Ingin belajar sejarah tokoh terkenal Jepang sambil jalan-jalan? Coba saja berkunjung ke Shimabara, kota yang jadi saksi perjuangan Amakusa Shirou, seorang samurai muda penganut agama Katolik yang tewas dalam pemberontakan besar pada zaman Edo dulu. Penasaran dengan Shimabara?
Shimabara adalah sebuah kota yang terletak di tenggara Kota Nagasaki, area Kyushu. Kota yang terbentuk dari letusan Gunung Unzen ini dulunya merupakan sebuah kota samurai. Bahkan, sisa-sisa kejayaan kota yang dikenal sebagai tempat terjadinya Pemberontakan Shimabara, pemberontakan yang melibatkan Amakusa Shirou ini masih ada sampai sekarang lho. Penasaran?
Reruntuhan Kastil Hara
Jika ingin mengetahui tentang perjuangan Amakusa Shirou, kamu harus mengunjungi reruntuhan Kastil Hara. Ya, pada tahun 1637, tempat inilah yang menjadi lokasi berlangsungnya Pemberontakan Shimabara, sebuah pemberontakan besar di mana para ronin, petani, dan para penganut agama Katolik di tempat itu atas ketidakadilan Daimyo saat itu yang menaikkan pajak untuk membangun Kastil Shimabara dan melarang penyebaran agama Katolik.
Dalam pemberontakan ini, Amakusa Shirou memimpin sekitar 37000 pemberontak yang terdiri dari ronin, petani, dan orang Katolik untuk menyerbu Kastil Hara. Sayangnya, perjuangan samurai muda ini harus terhenti karena Keshogunan Tokugawa mengirimkan 125000 tentara ke tempat itu, dan akhirnya Amakusa Shirou pun dieksekusi.
Kini, Kastil Hara tidak ada lagi, yang tersisa hanyalah beberapa reruntuhan, seperti sisa-sisa dinding batu dan batu fondasi di gerbangnya. Bekas honmaru (bagian terluar kastil) kastil ini kini menjadi sebuah taman dengan monumen batu untuk mengenang pemberontakan itu. Di taman ini juga ada patung perunggu Amakusa Shiro. Kamu bisa mengunjungi dan memotretnya.
Nah, jika ingin tahu lebih jauh tentang pemberontakan ini, bisa datang ke Arima Christian Heritage Museum (有馬キリシタン遺産記念館, Arima Kirishitan Isan Kinenkan) yang berjarak sekitar 2 kilometer dari tempat ini. Museum ini berisi segala hal tentang sejarah umat Katolik di Jepang dan Pemberontakan Shimabara.
Tempat ini sangat cocok buat pecinta sejarah, jadi jangan lupa dikunjungi ya!
Kastil Shimabara
Jejak perjuangan Amakusa Shirou berikutnya adalah Kastil Shimabara (島原城, Shimabarajō), sebuah kastil berdinding putih yang dibangun dari tungginya pajak pada awal zaman Edo dulu yang berujung pada Pemberontakan Shimabara.
Kastil yang sempat hancur pada Zaman Meiji ini memiliki museum yang berisi berbagai artefak dari Pemberontakan Shimabara seperti armor dan senjata. Selain itu, kastil ini punya sebuah observation deck di lantai 5-nya yang menyajikan pemandangan Gunung Unzen yang indah.
Kamu juga bisa merasakan sensasi berjalan-jalan di kota zaman dulu lho. Kastil ini dulunya dikelilingi oleh rumah-rumah samurai, salah satunya adalah distrik samurai bernama Teppo-cho . Di sini, ada 3 rumah samurai yang bebas kamu masuki!
Unzen Onsen
Lelah berwisata sejarah, waktunya bersantai di onsen! Ya, Shimabara memiliki onsen bernama Unzen Onsen (雲仙温泉), sebuah resor pemandian air panas di dekat puncak Gunung Unzen.
Resor ini dikelilingi oleh beberapa onsen alami, salah satunya dikenal dengan nama jigoku (neraka). Onsen jigoku merupakan area berbatu dengan air sangat panas dengan gelembung-gelembung meluap. Area ini juga sempat dipakai sebagai tempat eksekusi para orang Katolik setelah gagalnya Pemberontakan Shimabara. Namun, kini area ini bebas kamu nikmati!
Selain kolam-kolam air panas, area ini juga memiliki monumen untuk mengenang umat Katolik yang tewas di tempat ini dan berbagai toko souvenir yang menjual onsen tamago (telur rebus yang dimasak di onsen).
Di sebrang jalan, ada onsen tua yang memiliki jembatan cantik yang mengarah ke Kuil Manmyoji, sebuah kuil Budha. Di sudut lain, ada Unzen Visitor Center yang berisi segala hal yang berkaitan tentang bencana dan efeknya pada kehidupan sehari-hari, tanaman, dan kehidupan liar di hutan, serta pameran yang menjelaskan tentang tipe-tipe onsen dan bagaimana mereka terbentuk.
Siap berkunjung ke Shimabara?
The post Shimabara, Saksi Perjuangan Amakusa Shirou appeared first on Japanese Station.