Pada 24 Maret, seorang pria ditangkap karena atas tuduhan pembakaran sebuah gedung di kota Tokushima, tempat konser grup idol Jepang sedang berlangsung. Hari ini, penyelidik mengungkapkan bahwa pria itu mengaku bermaksud meniru serangan pembakaran Kyoto Animation yang terjadi pada tahun 2019.
Tersangka, Shigeru Okada, seorang pengangguran berusia 38 tahun di Prefektur Tokushima, dituduh masuk tanpa izin di lokasi gedung Acty Annex pada 14 Maret, tak lama setelah grup idol lokal mulai tampil di sebuah bar di lantai atas dari gedung empat lantai.
Menurut polisi, kebakaran terjadi tepat setelah pertunjukan dimulai pukul 13.00, mengancam nyawa sekitar 70 orang yang berada di lokasi, termasuk pelanggan dan lima anggota grup idol, yang semuanya dapat dievakuasi ke luar. Manajer bar, yang berusia 50-an mampu memadamkan api, namun menderita luka bakar di lehernya.
Di tempat kejadian, polisi menemukan sebilah pisau dan tabung bahan bakar berwarna biru dengan sisa bensin di dalamnya. Bensin tampaknya sengaja ditumpah di aula di luar lift di lantai tiga, membuat para penyelidik percaya bahwa itu adalah serangan pembakaran.
Rekaman dari kamera keamanan dan kamera dasbor dari taksi terdekat, mengarahkan penyelidik ke Okada, yang ditangkap atas tuduhan pembakaran sebuah gedung yang dihuni.
Selama interogasi, Okada mengakui dakwaan tersebut, mengatakan bahwa dia menyalakan api di aula lift di lantai tiga gedung, membakar lantai dan dinding. Dia mengatakan dia “meniru insiden Kyoto Animation”, membeli bensin sebelum tiba di tempat kejadian, dengan cara yang sama seperti pembakaran Shinji Aoba sebelum kebakaran di Kyoto yang menewaskan 36 orang.
Menurut penyelidik, Okada membeli sekitar 14 liter bensin dari pompa bensin swalayan di dalam prefektur beberapa jam sebelum kejadian.
Menyusul serangan pembakaran 2019, Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran nasional mendorong undang-undang baru mulai 1 Februari 2020 yang mewajibkan pelanggan yang membeli bensin dalam kontainer untuk menyatakan tujuan mereka menggunakan gas dan menunjukkan identitas yang valid.
Meskipun tidak jelas apakah Okada diminta memberikan identitasnya dan alasan pembelian bensin oleh staf di pompa bensin, insiden baru ini menunjukkan bahwa pemerintah mungkin perlu memperketat undang-undang ini untuk mencegah terjadinya lebih banyak serangan peniru.
Sementara serangan Aoba dimotivasi oleh kemarahan pada studio karena adegan yang dia yakini telah dicuri darinya, penyelidik belum memahami motivasi di balik tindakan Okada.
Sumber: Soranews