Sudah berlangsung 10 bulan sejak insiden pembakaran studio 1 Kyoto Animation yang menewaskan 36 jiwa dan melukai 33 jiwa. Shinji Aoba, pelaku dari pembakaran terencana ini harus dirawat di Osaka sebelum diterbangkan kembali ke Kyoto. Kepolisian Prefektur Kyoto harus menunda penangkapannya hingga keadaannya membaik, dan pada hari ini diumumkan bahwa Aoba akan resmi dijebloskan ke penjara pada hari Rabu esok.
Menurut perwakilan dari kepolisian, walaupun kesehatan Aoba kini sudah tidak terancam, terdapat masalah dimana ia akan ditempatkan dikarenakan coronavirus yang kini tengah mewabah di seluruh prefektur. Kepolisian Prefektur Kyoto juga menolak peluang Aoba diamankan di fasilitas milik mereka. Alhasil dipastikan bahwa Aoba akan diboyong menuju Rumah Tahanan Osaka pada esok hari.
Pengambilan keputusan Rumah Tahanan Osaka sebagai lokasi penahanan Aoba awalnya terhalang oleh wabah coronavirus. Hal ini dikonfirmasi dari pemerintahan prefekturnya sendiri, bahwa ada beberapa staf di dalam fasilitas tersebut yang didiagnosa positif akan coronavirus. Setelah dilakukan penanganan semaksimal mungkin, akhirnya fasilitas tersebut tetap dipilih sebagai pengganti dari Rumah Tahanan Kyoto.
Sementara itu, pihak Kyoto Animation bersama dengan stakeholder lainnya telah membersihkan lokasi studio 1 yang pada awal tahun ini telah diruntuhkan. Lokasi studio 1 itu masih tertutup oleh seng dan belum diketahui kelanjutan pembangunannya. Pada akhir April lalu, perwakilan dari Kyoto Animation mengungkapkan,“Saya ingin berdiskusi terlebih dahulu dengan keluarga korban dan pejabat lokal, dan akan membuat penanganan komprehensif dari situasi saat ini”.
Banyak pihak terutama dari keluarga korban yang meminta kepada Hideaki Hatta untuk membangun monumen memorial di tempat tersebut. Namun banyak juga dari pihak warga setempat yang meminta untuk tidak dibangun monumen tersebut. Hingga kini belum diketahui apa rencana yang akan dilakukan pada lokasi bekas studio 1 tersebut.
Perlu diketahui, Kyoto Animation memiliki beberapa studio selain studio 1 yang dibakar secara sengaja oleh Shinji Aoba. Total terdapat lima studio/kantor yang beroperasi di bawah KyoAni dan tiga diantaranya adalah studio animasi. Kantor utamanya terletak di kota Uji, Prefektur Kyoto dan studio 1 yang akan dirobohkan berada di kota Kyoto, Prefektur Kyoto. Jarak antara kantor utama dan studio 1 ini hanya sekitar 2,5 km.
Studio kedua berada di sebuah ruko di Uchihata Kohata dan jaraknya hanya 5 menit berjalan kaki dari kantor utamanya. Kemudian studio ketiga yang dijadikan sebagai Departemen Pengembangan Produk berada dekat dengan studio kedua. Kemudian studio kelima berada di Kiso Nishinaka yang dekat dengan kantor utama. Di studio lima ini juga terdapat Kyo-Ani & Do Shop. KyoAni juga memiliki kantor cabang di Tokyo yang terletak di Akasaka, Minato-ku. Kantor cabang ini bukan menjadi tempat pembuatan animasi dari KyoAni.
Pada Juli lalu, serangan pembakaran Studio 1 Kyoto Animation dilakukan oleh Shinji Aoba. 36 jiwa meninggal dunia dan 33 orang lainnya luka-luka. 27 dari 33 korban luka sudah kembali bekerja dengan studio dari serial Clannad ini. Shinji Aoba telah diterbangkan ke Kyoto dari rumah sakit di Osaka setelah menjalani perawatan intensif. Polisi saat ini masih belum dapat menginterogasi Aoba lebih lama karena keadaanya belum sepenuhnya pulih untuk dicecar banyak pertanyaan. Akan tetapi, sebuah pernyataan resmi dari polisi dirilis pada bulan lalu bahwa mereka sudah memberi pertanyaan ke Aoba terkait kasus ini. Aoba menjawab bahwa ia memang sengaja untuk melukai banyak orang yang bekerja di studio ini. Penangkapan secara bertahap telah digalakkan dan hingga kini pelaku masih terbaring di rumah sakit.
Insiden ini juga menjadi evaluasi terberat bagi tim bantuan medis bencana (DMAT) di Prefektur Kyoto. Dilansir oleh Kyoto Shimbun, tim medis bencana baru datang sekitar 1 ½ jam pasca kebakaran muncul di Studio 1. Kebakaran terjadi pada pukul 10:30 waktu setempat, namun pada pukul 11:30 beberapa staf dari departemen medis prefektur baru menyadari adanya kebakaran ini lewat media sosial dan langsung menanyakan kepada Divisi Perencanaan Pencegahan Bencana dan Kebakaran. Pada pukul 11:44, Departemen Pemadam Kebakaran Kota mengirim pesan faks ke Divisi Perencanaan Pencegahan Bencana dan Kebakaran yang bertuliskan bahwa terdapat 10 hingga 15 kasus kematian dan sejumlah korban luka-luka yang mereka dapatkan. Di waktu tersebut, sudah 1 jam lebih 20 menit sejak kebakaran terjadi.
Keterlambatan ini menimbulkan permintaan yang cukup tinggi dari personil medis di Prefektur Kyoto. Mereka meminta pemerintah prefektur untuk membuat sistem terbaru yang dapat memudahkan penyebaran informasi terkait kejadian yang membutuhkan tenaga pemadam kebakaran dan tim medis. Permintaan ini disambut baik oleh pemerintah prefektur, dan mereka sedang mempertimbangkan untuk merancang sistem terbaru.
Sumber: Fuyuki Aizawa via Yahoo! News, Mainichi Shimbun