Mengikuti artikel minggu lalu, saya kembali di minggu ini membawakan artikel Shoujo Manga di Mata Seorang Pria bagian kedua, dan dalam bagian kedua ini saya ingin fokus kepada aspek yang menarik dari shoujo manga dan kenapa pria mau membacanya. Karena normalnya, kaum adam kan menjauhi baca manga untuk para kaum hawa ya, kita lebih sering mendekati manga dengan tema yang sangat pria, shounen, atau sekalian manga-manga yang tidak bisa dibaca di tempat umum, To Love-Ru misalnya.
Shoujo manga terkesan terlalu girly, dengan tema yang kebanyakan romansa antara dua orang insan yang terpaut gap sosial yang begitu besar, gambar yang styling-nya mungkin tidak cocok bagi pria, dan cerita yang terkesan cuma drama dan drama saja. Apalagi sejak dulu shoujo manga terkenal dengan proporsi badan ajaib, garis yang terkadang uwel-uwelan, atau tampilan pria dengan mata berbulu yang selalu diejek oleh teman-teman 1 sekolah kamu. Namun mungkin ada beberapa manfaat dalam membaca shoujo manga, dan untuk mengetahui hal tersebut, saya membaca 10 manga shoujo dari Romance Comics di minggu ini.
Kenapa saya membaca manga shoujo dari Romance Comics yang pastinya tidak terkenal? Karena tentu saya di sini mencari pengalaman yang baru, buat apa baca shoujo manga yang jelas-jelas sudah populer dan terbukti bagus? Review kamu hanya akan memiliki 2 cabang dari situ, mengakui kalau manga tersebut bagus atau jadi orang edgy dan melawan pendapat masyarakat. That will probably be taken out of context but let’s move on. Dengan membaca manga-manga yang baru dan belum dikenal masyarakat, pendapat yang saya dapatkan pastinya akan lebih murni, dan tidak bias. Apalagi kamu yang suka merasa adventurous dengan kehidupan juga pasti lebih senang mencoba hal baru dibanding yang sudah lama kan.
Sebelum saya melanjutkan artikel ini, mungkin ada baiknya kalau saya tekankan ulang kalau artikel ini adalah opini saya semata setelah selama 1 minggu membaca shoujo manga dan sebaiknya dianggap sebagai opini, dan bukan fakta. Bila kamu memiliki opini lain yang bertentangan atau selaras, JOI mengundang untuk mengutarakan pendapat kamu lewat kolom komentar.
Lalu apa saja sih hal-hal yang menarik bagi saya saat membaca shoujo manga? Berikut adalah ulasannya.
Creating a new perspective
Sebelum ini, kira-kira apa sih seri-seri yang saya anggap seri romansa bagi para pria? Sepertinya hampir tidak ada seri yang benar-benar bercerita mengenai romansa, selalu diselingi dengan tema lain yang lebih kuat kemudian diselipkan bumbu romansa antara pemeran utamanya. Misalnya seperti Rakudai Kishi no Cavalry yang walaupun tema fighting-nya cukup kuat, tetap dibarengi dengan kuatnya romansa antar pemeran utama. Contoh lain yang relatif baru adalah Bunny Senpai atau Aobuta, walaupun pemeran utamanya digoyahkan oleh interaksi dengan banyak wanita lain dan permasalahan mereka, dia tetap memilih Mai-senpai sebagai cintanya. Lalu ada seri lucky sukebe seperti To Love-Ru atau Maken-ki yang kalau seri ini kamu jadikan untuk acuan kehidupan love life kamu di real life, kamu gila.
Shoujo manga membuka kembali perspektif mengenai romance manga yang ada di kepala kamu, kamu tidak lagi membayangkan seri-seri di atas saat membayangkan seri romansa. Banyak dari seri shoujo manga ini yang mengedepankan tema romance-nya duluan, baru disusul dengan tema lain seperti politik atau konflik batin lain.
Selain itu terkadang kita juga bisa dapat kejutan-kejutan lucu seperti saat saya membaca manga gubahan duo Jennie Lucas dan Hibiki Sakuraya, karena kedua manga gubahan mereka yang saya baca ternyata lucu dan menarik. Sebelum ini saya sama sekali tidak menyangka kalau manga shoujo bisa lucu, setidaknya within my expectation ya, karena anggapan saya manga shoujo akan lebih berat mengusung tema percintaan. Apalagi bisa menarik reaction faces yang tidak saya sangka-sangka bisa menggelitik sisi perut saya, saya sangat merekomendasikan manga buatan Hibiki Sakuraya dan Jennie Lucas.
