti ini:
- Shirley & Lucchini: 4
- Perrine: 5
- Erica & Bakhorn: 6
- Lynette: 7
- Eila & Sanya: 8
- Minna: 9
- Shizuka: 10
Dalam episode khusus ini, Shirley dan Lucchini masih berhubungan dengan bonding mereka dalam kecepatan, Perrine tentang bunga, Erica & Bakhorn soal coklat, otot, dan keringat, Eila dan Sanya soal radar dan catfight, Minna tentang tujuan pra-pensiunnya, dan Shizuka tentang kemampuannya sendiri. Loh kok Lynette gak saya sebut kalimat sebelumnya? Karena episode khususnya masuk dalam episode legendaris franchise ini, dan nampaknya jika kalian sudah membaca judul episodenya. Ngomong-ngomong, judul episodenya adalah “They go Boing Boing” dan bisa ditebak bagaimana isinya hahaha.
Tradisi ketiga yang masih nge-stick sama franchise ini adalah teaser dari JFW lainnya. Khusus di musim ketiga ini, kita diperlihatkan kehadiran Gundula Rall dan Hikari Karibuchi dari 502nd Joint Fighter Wing alias Brave Witches. Kemudian kita mendapati asap dari 506th Joint Fighter Wing alias Noble Witches. And that’s it. No more than that.
Yang keempat dan terkadang sering dilupakan atau tidak diperhatikan, referensi historis tempat yang mirip dengan aslinya. Beberapa tempat yang tampil dalam musim ketiga ini seperti di Utrecht, St. Truiden, Antwerp, Berlin (Germania renewal city), Huisduinen, dan masih banyak lagi. Desain bangunan yang digunakan juga digambar mirip dengan versi aslinya. Sehingga tradisi ini bisa juga dipertahankan dalam seri lain dari franchise Witches lainnya.
Ursula, saudarinya Erica, juga kembali hadir dalam musim ketiga ini. Namun Ursula kali ini sangat memanjakan para military nerd dengan Rheinbote Surface Air-Missile, Me 163 Komet, hingga avtur yang korosif itu. Saya gak bisa mention banyak disini soal hal militer lainnya karena bakal lebih dari 2000 kata hahahaha.
Less FS, Even Battle Scene Upgrade
Semenjak proyek musim ketiga ini diumumkan akan dikerjakan oleh studio David Production, saya sendiri sudah cukup bahagia karena tak perlu mengkhawatirkan kualitas animasinya. Ekspektasi besar tentunya dipasang terutama untuk scene kesehariannya saja, dan 3D style digunakan untuk pertarungannya secara dominan. Namun yang saya tak menyangka adalah transisi 2D dan 3D dalam battle scene-nya yang sangat rapi dan masih seimbang di setiap episodenya. Tidak seperti dalam adaptasi Brave Witches yang terlalu dominan 3D-nya.
Selain kualitas animasi, hal yang ditekan dalam musim ketiga ini adalah fanservice dalam bentuk cameltoe. Jika kalian menonton kembali di musim pertama dan keduanya, banyak sekali tangkapan layar yang berfokus pada masing-masing cameltoe para witches. Mengingat ini sudah di tahun 2020, fanservice semacam itu masih sudah menghilang dari mainstream media ini. Walau untuk urusan nipslip ataupun konten dewasa lainnya masih sering diperlihatkan dalam blu-ray dan DVD anime tertentu.
Teaser Akhir yang Misterius
Sejujurnya, saya berekspektasi banyak terkait episode terakhir musim ketiga ini. Mengalahkan Wolf memang menjadi tujuan utama mereka, namun ada hal yang mengganggu dalam skenarionya. Mulai dari Yoshika, dimana ia “kembali” menunjukan kekuatan lebihnya di saat keadaannya sedang terpuruk atau lebih tepatnya “belum waktunya tampil”. Meski trigger utama kebangkitan kekuatannya adalah keinginan untuk menyelamatkan teman (dalam hal ini Shizuka), kekuatan Yoshika yang dipaksa muncul ini kemungkinan besar berdampak buruk di kelanjutan cerita. Mengingat di kelanjutan ceritanya, Yoshika masih belum maksimal untuk mengontrol tekanan sihirnya, hingga muncul asumsi dirinya akan lebih cepat pensiun dari witches lainnya. Ngomong-ngomong, ia masih berusia 16 tahun.
Pasca perang berakhir, narator mengakhiri monolognya dengan “501st Joint Fighter Wing akan melanjutkan pertarungan mereka”. Reaksi pun muncul pasca kalimat ini diperdengarkan. “501st tidak dibubarkan, pertanda sesuatu?”, “Karena di selatan Karlsland dan Ostmark masih ada neuroi, apakah 501st melanjutkan peperangan kesana?”, dan masih banyak reaksi lain. Namun yang paling nyaring di forum dan Twitter sejauh ini adalah “Kapan 506th Joint Fighter Wing alias Noble Witches akan dapatkan adaptasi anime?”.
Verdict: Not a Lackluster Despite in The Middle of Worst Year
Ngeliat ini sudah jadi momentum yang cocok untuk membangkitkan kembali franchise 1 dekade lalu, saya curiga ini hanya awal kebangkitan franchise ini. Di tahun 2020, pengerjaan anime Strike Witches: ROAD to BERLIN dibarengi dengan pengembangan game universe-nya, World Witches: United Front. Perilisan game ini juga dilakukan di saat musim ketiga anime tersebut tayang. Selain untuk menjaga jangkauan promosi, keputusan untuk mempopulerkan (lagi) franchise ogah-ogahan dari Humikane Shimada ini adalah jenius. Dengan tentunya mempertimbangkan waktu dan keadaan buruk saat ini.
Kehadiran lain seperti proyek Luminous Witches yang sempat membawa tanda tanya “Buat apa?”, kini bisa terjawab. Entah sokongan darimana bagi Projekt Kagonish, lima proyek dalam tiga tahun terakhir bukanlah hal yang bisa dianggap main-main. Output-nya? Tentu saja kelancaran pasar. Saya melihat ROAD to BERLIN ini sebagai garis start kedua bagi stafnya. Melihat keadaan di dekade sebelumnya yang sedikit jomplang karena masalah produksi (read: Gonzo dan AIC).
Seperti yang saya sebut di paragraf-paragraf sebelumnya, mari menantikan proyek World Witches berikutnya. Karena Humikane juga sudah rajin memberi keterangan di Twitter, mungkin saja impian Noble Witches bisa terealisasi. Di musin dingin ini, kita dapatkan musim kedua World Witches: Hasshin Shimasu!. Tak hanya 501st, kita juga dapatkan porsi bagi 502nd. Nantikan kisah sengklek para witches dalam side story ini.
Berakhirlah ulasan kali ini, untuk itu saya tinggalkan Gertud Bakhorn dengan keringat serta ABS-nya.
©2021 Humikane Shimada / KADOKAWA / 501st Integrated Combat Air Corps