A more reliable source to learn more about the girls
I don’t want to impose that shoujo manga is the bible for your love life, but let’s be honest that they’re written by women and women knows what they want. Cowok tahu apa, yang sudah menikah aja kadang masih suka main tebak-tebakan kode dari pasangan, ya kan? Apalagi kita yang masih lajang, mending untuk tahu apa isi hati wanita, buat tahu jenis shampo yang dia pakai saja kita tidak peduli.
You see, walaupun mungkin banyak cerita dari shoujo manga yang mirip dengan FTV dan sinetron lain, banyak drama dan kasus-kasus yang kadang nggak relatable kaya menikah dengan CEO yang juga putra bangsawan, atau pernikahan antara 2 anak sultan, tapi saya perasaan dari para wanita ini cukup real. Terkadang apa yang mereka inginkan nggak muluk-muluk banget kok. Mostly cinta yang genuine dan pria yang bisa membuatnya merasa nyaman dan aman, mereka tidak mencari kekayaan dan kekuatan, banyak yang siap untuk hidup mandiri atau memiliki sikap keibuan yang tinggi.
Sayang standar pasangan di shoujo manga itu kebanyakan ikemen tajir yang bikin tingkat kesulitan semakin bertambah bagi kamu.
Shoujo manga juga tidak selalu menggambarkan wanita yang suci tanpa cela, terkadang wanita juga butuh kasih sayang dan pelarian. Tidak semua wanita dalam serial ini digambarkan putih dan suci. Terkadang mereka pun butuh pegangan dan kehangatan dari pria lain. Misalnya saat Belle patah hati di pemakaman ayah sahabatnya, dia takluk dengan buaian Angel yang mengajaknya untuk melupakan duka tersebut dan menemaninya malam itu.
Dalam kesempatan lain, Samira memanfaatkan anak-anak Tarik dalam serial Pengantin Untuk Sang Sultan demi menjadi lebih dekat dengan sang pria. Tentu, Tarik sebagai pria salah menangkap kode dan maksud dari Samira dan menganggap Samira hanya menginginkan kasih sayang dari anaknya, tapi demi cinta Samira menerima apapun yang Tarik katakan. If reading between the lines isn’t your forte, mungkin kamu bisa mulai membaca shoujo manga.
Sebelumnya saya mengira kalau shoujo manga lebih berhati-hati dengan adegan-adegan dewasa, dan ceritanya akan lebih pure daripada cerita kebanyakan seri romansa untuk pria. Namun ternyata, mereka malah lebih bebas dalam mengungkapkan adegan-adegan tersebut dan bahkan lebih terbuka mengenai one night stand dan hubungan seksual lain daripada kebanyakan manga.
Tidak semua hal dari shoujo manga bisa kita ambil sebagai pelajaran, namun hal-hal yang kecil seperti bagaimana pikiran seorang wanita bekerja atau apa yang terjadi saat kamu salah baca kode, atau kenapa sih cowok suka salah baca kode bisa menjaid pengalaman berharga yang bisa kamu aplikasikan ke lapangan. Setidaknya, bakal lebih valid dibandingkan seri harem romance yang biasa kamu ikuti.
Bagi saya, kedua hal inilah yang menjadi tujuan utama kamu saat membaca shoujo manga, untuk membuka pikiran dan menambah strategi serta mempertajam insting saat berhadapan dengan para wanita. Bayangkan kalau gebetan kamu minta kamu baca manga yang sedang dia baca dan shoujo banget, tapi kamu tidak ngerti shoujo manga to begin with. Kamu bakal bosan dan empet saat membaca manga tersebut dan walaupun manga itu bukan satu-satunya topik pembicaraan dengan si dia, at least she’ll appreciate if you read it dan kalau kamu peka, mungkin ada kode-kode dalam manga tersebut yang harus kamu translate ke dunia nyata. If you don’t, itulah makanya kita suka dianggap tidak peka oleh mereka.